Menlu Kerry: Konflik di Ukraina Bukan AS Vs Rusia

Menlu AS John F Kerry angkat bicara soal konflik internal antara pemerintah dan oposisi di Ukraina.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 26 Feb 2014, 15:23 WIB

Liputan6.com, Washington DC Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John F Kerry angkat bicara soal konflik internal antara pemerintah dan oposisi di Ukraina.

Pemerintah Ukraina yang disebut-sebut dipimpin Presiden terguling Viktor Yanukovych didukung Rusia. Sementara pihak oposisi dikabarkan dibantu Amerika Serikat.

Atas hal tersebut, Kerry menegaskan kabar itu tidak benar. Kata dia, tak ada konflik antara Barat dengan Timur. Ukraina juga tak terlibat jika sengketa Amerika Serikat dan Rusia terjadi.

"Krisis di Ukraina bukan suatu hal yang tanpa hasil. Ini bukan AS versus Rusia. Kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan semua ini," kata Kerry saat bertemu Menlu Inggris William Hague, seperti dimuat BBC, Rabu (26/2/2014).

"Kami (AS dan Inggris) berkomitmen untuk berusaha keras demi warga Ukraina yang ingin sekali menerapkan demokrasi di negaranya," imbuh dia.

Menlu Rusia Sergei Lavrov memperingatkan negara lain untuk tidak mengambil keputusan yang mementingkan kepentingan pribadi. Menurut dia, Rusia akan tetap menjalankan politik tanpa intervensi. "Politik tanpa intervensi akan tetap kita lanjutkan," ujarnya.

Pasca-penggulingan Yanukovych dari kursi presiden, ketegangan Ukraina masih belum mereda. Presiden sementara Ukraina Olexander Turchynov mengekspresikan kekhawatirannya atas munculnya kelompok separatis saat ini.

Namun Turchynov belum bisa memastikan apakah gerakan separatis itu dikerahkan oleh mantan Presiden Yanukovych atau tidak. Yanukovych dikabarkan menghilang sejak dilengerkan.

Dia disebut-sebut meninggalkan Kota Kiev dan bersembunyi di Kota Donetsk. Juru bicara kepresidenan mengaku tidak mengetahui keberadaan Yanukovych saat ini.

Ukraina dililit krisis politik sejak Yanukovych menolak perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan memilih hubungan yang lebih erat dengan pemerintah Rusia.

Aksi protes diwarnai bentrok dengan aparat keamanan pun bergulir hingga menewaskan 77 orang. 22 Demonstran di antaranya tewas ditembak sniper. (Shinta Sinaga)

Baca juga:

Polisi Anti Huru-hara Ukraina Berlutut di Hadapan Demonstran

Usai Dipecat Parlemen, Eks Presiden Ukraina Bakal Ditangkap

Pecat Presiden, Parlemen Ukraina Tunjuk Pemimpin Baru

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya