Sukses

VMware, AMD, Samsung, dan Komunitas RISC-V Mendorong Adopsi Komputasi Rahasia di Berbagai Infrastruktur

VMware, AMD, Samsung, dan Komunitas RISC-V mengumumkan kerjasama dalam proyek Certifier Framework for Confidential Computing yang bersifat open source. Proyek ini bertujuan untuk memudahkan pengembangan dan pengoperasian aplikasi komputasi rahasia di berbagai infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta - Komputasi rahasia (confidential computing) adalah teknologi yang dapat melindungi data dan program dari ancaman keamanan, hingga di lingkungan cloud atau edge yang tidak sepenuhnya terpercaya.

Namun, untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi komputasi rahasia, developer membutuhkan API yang mudah digunakan dan tidak terikat pada platform tertentu.

Itulah sebabnya VMware, bersama dengan AMD, Samsung, dan para anggota komunitas RISC-V Keystone, mengumumkan kerjasama mereka dalam proyek Certifier Framework for Confidential Computing yang bersifat open source.

Adapun proyek ini bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja standar untuk menciptakan dan mengoperasikan aplikasi komputasi rahasia di berbagai infrastruktur, termasuk multi-cloud, cloud berdaulat (sovereign clouds), dan telco edge.

Pengumuman ini dibuat dalam rangka Confidential Computing Summit 2023, sebuah ajang di mana para pemimpin industri dan komunitas membahas perkembangan dan tantangan dalam bidang komputasi rahasia.

Confidential computing memiliki potensi untuk mengamankan beban kerja dimanapun mereka bekerja, termasuk di lingkungan multi-cloud dan edge,” ujar Kit Colbert, CTO, VMware, sebagaimana dikutip dari keterangannya, Minggu (9/7/2023).

Dia menambahkan, “Tantangannya adalah membantu pelanggan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan standar ini dengan mudah."

Colbert meyakini, upaya kolektif dari ekosistem Certifier Framework terus berkembang dan akan membantu memberikan manfaat-manfaat tersebut kepada ISV, pelanggan perusahaan, dan penyedia Sovereign Cloud.

"Hal ini juga memungkinkan mereka untuk menggunakan teknologi yang sedang berkembang dengan lebih mudah dan efektif,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

VMware, AMD, Samsung, dan Komunitas RISC-V Keystone

<p>Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik</p>

Dengan Certifier Framework, developer dapat memanfaatkan komputasi rahasia untuk meningkatkan keamanan dan privasi aplikasi mereka, termasuk aplikasi pembelajaran mesin dan ekonomi data yang melibatkan data dan model sensitif dari berbagai sumber.

Certifier Framework juga mendukung prosesor berbasis pada arsitektur x86, Arm, dan RISC-V, sehingga memberikan fleksibilitas dan pilihan bagi developer.

VMware, AMD, Samsung, dan Komunitas RISC-V Keystone mengundang para developer, ISV, penyedia cloud, dan pihak-pihak lain yang tertarik untuk bergabung dan berkontribusi dalam proyek Certifier Framework for Confidential Computing.

"Berkolaborasi dengan mitra industri, seperti VMware, sangat penting untuk mempercepat adopsi komputasi rahasia dan mengamankan beban kerja di cloud," ujar Raghu Nambiar, corporate vice president, Data Center Ecosystems and Solutions, AMD.

Sementara itu, Yong Ho Hwang, Wakil Presiden dan Kepala Tim Keamanan & Privasi di Samsung Electronics mengatakan, "Samsung berkomitmen untuk memperluas komputasi rahasia ke titik akhir melalui antarmuka Islet ke arsitektur Arm CCA."

Baik VMware, Samsung, AMD, dan komunitas RISC-V berharap komputasi rahasia dapat menjadi lebih mudah diakses dan diadopsi oleh seluruh industri.

3 dari 4 halaman

Kedaulatan Cloud Jadi Kunci Keamanan Bisnis di Masa Depan

<p>Ilustrasi VMWare. (Doc: VMWare)</p>

Di sisi lain, demi pertemubuhan dan transformasi bisni yang besar, VMware telah menggandeng 19 mitra di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) selama setahun terakhir.

Adapun mitra-mitra tersebut termasuk perusahaan penting di beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, dan mereka bekerja sama dengan VMware untuk menyediakan layanan cloud sovereignty ke pelanggan mereka.

Dalam mengembangkan bisnis ke berbagai negara, perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan strategi cloud mereka dan cara mengakses serta mengendalikan data mereka, terutama bagi perusahaan berada dalam industri diatur pemerintah.

Menurut survei IDC dalam White Paper yang berjudul "Deploying the Right Data to the Right Cloud in Regulated Industries" pada Juni 2021, 63 persen responden menyatakan kontrol yurisdiksi dan otoritas penuh atas data sangat penting dalam solusi cloud mereka.

Hal ini menunjukkan, bisnis sekarang semakin membutuhkan infrastruktur cloud memberikan transparansi, visibilitas data, dan kontrol residensi data yang ketat.

"Kedaulatan cloud bukan hanya menjadi keinginan, melainkan suatu keharusan yang lahir dari konvergensi berbagai faktor," kata Paul Simos, Wakil Presiden dan Managing Director VMware untuk Asia Tenggara dan Korea dalam keterangan resminya, Sabtu (20/5/2023).

4 dari 4 halaman

Infrastruktur Cloud Wajib Aman dan Tangguh

Ilustrasi Cloud

"Faktor seperti pertumbuhan inovasi teknologi yang cepat, volume data yang terus meningkat, sensitivitas data, dan perlunya menjaga integritas data menjadi pemicu kedaulatan cloud."

Dengan membangun infrastruktur cloud yang aman dan tangguh, bisnis dapat membuka peluang untuk meningkatkan skala melalui multi-cloud, mengembangkan ekosistem data yang kolaboratif, dan membuka aplikasi penting berbasis data dengan risiko yang lebih rendah.

Sebagai penyedia layanan VMware Sovereign Cloud, Paul meyakini perusahaan sudah berada dalam posisi tepat untuk mengatasi tantangan dan wilayah belum terjamah, serta membantu pelanggan mencapai transformasi besar dalam skala yang sesuai dengan kapasitasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.