Risiko Negara Maju Naik, Rupiah Menguat ke Level 11.357/US$

Kurs referensi JISDOR mencatat rupiah di pasar transaksi antar bank dalam negeri diperdagangkan di kisaran 11.357 per dolar AS

oleh Syahid Latif diperbarui 25 Mar 2014, 11:05 WIB
Beberapa petugas menata uang kertas rupiah di bagian Cash Centre BNI di Jakarta, Selasa (8/9). (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Meningkatnya risiko negara maju ditambah indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang meningkat membuat kurs rupiah kembali menguat.

Hampir semua mata uang di Asia tercatat menguat terhadap dolar AS hingga kemarin sore. Penguatan berlanjut pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Mengutip data kurs Valas Bloomberg, Selasa (25/3/2014), rupiah dibuka menguat 17,5 poin ke level 11.362,5. Pada penutupan sehari sebelumnya, rupiah bertengger di level 11.380 per dolar AS.

Meski dibuka menguat, pergerakan rupiah masih variatif. Rupiah hingga perdagangan jelang siang ini sempat menyentuh level terkuat 11.353 per dolar AS. Posisi rupiah hingga saat ini bertengger di level 11.365 per dolar AS.

Penguatan rupiah juga tercatat dalam data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dari Bank Indonesia. Rupiah di pasar transaksi antar bank dalam negeri diperdagangkan di kisaran 11.357 per dolar AS.

Dibandingkan data kemarin, rupiah hari ini menguat 27 poin dari sebelumnya di level 11.384 per dolar AS.

Riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan rupiah berpeluang kembali menguat pada perdagangan hari ini. Semenjak sore hingga malam tadi, data zona Eropa dan AS terus menunjukan perlambatan ekonomi.

Indeks dolar AS juga tertekan di saat euro menguat tajam dan pasar saham berguguran.

"Sentimen tersebut akan menjaga rupiah hari ini walaupun risiko perlambatan China akan mencegah perubahan drastis," ujar Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya