Liputan6.com, Ambon: Ratusan pengungsi korban konflik Ambon, Senin (20/8), menyerbu Kantor Gubernur Maluku. Mereka mempertanyakan penggunaan dana pemulihan pascakonflik. Menurut massa, dari Rp 4,4 triliun yang dikucurkan, baru Rp 2,1 triliun yang digunakan. Sisanya tidak jelas keberadaannya.
Aksi saling dorong antara massa dan polisi sempat mewarnai unjuk rasa saat mereka ingin bertemu Gubernur Maluku. Sayangnya, keinginan itu tidak terwujud. Namun, mereka tetap memaksa Pemerintah Provinsi Maluku transparan dalam penggunaan dana tersebut. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah setempat mengenai hal ini.
Sejak 1999 hingga kini, korban konflik Ambon masih mendiami tempat pengungsian. Antara lain, lokasi pengungsian di Kecamatan Baguala dan Sirimau.(REN/Tim Liputan 6 SCTV)
Aksi saling dorong antara massa dan polisi sempat mewarnai unjuk rasa saat mereka ingin bertemu Gubernur Maluku. Sayangnya, keinginan itu tidak terwujud. Namun, mereka tetap memaksa Pemerintah Provinsi Maluku transparan dalam penggunaan dana tersebut. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah setempat mengenai hal ini.
Sejak 1999 hingga kini, korban konflik Ambon masih mendiami tempat pengungsian. Antara lain, lokasi pengungsian di Kecamatan Baguala dan Sirimau.(REN/Tim Liputan 6 SCTV)