Sukses

7 Kecamatan di Situbondo Rawan Banjir dan Tanah Longsor

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, mencatat ada tuju kecamatan di daerahnya rawan terjadi bencana alam banjir dan longsor saat musim hujan.

Liputan6.com, Situbondo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo mencatat ada tujuh kecamatan rawan terjadi bencana alam banjir dan longsor saat musim hujan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiap Siapan BPBD Situbondo Gatot Trikorawan mengatakan, tujuh kecamatan tersebut, yakni Mlandingan, Suboh, Sumbermalang, Jatibanteng, Besuki, Banyuglugur dan Kecamatan Situbondo Kota.

Menurut Gatot, di Sumbermalang dan Suboh menjadi perhatian khusus karena kedua kecamatan itu menjadi langganan bencana longsor saat musim hujan. Bahkan di Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh diketahui ada tanah retak.

Sedangkan di Sumbermalang, kata dia, yang rawan longsor berada di Dusun Semage, Desa Kalirejo dan Dusun Alas Tengah, Desa Taman, termasuk Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh.

“Karena di wilayah itu terjadi longsor maka satu dusun akan terdampak,”papar Gatot, Selasa (11/10/2022).

Sementara itu, untuk daerah rawan banjir jika di hulu hujan deras dengan durasi lama maka Situbondo akan mengalami banjir kiriman. Untuk Itu, BPBD Terus berkordinasi, khususnya dengan pihak Bendungan Sampean Baru di Bondowoso yang menjadi hulu dari sungai Situbondo.

"Bendungan Sampean Baru itu ada di hulu, di Kecamatan Tapen, Bondowoso, jika semua pintu air sebanyal tujuh pintu itu sudah dibuka, maka Situbondo Perlu waspada banjir,”paparnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasang 2 EWS di Sungai Kotakan dan Sampean Baru

Untuk itu, BPBD Situbondo telah memasang earli warning system (EWS) dua suangia yaitu sungai Kotakan dan sungai Sampean Baru. EWS nantinya berfungsi untuk mengontrol ketinggian air di dua sungai tersebut.

“Jika sungai telah melebihi ambang batas normal, maka sirine dalam EWS itu akan berbunyi. Dan jika sudah berbunyi maka masyarakat yang berada  di daerah bantaran sungai tersebut harus mengungsi ke daerah yang lebih aman," pungkas Gatot Triatmoko.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.