Sukses

Google Hentikan Pengembangan Proyek Kacamata Augmented Reality Iris

Google telah memutuskan untuk menghentikan proyek kacamata augmented reality (AR) yang telah dikembangkan dan secara internal dikenal dengan proyek Iris.

Liputan6.com, Jakarta - Google telah memutuskan untuk menghentikan proyek kacamata augmented reality (AR) yang secara internal dikenal dengan proyek Iris. Pilihan ini diambil perusahaan untuk fokus pada pengembangan perangkat lunak AR. 

Dikutip dari The Verge, Senin (3/7/2023), pemberhentian ini juga akan berdampak pada fitur transkripsi dan navigasi di kacamata yang disebut akan diuji coba secara publik. 

Meski telah dikerjakan selama bertahun-tahun, penghentian ini hadir menyusul gelombang pemutusan kerja (PHK) dan perombakan perusahaan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Alasan lain mungkin memengaruhi keputusan tersebut adalah kepergian Clay Bavor, selaku mantan Kepala Augmented Reality dan Virtual Reality Google. Hengkangnya Clay disebut karena ia ingin membentuk sebuah startup dengan co-CEO Salesforce, Bret Taylor. 

Dilansir Engadget, hal ini menjadikan Google terus mengubah strateginya untuk kacamata Iris, yang menimbulkan kebingungan dan frustasi bagi anggota tim proyek ini.

Sebelumnya, perangkat ini dilaporkan dapat meluncur pada tahun 2024 dengan versi awal menyerupai produk Focals dari perusahaan asal Kanada, North, yang telah diakuisisi Google.

Google juga sempat merilis video demonstrasi dari versi terbarunya yang menunjukkan fitur terjemahan AR secara real-time. Sayangnya, kacamata Iris tidak akan lagi dikembangkan, setelah empat bulan ditinggal oleh kepala proyek. 

Meskipun gagal membuat perangkat keras AR, Business Insider menyatakan Google masih berambisi dalam mengembangkan augmented reality yang lebih besar. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Google Fokus Kembangkan Software AR

Kini, Google disebut sedang membangun sebuah platform perangkat lunak AR. Rencananya, platform ini akan mengadopsi model bisnis dengan software AR yang dapat dilisensikan kepada produsen lain.

Sistem tersebut mirip dengan cara Google menyediakan Android untuk ekosistem ponsel yang luas. 

Selain mengembangkan Android XR untuk perangkat wearable “extended reality” milik Samsung, raksasa teknologi ini juga dikabarkan sedang mengerjakan platform baru yang disebut “micro XR”. 

3 dari 4 halaman

Kerja Sama dengan Samsung dan Qualcomm

Di sisi lain, Insider melaporkan bahwa headset dengan bentuk seperti kacamata ski kemungkinan masih bisa dikembangkan, karena Google tidak lagi membuat dan merakitnya sendiri.

Pada Februari lalu, Google, Samsung, dan Qualcomm telah membuat pengumuman yang secara samar mengungkap bagaimana ketiga perusahaan ini bermitra dalam proses pengembangan sebuah platform mixed reality baru. 

Namun, tidak ada kabar apapun sejak saat itu. Sumber Insider juga mengatakan, sebenarnya kacamata Google merupakan fondasi dari headset Samsung yang akan datang. 

 

4 dari 4 halaman

Qualcomm Sudah Punya Chipset Khusus Kacamata AR

Beberapa bulan lalu, Qualcomm memperkenalkan chipset khusus untuk kacamata AR. Adapun chipset AR pertama buatan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut adalah Snapdragon AR2 Gen 1, sebagaimana yang diumumkan, Rabu (16/11/2022).

Berbeda dari chipset AR yang ada dipasaran saat ini, Snapdragon AR2 Gen 1 memiliki bentuk lebih kecil. Karena memiliki bentuk lebih kecil, kacamata AR yang ditenagai oleh chipset baru Qualcomm pun dapat dibuat lebih ramping dan ringan.

Dengan bentuk lebih ramping, perusahaan merevolusi bagaimana desain kacamata AR di masa mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.