Sukses

Industri Logistik Percepat Adopsi Teknologi dengan Digitalisasi dan AI

Adopsi teknologi logistik terbilang lambat. Akibatnya, berbagai tantangan masih menghadang terutama dalam hal transparansi, efisiensi, distribusi barang yang lebih luas, pengurangan biaya, dan peningkatan pengalaman pelanggan.

Liputan6.com, Jakarta - Secara geografis, Indonesia yang merupakan negara maritim dan kepulauan telah lama mengandalkan industri freight forwarding sebagai tulang punggung ekonomi.

Dalam perjalananya, industri logistik ini telah lama memfasilitasi pengiriman barang di seluruh kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pedagang, pengusaha, dan bisnis.

Namun, seperti banyak industri tradisional lainnya, adopsi teknologi freight forwarding terbilang lambat. Akibatnya, berbagai tantangan masih menghadang terutama dalam hal transparansi, efisiensi, distribusi barang yang lebih luas, pengurangan biaya, dan peningkatan pengalaman pelanggan.

Deliveree sebagai startup teknologi logistik di Indonesia ingin mengubah paradigma tersebut. Berkolaborasi dengan Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), salah satu perusahaan pengiriman tertua di Indonesia, mereka meluncurkan layanan pengiriman barang secara digital.

Deliveree dan SPIL memiliki visi yang sejalan untuk merevolusi industri logistik di Indonesia. Keduanya bermitra memperkenalkan perusahaan freight forwarder pertama di Indonesia yang menawarkan pengalaman pengiriman peti kemas berbasis aplikasi yang komprehensif untuk pasar domestik.

Platform Deliveree tampil dalam bentuk aplikasi dan API yang terintegrasi. Penggunaan teknologi terbaru, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan pendekatan yang berorientasi pada pelanggan memungkinkan perusahaan maupun individu untuk memesan, mengelola, melacak, berkomunikasi, mendokumentasikan, dan menyelesaikan pengiriman peti kemas secara seamless.

"Kami menggabungkan platform trucking inovatif Deliveree dengan infrastruktur pengiriman kelas dunia milik SPIL untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan ke seluruh Indonesia," kata Country Manager Deliveree Indonesia, Apoorvaa Agarwal, melalui keterangannya, Rabu (9/8/2023).

Untuk pertama kalinya, pelanggan dapat bekerja sama dengan perusahaan pengiriman barang digital sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

"Antarmuka aplikasi kami mudah digunakan, membuat pemesanan Less Than Container Load (LCL) menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan dalam waktu singkat," ucapnya menambahkan.

Lini bisnis pengiriman barang pertama Deliveree adalah layanan LCL, yang mencakup 22 rute pengiriman dari Jakarta dan Surabaya ke seluruh pelabuhan utama di Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengiriman Transformatif

Pengalaman dan jaringan pengiriman SPIL yang luas ditunjang platform teknologi Deliveree memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman pengiriman transformatif yang lebih cepat, efisien, transparan, dan hemat biaya.

"Melalui kemitraan strategis dengan Deliveree, kami menyediakan operasional rantai pasok yang kuat dan yang pertama dari jenisnya dengan menyelaraskan keahlian Deliveree di darat dengan keahlian logistik dan laut yang menyeluruh dari SPIL," klaim Eksekutif SPIL, Widarta Liunanda.

Hal ini memungkinkan platform teknologi Deliveree untuk menawarkan pengalaman LCL door-to-door (serta port-to-door) yang mulus kepada pelanggan luat Pulau Jawa serta didukung secara strategis oleh jaringan depo peti kemas dan kapal SPIL yang melayani semua pelabuhan utama di Indonesia.

Deliveree dan SPIL berharap dengan digitalisasi pengiriman barang di industri transportasi laut dan peti kemas di Indonesia bisa kontribusi terhadap tujuan dari inisiatif pemerintah Indonesia terkait ekosistem logistik nasional.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Indonesia Kirim Balik Sampah Impor (Liputan6.com/Triyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini