Harga Emas Bakal Naik Atau Turun Lagi?

Harga emas yang menurun ke level US$ 1.287,6 per ounce sepanjang pekan lalu diprediksi masih akan melanjutkan pelemahannya

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 12 Mei 2014, 06:40 WIB
Emas (Istimewa)

Liputan6.com, New York - Harga emas yang menurun ke level US$ 1.287,6 per ounce sepanjang pekan lalu diprediksi masih akan melanjutkan pelemahannya. Lingkungan makroekonomi yang tidak stabil diprediksi dapat membuat harga emas terus tersungkur.

Mengutip hasil Kitco Gold Survey dari laman International Business Times, Senin (12/5/2014), sebanyak 11 dari 24 analis memprediksi harga emas akan jatuh pekan ini. Sementara enam analis lainnya menilai harga emas masih berpotensi naik.

Sisanya, sebanyak enam partisipan memperkirakan harga emas akan bergerak stagnan selama sepekan ke depan.

Pekan lalu, prediksi para analis yang menilai harga emas akan merosot terbukti tepat. Kontrak emas untuk pengiriman Juni tercatat menurun tipis 10 cents ke level US$ 1.287,6 di divisi Comex New York Merchantile Exchange.

"Pergerakan teknik pasar masih lemah dan dua kali penurunan merupakan awal yang memberatkan pergerakan pasar emas. Naik US$ 200 ke harga US$ 1.400 per ounce tentu bukan perjalanan yang mudah," ungkap Spesialis emas Citibank Institutional Client Group Sterling Smith.

Sementara itu, Commerzbank Corporates & Markets dalam laporannya pada para klien mengatakan, pertemuan Bank Sentral Eripa merupakan fokus yang dapat mempengaruhi pasar logam mulia tersebut.

Sebelumnya, meskipun nilai tukar euro dan dolar AS terus berfluktuasi, harga emas justru jatuh ke bawah level US$ 1.300 per ounce saat selama konferensi press yang digelar pimpinan ECB Draghi.

Sejauh ini, ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong naik harga emas. Namun begitu, pekan ini harganya cenderung akan bergerak turun setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menarik tentaranya dari perbatasan Ukraina. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya