Kancing Tempurung Kelapa Bernilai Seni Tinggi

Selain unik dan murah, kancing baju dari tempurung kelapa lebih awet dibanding kancing plastik buatan pabrik besar. Muarifin mengaku, bisa mengantongi tidak kurang dari Rp 20 juta per bulan.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Sep 2005, 08:43 WIB
Liputan6.com, Yogyakarta: Tempurung kelapa biasanya hanya dibuang sebagai limbah. Akan tetapi di tangan perajin asal Desa Nitikan, Umbulharjo, Yogyakarta, tempurung kelapa bisa disulap menjadi kancing baju yang bernilai seni tinggi. Yang paling menggembirakan, kancing baju buatan mereka laku keras di pasaran. Selain unik dan murah, kancing buatan warga Nitikan juga awet dibanding kancing baju plastik produksi pabrik.

Warga Nitikan biasanya membeli tempurung kelapa yang sudah tak terpakai Rp 500 per butir. Muarifin, salah seorang perajin tempurung kelapa, saat ditemui SCTV belum lama ini mengatakan, satu tempurung biasanya bisa menghasilkan delapan sampai 10 kancing baju ukuran besar dan 15 hingga 20 biji untuk ukuran kecil.

Menurut Muarifin, proses pembuatan kancing tempurung tak begitu sulit. Alat yang dibutuhkan juga sederhana. Dibantu tiga tenaga kerja, Muarifin mengaku, bisa menghabiskan tak kurang dari lima hingga tujuh karung tempurung setiap hari.

Mulanya tempurung dicetak dalam bentuk bulatan kecil. Setelah itu serat-serat kelapa yang ada di tempurung dibersihkan. Kemudian tempurung digosok agar lebih halus dan tinggal diberi lubang untuk memasukkan benang-benang dan siap dipasarkan. Satu kancing biasanya dijual antara Rp 300 sampai Rp 500.

Muarifin mengaku, dalam sebulan bisa mengantongi tak kurang dari Rp 20 juta dari hasil penjualan kancing baju kreasinya. Menurut dia, selama ini, konsumen terbanyak adalah para perajin batik atau baju tenun dari Yogyakarta, Solo dan Pekalongan.(ICH/Wiwiek Susilo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya