Sukses

YouTube Hadirkan Personal Stories untuk Basmi Disinformasi dan Hoaks Seputar Kesehatan

YouTube menghadirkan Personal Stories guna membantu membasmi disinformasi dan hoaks kesehatan yang beredar di platform video tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - YouTube bisa dibilang bukan platform terbaik untuk mencari informasi tentang kesehatan. Pasalnya, banyak sekali video dengan informasi kesehatan yang keliru. Algoritma YouTube pun bisa mendukung penyebaran video-video tersebut.

Untuk mengubah hal tersebut dan memberikan informasi lebih andal ke pengguna, YouTube pun memiliki tim yang membangun hubungan dengan kelompok medis. Tujuannya, menambah video dengan informasi kesehatan yang lebih bisa dipercaya ke platform.

Tim tersebut dipimpin oleh ahli jantung sekaligus mantan Wakil Asisten Menteri Kesehatan AS Garth Graham. Graham menjadi direktur sekaligus kepala kemitraan kesehatan dan kesehatan masyarakat global YouTube.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, bulan lalu tim kesehatan YouTube meluncurkan galeri Personal Stories yang menampilkan video relevan tentang orang-orang yang berbicara mengenai pengalaman mereka sendiri tentang kondisi kesehatan. Mereka menampilkan cerita tentang kanker, kecemasan, hingga depresi di awal kehadirannya.

Mengutip The Verge, Senin (10/10/2022), fitur ini terinspirasi oleh karyawan YouTube Maya Amoils yang meninggal karena kanker ovarium tahun lalu. Setelah diagnosisnya, dia mencari koneksi dengan orang lain dengan pengalaman serupa.

"Hal tersebut menginspirasi pekerjaan kami, di mana kami berupaya berpikir tentang bagaimana seseorang belajar dari pengalaman serupa dari orang lain," kata Graham.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pastikan ada Informasi yang Cukup

Graham memandang, upaya membasmi disinformasi bisa dilakukan dengan menghapus atau mengurangi yang dilihat oleh pengguna. Untuk memberikan jawaban kepada pengguna, timnya harus memastikan cukupnya informasi yang dibutuhkan.

"Orang memiliki pertanyaan dan mereka ingin jawaban. Mereka tidak bisa menanyakan otoritas kesehatan dan selalu bertanya, jadi kami berpikir, untuk menghadirkan informasi tersebut," kata Graham.

Ia menyebut, ada dua strategi yang dilakukan, yakni menghubungkan orang-orang dengan informasi yang relevan dengan pencariannya. Selain itu, orang juga ingin mendengar cerita dari orang lain.

"Kami memiliki tim dokter dan pertama, kami mulai memastikan bahwa informasi tersebut tidak berada di luar ranah informasi kesehatan yang berbasis bukti. Dasar kami adalah ingin memastikan bahwa semua informasi divalidasi secara klinis sekaligus menyaring informasi yang salah," katanya, saat ditanya apakah informasi yang disajikan bakal cocok untuk semua orang.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Informasi Kesehatan yang Valid

"Orang-orang suka menceritakan kisah mereka dan ada orang yang suka mendengarkan cerita. Sebagai dokter, kami cenderung melakukan percakapan serupa dengan pasien, mengenai diagnosis," kata Graham.

Graham menyebut, disinformasi bisa membawa pasien mengambil langkah yang salah. Saat pasien tidak mendapatkan informasi apa pun juga bisa berbahaya.

"Dari sisi kesehatan, membasmi misinformasi tidak hanya menghapusnya karena orang-orang akan tetap punya pertanyaan. Jadi caranya dengan memberikan informasi kesehatan relevan dan menjangkau pihak yang membutuhkan," katanya.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.