Sukses

Tren Kecelakan Lalu Lintas Menurun di Surabaya, Jumlah Korban Tewas Meningkat di Bulan April

Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman mengungkapkan, tren fatalitas kecelakaan lalu lintas dalam Operasi Ketupat Semeru tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu.

Liputan6.com, Surabaya - Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman mengungkapkan, tren fatalitas kecelakaan lalu lintas dalam Operasi Ketupat Semeru tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu.

"Tahun 2022 sejumlah 4 orang meninggal dunia menjadi korban laka lantas, untuk tahun ini tercatat tiga orang meninggal dunia dalam waktu 14 hari," ujarnya, di Surabaya, Kamis (4/5/2023).

AKBP Arif mengatakan, ketika dibandingkan antara data Analisa dan Evaluasi (Anev) Polrestabes Surabaya di Maret dan April, jumlah kejadian kecelakaan menurun dari 126 menjadi 116 kejadian.

“Namun yang disayangkan pada April, korban meninggal ada 13 orang. Bulan sebelumnya hanya 11 korban meninggal dunia,” ucap AKBP Arif.

AKBP Arif menyebut, 13 korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Surabaya selama April 2023 adalah orang berusia di atas 51 tahun.

"Ini artinya terjadi pergeseran tren korban yang sebelumnya mayoritas berusia 17-20 tahun," ujarnya.

AKBP Arif mengklaim, ketika pihaknya intervensi cukup kuat di sekolahan, di sosial media, konten-konten reels dengan segmen yang mem-follow anak-anak muda, pesannya bisa sampai ke mereka.

"Tapi sekarang tren korban bergeser ke usia dewasa, sembilan korban ternyata tidak memiliki SIM, waktu kejadian antara pukul 6 hingga pukul 12, lanjut pukul 6 sore hingga pukul 12 malam,” ucapnya.

AKBP Arif menyampaikan bahwa saat terjadi kecelakaan lalu lintas, mobilitas masyarakat sedang tinggi-tingginya. Terutama saat berangkat kerja dan sewaktu pulang kerja.

Berdasarkan tipologi kejadiannya, lanjut AKBP Arif, terungkap penyebab kecelakaan adalah karena kurangnya konsentrasi dalam berkendara terutama ketika berbelok. Sehingga mayoritas tabrakan terjadi di posisi depan samping dan searah di satu lajur.

“Ini bisa terjadi ketika seseorang mengalami penurunan skill (berkendara), karena faktor usia ditambah faktor kelelahan. Ini yang saya khawatir ini terjadi degradasi tentang traffic awareness, traffic skills, sehingga terjadi kecelakaan,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kampanye Keselamatan

Berdasarkan anev terbaru ini, kata AKBP Arif, pihaknya dalam waktu dekat melakukan sosialisasi safety riding dan driving yang akan menyasar segmen-segmen dewasa di perkantoran dan tempat kerja.

Selain itu, lanjut AKBP Arif, pihaknya juga akan melakukan campaign di media-media lain selain di medsos, seperti di videotron atau dari pengeras suara. Pihaknya juga akan mensosialisasikan lagi kepada masyarakat untuk memperhatikan kepengurusan SIMnya.

"Ngurus SIM itu tidak sulit. Mau ngurus lagi SIM yang telat dan mati, di program kegiatan SIM Cak Bhabin, ketika mau menghadapi ujan praktik. Itu nanti akan dilatihkan kembali skill dasar roda dua dan empat oleh instruktur yang profesional,” ucapnya.

“SIM bukanlah sekedar syarat sah atau formalitas, tetapi benar-benar legitimasi kompetensi mengemudi,” imbuh AKBP Arif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.