Sukses

Petugas Bea Cukai Temukan AirPods Palsu Senilai Puluhan Juta Rupiah

AirPods palsu dengan nilai sekitar Rp 57 juta disita oleh petugas bea cukai.

Liputan6.com, Jakarta - Perangkat besutan Apple kerap dijadikan patokan bagi brand lain dalam meluncurkan sebuah produk. Bukan itu saja, produk berlogo apel tergigit ini juga selalu menjadi idaman para pecinta gadget.

Maka tak heran, ada beberapa pabrikan yang nekat memalsukan produk Apple demi meraup keuntungan dari pelanggan yang tak terlalu mengerti soal gadget. 

Untuk membendung peredaran produk Apple palsu, otoritas Amerika Serikat (AS) melakukan penyisiran yang lebih ketat.

Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan AS baru-baru ini melaporkan telah menyita AirPods palsu dengan nilai US$ 4.000 atau sekitar Rp 57 juta.

Menurut agen tersebut, mereka menemukan AirPods palsu ketika kemasannya terdaftar sebagai 'Baterai Lithium Ion'. Mereka kemudian membukanya untuk diperiksa guna memastikan paket itu sesuai atau tidak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Barang Dihancurkan

Namun setelah dicek, mereka menemukan bahwa kemasan dan tanda pada kotak kemasan tidak konsisten dengan 'kualitas produk yang sah'.

Usai mengkonfirmasi kecurigaan mereka, barang palsu itu akhirnya dihancurkan. Menurut Shane Campbell, Area Port Director, Chicago, barang palsu seperti ini bisa merusak ekonomi.

 

3 dari 3 halaman

Merusak Ekonomi

"Ketika penjahat menjual barang-barang palsu, itu akan mengancam bisnis yang legal. Sayangnya, banyak warga negara yang tidak menyadari dampak bahaya dari produk palsu terhadap bisnis dan pekerjaan di AS,” katanya.

Sementara jumlah AirPods palsu yang disita nilainya sangat kecil ketimbang jumlah produk abal-abal yang beredar di pasaran saat ini.

(Isk/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini