Sukses

2 Skema Banyuwangi Atasi Banjir, Rorak dan Tanaman Berdaya Serap Tinggi

Penataan daerah hulu menjadi fokus Pemkab Banyuwangi dalam penanganan banjir. Dua skema segera dilakukan yaitu membuat rorak (parit buntu penahan air) dan menanam tanaman keras berdaya serap tinggi.

Liputan6.com, Banyuwangi - Penataan daerah hulu menjadi fokus Pemkab Banyuwangi dalam penanganan banjir. Dua skema segera dilakukan yaitu membuat rorak (parit buntu penahan air) dan menanam tanaman keras berdaya serap tinggi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, dua hal tersebut akan dilakukan di daerah hulu, yakni Gantasan di Lereng Ijen.

"OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis dan berbagai pihak terkait sudah meninjau lokasi untuk mematangkan tindak lanjutnya. Tadi disepakati akan dilakukan pembuatan rorak dan konservasi lingkungan dengan penanaman tanaman keras. Insyaallah, minggu depan mulai dikerjakan senyampang masih musim hujan,” ungkap Ipuk, Rabu (15/2/2023).

Menurut Ipuk, konservasi lingkungan di lereng Gunung Ijen sangat diperlukan. Di kawasan yang memiliki ketinggian 500-900 meter di atas permukaan laut tersebut ini, terdapat 3 perkebunan, yang bisa dioptimalkan sebagai catchment area (daerah tangkapan air) agar air hujan tidak langsung mengalir ke hilir.

Di sekitar perkebunan tersebut terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi, yaitu DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.

“Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras yang kita lakukan sebagai salah upaya menyiapkan catchment area di daerah hulu, khususnya lereng Ijen,” kata Ipuk.

Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menjelasklan, rorak (parit buntu) dapat menampung air saat terjadi hujan, sehingga air bisa tertahan lebih lama di daerah hulu. Rorak juga sangat membantu untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibutuhkan 1.000 pohon

“Per hektare bisa kita buat 5-10 rorak, tergantung kondisi lahan. Kalau perhitungan kami, sekitar 1.000 lebih rorak yang diperlukan agar air tertampung maksimal di hulu,” urai Ilham.

Untuk tanaman keras, lanjut Ilham, dipilih tanaman durian, mahoni, petai dan sukun. Selain untuk penyerapan, tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomi.

“Untuk program ini, dibutuhkan sekitar 1000 pohon. Selain dari pihak perkebunan Lidjen, sebagian bibit juga akan disupport dari pemkab. Untuk kawasan hutan di lereng Ijen, Perhutani juga menyatakan siap melakukan reboisasi,” tambahnya

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.