Sukses

Cerita Manajer Bank Ciptakan Aplikasi setelah Ikut Android Kejar

Seorang risk control manager di sebuah bank, berhasil membuat prototipe aplikasi Android setelah mengikuti program Android Kejar.

Liputan6.com, Jakarta - Orang awam tidak jarang terjebak stigma keliru mengenai dunia Teknologi Informasi (TI). Stigma itu kian menguat di tengah masyarakat lantaran kerumitan coding, penggunaan bahasa dan istilah-istilah yang sulit dipahami, serta anggapan bahwa orang-orang di dunia TI termasuk kaum nerdy.

Namun hal ini dibantah oleh sekitar tiga ratus (300) lulusan terbaik (domisili Jabodetabek) Indonesia Android Kejar (Kelompok Belajar) term pertama batch ketiga tahun 2017. Salah satunya adalah Febrianty Amirah, Risk Control Manager di salah satu bank swasta yang baru saja lulus level beginner pada program ini.

Ditemui di bilangan Jakarta Barat pada Awarding Event (3/6/2017) akhir pekan lalu, alasan ia mengikuti Android Kejar ternyata cukup sederhana.

"Banking itu emang bagus untuk jenjang karier saya, tapi karena goal saya setelah married untuk jadi full time mother and wife, saya belajar pemrograman Android supaya setelah nikah masih bisa beraktivitas menjadi part time programmer."

Indonesia Android Kejar (Kelompok Belajar) adalah sebuah program inisiasi Google Developers guna mendukung seluruh masyarakat Indonesia di bidang pengembangan aplikasi Android.

"Saya pribadi melihat potensi peluang kerja di dunia TI makin baik. Sayang sekali jika program pelatihan gratis seperti Android Kejar ini dilewatkan begitu saja. Saya punya mimpi setelah berkeluarga nanti, saya bisa resign dari kerjaan saya dan menjadi part-time developer/programmer yang pastinya lebih menjanjikan," ujar Febri pada saat sesi talkshow.

Program ini, pada praktiknya, memanfaatkan platform kursus online Udacity untuk mengembangkan aplikasi mobile dengan membentuk kelompok-kelompok belajar di komunitas-komunitas lokal yang ada. Secara berkelanjutan Indonesia Android Kejar akan terus dilangsungkan sebagai bentuk nyata komitmen Google dalam membantu pemerintah Indonesia mempersiapkan 100.000 mobile developer hingga tahun 2020.

Untuk level beginner, setiap peserta diwajibkan untuk mengikuti dua sesi kelompok belajar sebelum mendapatkan proyek final: membuat aplikasi Android dengan kreasi masing-masing.

"Sampai akhirnya aplikasiku rampung, it feels like magic! Instal aplikasiku di smartphone, aku langsung pamer ke keluarga dan teman-teman kantor," tutur Febri dengan penuh antusiasme.

Febri, berkat program ini, berhasil membuat sebuah aplikasi prototipe online shopping untuk perlengkapan anjing peliharaan yang bernama Paw Store. Meski belum sempurna, aplikasi ini sudah dapat dipasang dan digunakan khalayak umum.

Perempuan berusia dua puluh tujuh (27) tahun ini berharap kemampuan pemrograman Android yang ia miliki, akan dapat membantunya menggarap proyek-proyek terkait dengan usaha atau bisnis sosial di Indonesia.

Selanjutnya pendaftaran Android Kejar term kedua batch ketiga telah dibuka sejak 25 Mei 2017 dan akan ditutup pada 25 Juni 2017. Sesi kelompok belajar term kedua akan dimulai pada akhir pekan pekan pertama bulan Juli mendatang. Informasi lebih lengkap mengenai Indonesia Android Kejar dapat ditemukan di g.co/dev/androidkejar.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.