Aktivitas Meningkat, Status Gunung Slamet Naik Jadi Siaga

Namun BNPB mengimbau warga tetap tenang dan tak terpancing isu-isu.

oleh Rochmanuddin diperbarui 30 Apr 2014, 12:55 WIB
Aktivitas Gunung Slamet (Antara/Idhad Zakaria)

Liputan6.com, Banyumas - Satu lagi gunung berapi di Tanah Air dinaikkan statusnya. Lantaran aktivitas vulkanik meningkat, maka status Gunung Slamet di Jawa Tengah, menjadi Waspada.

"Terhitung mulai Rabu 30 April 2014 pukul 10.00 WIB, PVMBG Badan Geologi menaikkan status Gunung Slamet dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Sutopo menjelaskan, sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terjadi 30 kali gempa letusan, 67 kali gempa embusan asap, asap putih tebal kecokelatan atau kelabu tebal setinggi 150-700 meter.

Serta, terdengar 26 kali suara dentuman dan terlihat luncuran lava pijar mencapai 1.500 meter dari kawah. Secara umum intensitas dan frekuensi letusan Gunung Slamet semakin meningkat.

"Tubuh Gunung Slamet terlihat penggelembungan dari pos pengamatan di Stasiun Cilik dan Buncis yang menunjukkan inflasi. Rekomendasi daerah yang harus dikosongkan dinaikkan menjadi radius 4 kilometer dari puncak kawah. Dilarang melakukan pendakian, berkemah atau melakukan wisata hingga berada di dalam radius 4 km," imbuhnya.

"Warga diimbau tetap tenang. Jangan terpancing isu-isu menyesatkan. Belum perlu ada pengungsian karena permukiman yang ada saat ini masih berada pada zona aman," jelas Sutopo.

Permukiman penduduk terdekat sekitar 10-12 km dari puncak Gunung Slamet, yaitu Desa Jurang Manggu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Aktivitas masyarakat dapat berlangsung normal.

Kepala BNPB Syamsul Maarif setelah menerima laporan dari Kepala PVMBG terkait peningkatan status Siaga Gunung Slamet telah memerintahkan jajaran BNPB segera melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD 5 kabupaten yang berada di sekitar Slamet, yaitu Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.

"Rencana kontinjensi agar segera disempurnakan, disosialisasikan dan dilatihkan kepada masyarakat. Semua potensi sumber daya di daerah agar didata dan dihitung semua kebutuhannya," tandas Syamsul. (Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya