Pasang Internet 10 Gbps, Telkom Targetkan 20 Juta Home Pass

Untuk mempercepat proses pemasangan, Telkom telah menunjuk anak perusahaannya yaitu Telkom Akses untuk menggenjot pembangunan.

oleh Iskandar diperbarui 23 Mar 2014, 10:06 WIB
Kabel optik (gizmorati.com)

Liputan6.com, Jakarta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus meningkatkan akses broadband di semua wilayah Nusantara. Salah satu program yang tengah berjalan adalah pembangunan infrastruktur jaringan broadband untuk menyediakan akses internet broadband berkecepatan tinggi ke jutaan rumah di berbagai pelosok Indonesia.

Dalam hal ini Telkom menargetkan pemasangan 20 juta home pass atau jaringan kabel fiber optic yang harus selesai di tahun 2015. Untuk mempercepat proses pemasangan, Telkom telah menunjuk anak perusahaannya yaitu Telkom Akses untuk menggenjot pembangunan.

"Saat ini Telkom Akses telah merampungkan sekitar 8 juta home pass. Sisanya yaitu 12 juta home pass akan kami kejar dan kami targetkan selesai di penghujung tahun 2015," kata Muhammad Awaluddin selaku Direktur Enterprise & Business Services Telkom yang kami temui di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Awaluddin menyebut bahwa proyek ini sebenarnya adalah proses peremajaan untuk mengganti kabel tembaga dengan serat optik guna memperluas infrastruktur broadband ke jutaan pelanggan sebagai bagian dari TITO (Trade In Trade Off) Access Modernization Project.

Pembangunan infrastruktur Gigabit Passive Optical Network (GPON) ini bertujuan menyebarkan kabel serat optik yang bisa dinikmati konsumen rumah tangga untuk mengakses internet kecepatan tinggi.

Dalam hal ini Telkom Akses telah menjalin kerjasama dengan Fiberhome Technologies Indonesia, PT Abhimata Citra Abadi dan Alcatel-Lucent untuk pengadaan dan pemasangan 10 Gigabit Capable Passive Optical Network (XGPON).

Jika sambungan home pass ini selesai, masyarakat diharapkan dapat menikmati akses internet broadband berkecepatan tinggi hingga 10 Gbps untuk downstream dan 2,5 Gbps untuk upstream - meningkat dua kali lipat dari teknologi yang diadopsi sebelumnya.

Ketika ditanya soal nilai investasi dari proyek ini, Awaluddin belum mau mengungkapkannya. "Soal investasi saya belum memiliki datanya. Pasalnya proyek ini masuk ke dalam program nasional," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya