Sukses

X alias Twitter Bakal Kehadiran Fitur Video Call

CEO Twitter mengungkapkan bahwa X bakal kehadiran fitur video call, tanpa pengguna harus bertukar nomor telepon.

Liputan6.com, Jakarta - X, yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Twitter, bakal kehadiran fitur baru berupa panggilan video atau video call.

Sang CEO Linda Yaccarino, baru-baru ini mengungkapkannya dalam sebuah wawancara. Kedatangan fitur video call ini juga menjadi bagian dari transformasi X menjadi "aplikasi segalanya."

"Anda akan segera dapat melakukan panggilan obrolan video tanpa harus memberikan nomor telepon Anda kepada siapa pun di platform ini,” kata Yaccarino kepada Sara Eisen dari CNBC.

Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (12/8/2023), fitur video call X ini pun akan dimasukkan setelah beberapa fitur lain yang direncanakan oleh X, salah satunya adalah video berdurasi panjang dan langganan untuk kreator.

Elon Musk juga baru-baru ini memamerkan fitur baru X, yaitu melakukan siaran langsung atau live streaming.

Dalam uji coba live streaming melalui akunnya @elonmusk, pemilik X itu menunjukkan dirinya mengangkat barbel seberat 45 pon (sekitar 20 kilogram) di ruang rapat kantor Twitter.

"Kelihatannya fitur video kami bekerja dengan lebih baik," kata Elon Musk menutup uji coba siaran langsung itu, seperti dikutip dari akun X-nya.

Tak cuma untuk komunikasi, Twitter X diketahui baru saja mengambil alih handle @music dari salah seorang warganet Twitter, yang sudah lama memakainya. Ini mengindikasikan mereka juga mungkin akan terjun ke industri musik.

Dalam wawancaranya dengan CNBC, Yaccarino pun mendukung ide Elon Musk soal konsep "aplikasi segalanya." Dia mengaku bergabung dengan perusahaan, dengan pemahaman bahwa transformasi adalah tujuannya.

"Ketika Elon mengumumkan saya bergabung dengan perusahaan… dia sangat spesifik dan sangat jelas bahwa saya bergabung dengannya untuk membantunya mentransisikan Twitter ke X, aplikasi segalanya," kata Yaccarino.

CEO Twitter itu juga kembali menegaskan, dia akan bekerja menjalankan perusahaan termasuk kemitraan, hukum, penjualan, dan keuangan, sementara Elon Musk akan fokus pada desain produk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Ingin Ubah X Jadi Aplikasi Segalanya

Adapun, Elon Musk pernah mengungkapkan dirinya terinspirasi untuk membuat X menjadi "aplikasi segalanya", dari aplikasi WeChat di Tiongkok.

Di Negeri Tirai Bambu, WeChat adalah satu-satunya platform untuk berkomunikasi secara langsung, setidaknya dengan cara yang biasa dilakukan melalui WhatsApp atau aplikasi serupa.

Namun, WeChat bukan cuma sekadar aplikasi perpesanan atau media sosial. Melalui platform ini, pengguna dapat menerima dan mengirim uang, serta membayar tagihan, baik untuk utilitas maupun belanja.

Pengguna juga bisa menggunakannya untuk melakukan pembayaran di kafe dan restoran, serta membeli tiket transportasi umum: bus, kereta api, kereta bawah tanah, atau bahkan pesawat terbang.

Dilansir Gizchina, Rabu (2/8/2023), pengguna WeChat bahkan dapat berlangganan ke layanan lain melalui platform secara langsung.

3 dari 4 halaman

Elon Musk Terinspirasi WeChat di Tiongkok

Elon Musk telah lama mengungkapkan ketertarikannya pada fenomena WeChat dan telah mencari cara untuk mendorong sesuatu yang serupa di negara Barat.

"Tidak ada yang setara dengan WeChat di luar Tiongkok," ujarnya pada Juni tahun lalu dalam pertemuan dengan karyawan.

"Pada dasarnya Anda hidup di WeChat di Tiongkok. Jika kita bisa membuat ulang yang seperti itu dengan Twitter, kita akan sukses besar," kata Elon Musk, dikutip dari The Verge.

Tencent di Barat belum mencoba memperluas platform WeChat ke tingkat yang memiliki fungsi serupa di China. Alasan sederhananya adalah khusus untuk pasar China dan disesuaikan dengan aksara China.

Memperluas ke Barat akan menantang dalam banyak hal. Ada tantangan keuangan karena sejumlah besar uang yang harus diinvestasikan tanpa jaminan pembayaran.

4 dari 4 halaman

Ingin Bikin Twitter Seperti WeChat

Tencent mungkin juga akan menghadapi sanksi, seperti yang terjadi pada banyak perusahaan China lainnya di AS dan Uni Eropa.

Setelah penelitian panjang, Elon Musk rupanya ingin menerapkan potensi seperti itu di Twitter. Media sosial microblogging tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk visinya tentang 'The Everything App'.

Dengan basis pengguna sekitar setengah miliar, Twitter kemungkinan besar bisa memulai transformasi yang telah direncanakan Musk. Apakah itu akan berhasil tergantung pada banyak faktor.

Terlepas dari masalah yang dihadapi Twitter, perlu dicatat hambatan pertama untuk membuat klon WeChat di Barat adalah pekerjaan yang berat. Terutama karena perbedaan budaya yang memengaruhi kebiasaan pengguna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.