Sukses

Jadi BLU Terbesar Kedua, BAKTI Bukukan Pendapatan Rp 2,9 Triliun

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) tercatat sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dengan pendapatan terbesar kedua pada 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) tercatat sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dengan pendapatan terbesar kedua pada 2018.

BAKTI dalam Nota Keuangan Tahun Anggaran 2019 yang dirilis Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,9 triliun.

"Sektor telekomunikasi adalah salah satu sektor penyumbang PNBP (Penambatan Negara Bukan Pakjak) terbesar buat negara. Bahkan sebagian PNBP sektor telekomunikasi berupa PNBP Universal Service Obligation/USO, yang dipungut dari 1,25 persen pendapatan kotor dari operator telekomunikasi, dikelola langsung oleh BAKTI," kata Direktur Utama BAKTI, Anang Latif, dalam keterangan resminya, Rabu (16/1/2019).

Pencapaian tersebut membuat BAKTI menempati posisi nomor dua pendapatan BLU terbesar dari sekira 224 yang ada di Indonesia. Pada tahun ini, BAKTI diberikan target pendapatan mencapai Rp3.168,7 Miliar (Rp3,1 triliun) atau meningkat 6,0 persen dibandingkan outlook 2018.

Tugas utama BAKTI adalah mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. Di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), BLU mengklaim terus berupaya untuk menghadirkan layanan telekomunikasi di seluruh pelosok Indonesia.

"Mengatasi bagaimana saudara-saudara kita yang ada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dan perbatasan merasakan menjadi bagian dari NKRI, serta merasakan juga buah pembangunan pemerintah berupa infrastruktur telekomunikasi yaitu sinyal seluler dan internet," jelas Anang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan BAKTI

Ilustrasi Tower BTS (iStockPhoto)

Untuk menjalankan tugasnya, BAKTI menghadapi beberapa tantangan. Mulai dari lokasi yang sangat terpencil, hingga sulit dijangkau karena akses jalan terkadang belum tersedia.

"Namun demikian hal tersebut tidak menyurutkan semangat BAKTI untuk menghadirkan sinyal untuk masyarakat," sambungnya.

Proyek Palapa Ring pun merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah menghadirkan layanan telekomunikasi, termasuk internet, di seluruh pelosok Indonesia.

"BAKTI akan menghadirkan teknologi terkini untuk layanan internet cepat dengan meyiapkan jaringan Palapa Ring dan Satelit multifungsi demi pemerataan layanan," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Sejarah BAKTI

Ilustrasi

BAKTI lahir pada 2006 dengan nama Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP). BTIP bertransformasi menjadi Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) pada November 2010.

Transformasi ini berdasarkan Peraturan menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 18/PER/M/KOMINFO/11/2010. Sejak Agustus 2017, Menteri Komunikasi dan Informatika mencanangkan nama baru bagi BP3TI menjadi BAKTI.

Tugas utama BAKTI melakukan pengelolaan program Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika. BAKTI digunakan sebagai pengganti dari BP3TI. BAKTI berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri, dan dipimpin oleh Direktur Utama.

BAKTI dengan model pengelolaan BLU, memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang telah disempurnakan dengan PP Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU, ada fleksibiiltas pengelolaan keuangan.

BLU dapat menggunakan pendapatannya secara langsung tanpa perlu menyetorkan terlebih dahulu ke kas negara, dapat menggunakan surplus pendapatannya dalam tahun anggaran sebelumnya, serta melakukan pengelolaan sumberdaya manusia secara lebih luas, dengan tetap berlandaskan kepada prinsip dan praktek bisnis yang sehat.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.