Sukses

DJI Pecat 29 Karyawan yang Terlibat Korupsi Rp 2,1 Triliun

Pembesut drone terbesar di dunia, DJI, mengungkap kasus penggelapan dan penipuan di kalangan karyawan di kantor mereka di Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut drone terbesar di dunia, DJI, mengungkap kasus penggelapan dan penipuan di kalangan karyawan di kantor mereka di Tiongkok.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah dana yang dikorupsi mencapai angka 1 miliar RMB atau US$ 148 juta (setara Rp 2,1 triliun).

Mengutip laman Financial Times, Senin (21/1/2019), gara-gara korupsi ini, perusahaan Tiongkok tersebut memecat 29 karyawan dan merujuk 16 pekerja lainnya untuk menghadapi proses hukum.

Proses penyelidikan pun masih berlangsung dan diperkirakan bakal menarik lebih banyak karyawan lainnya.

Korupsi ini berhasil dideteksi oleh tim audit DJI dalam investigasi internal yang dilakukan.

Pada hasil investigasi, ditemukan sejumlah karyawan "menggelembungkan biaya suku cadang dan material untuk produk tertentu demi keuntungan finansial pribadi."

Praktik korupsi ini tersebar di seluruh divisi produksi, penjualan, pemasaran, dan operasi R&D di Tiongkok.

Merebaknya kasus ini menunjukkan ada kegagalan kontrol yang meluas di DJI. Pasalnya, DJI merupakan salah satu perusahaan elektronik paling sukses di Tiongkok dan mendominasi industri drone konsumer.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Kontrol Internal

Perusahaan ini didirikan pada 2006 dan telah menggapai pertumbuhan tinggi, bahkan jumlah karyawannya mencapai angka 14 ribu orang.

Menurut DJI, pihaknya telah "mengambil langkah untuk meningkatkan kontrol internal dan mengembangkan saluran baru bagi karyawan untuk menyerahkan laporan anonim yang berkaitan dengan pelanggaran kebijakan etik dan perilaku di tempat kerja."

Kabar tentang korupsi ini menyebar setelah pihak DJI mengirim email internal kepada karaywannya di Tiongkok dan melakukan penyelidikan atas hal ini.

3 dari 3 halaman

Pernyataan DJI

"Kami mengharapkan karyawan memegang standar etika tertinggi dan menanggapi pelanggaran kode etik di perusahaan dengan serius," kata DJI dalam pernyataannya.

DJI juga menyebut, setelah mengungkap masalah ini, pihaknya memecat aktor-aktor jahat yang terkait dan menghubungi petugas penegak hukum.

"Kami terus menyelidiki situasi dan bekerja sama sepenuhnya dengan investigasi penegak hukum," tutur DJI dalam pernyataan.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.