Sukses

Scarlett Johansson Ambil Langkah Hukum Usai Wajah dan Suaranya Dipakai Iklan Aplikasi AI Tanpa Izin

Aktris pemeran Black Widow, Scarlett Johansson mengambil langkah hukum lantaran wajahnya dipakai dan suaranya diubah di sebuah iklan aplikasi AI.

Liputan6.com, Jakarta - Aktris Scarlett Johansson ambil langkah hukum terhadap pengembang aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang telah memakai nama dan wajahnya untuk iklan di internet.

Tindakan hukum itu diajukan terhadap aplikasi editor gambar AI bernama Lisa AI: 90s Yearbook & Avatar, yang dalam iklannya menampilkan suara Scarlett Johansson, yang dibuat dengan AI.

Variety melaporkan, iklan aplikasi tersebut berdurasi 22 detik dan memperlihatkan Johansson yang berada di balik layar syuting film Black Widow. Namun, dalam iklan ini, dialognya berlanjut jadi mempromosikan aplikasi tersebut.

"Ini tidak terbatas pada avatar saja. Kamu juga bisa membuat gambar dengan teks dan bahkan video AI-mu. Saya pikir kamu tak boleh melewatkannya," kata iklan itu, menggunakan suara Johansson.

Dikutip dari The Verge, Jumat (3/11/2023), pembuat aplikasi, Convert Software, memang sudah menuliskan disclaimer bahwa gambar tersebut dibuat dengan AI di bagian bawah iklan.

"Gambar diproduksi oleh Lisa AI. Itu tidak ada hubungannya dengan orang ini," tulis mereka.

Perwakilan Johansson pun menegaskan bahwa aktris film Her ini tidak pernah menjadi juru bicara aplikasi tersebut, sementara pengacara mereka Kevin York sedang menanganinya dalam kapasitas hukum.

"Kami tidak menganggap enteng hal-hal ini. Berdasarkan tindakan yang biasa kami lakukan dalam situasi ini, kami akan menanganinya dengan semua upaya hukum yang kami miliki,” kata Yorn kepada Variety.

Belum ada pernyataan dari pembuat aplikasi AI tersebut tentang langkah hukum dari Johansson.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

MrBeast Wanti-Wanti Penipuan dengan Deepfake Dirinya

Sebelumnya, YouTuber Jimmy Donaldson alias MrBeast juga pernah mengungkapkan kekhawatirannya terkait scam atau penipuan dengan deepfake dan AI, yang menggunakan wajahnya.

Hal ini diketahui setelah sebuah iklan muncul di TikTok, di mana di situ ditampilkan MrBeast yang menawarkan iPhone 15 Pro ke 10.000 penonton, hanya dengan harga USD 2 (sekitar Rp 31.300).

Sekadar informasi, untuk harga iPhone 15 Pro di Amerika Serikat saat peluncurannya adalah USD 999 atau sekitar Rp 15,3 juta, untuk model 128 GB.

Yang jadi masalah, seringkali MrBeast memang kerap menggelar aksi bagi-bagi barang mahal atau uang, buat penonton atau followers-nya.

Melalui akun X-nya, YouTuber dengan sekitar 188 juta subscribers di YouTube itu pun menyatakan, video yang menawarkan penjualan iPhone 15 Pro dengan harga murah di TikTok tersebut bukan dirinya.

"Banyak orang yang menerima iklan penipuan deepfake saya ini… apakah platform media sosial siap menangani maraknya deepfake AI? Ini adalah masalah yang serius," kata MrBeast, dikutip Kamis (5/10/2023).

 

3 dari 4 halaman

Deepfake dengan Wajah Tom Hanks

Kepada TechCrunch, TikTok menyatakan mereka sudah menghapus iklan deepfake MrBeast tersebut, dalam waktu beberapa jam setelah diunggah, karena melanggar kebijakan periklanan mereka.

TikTok mengatakan tidak sepenuhnya melarang pengiklan memakai media sintetis atau yang dimanipulasi, tapi platform mewajibkan mereka untuk menjelaskan bahwa teknologi semacam ini dipakai di dalamnya.

Rupanya, bukan cuma YouTuber MrBeast yang baru-baru ini memprotes wajahnya yang dipakai ke dalam bentuk muka AI.

Aktor Tom Hanks, melalui akun Instagram-nya, juga memperingatkan ada iklan perawatan gigi yang memanfaatkan wajahnya tanpa izin dirinya.

"AWAS!!" tulis Tom Hanks di Instagram. "Ada video di luar sana yang mempromosikan beberapa rencana perawatan gigi dengan versi AI saya. Saya tidak ada kaitannya dengan itu."

4 dari 4 halaman

Harga 1 Menit Video Deepfake di Darknet

Para ahli di Kaspersky juga sempat mengungkapkan bahwa mereka telah mempelajari forum darknet untuk mendapatkan wawasan tentang cara kerja industri darknet deepfake.

Penelitian mengungkapkan ada permintaan yang signifikan untuk deepfake, melebihi pasokan yang tersedia. Orang di kalangan tertentu secara aktif mencari individu yang dapat membuat video palsu untuk mereka.

Biaya pembuatan atau pembelian deepfake bervariasi, bergantung pada kerumitan proyek dan kualitas produk akhir.

Dalam beberapa kasus, individu bahkan dapat meminta deepfake untuk target tertentu seperti selebritas atau tokoh politik. Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari USD 300 (sekitar Rp 4,4 juta) hingga USD 20.000 (sekitar Rp 297 juta).

Sejumlah besar postingan yang dianalisis merujuk pada penipuan aset kripto. Beberapa penyedia menawarkan deepfake berkualitas tinggi untuk tujuan penipuan aset kripto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.