Liputan6.com, Surabaya - Tujuh difabel menjadi peserta Ujian tulis berbasis komputer (UTBK) SBMPTN di Universitas Brawijaya Malang, yakni lima orang tuna daksa dan dua peserta low vision.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB Aulanni’am menyatakan, para peserta difabel diberikan tempat khusus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yang memiliki aksesibilitas untuk difabel.
Dalam mengerjakan soal UTBK, peserta difabel low vision didampingi oleh pendamping yang bertugas membantu membacakan soal dan memasukkan jawaban melalui komputer sesuai jawaban yang diberikan peserta.
“Alhamdulillah, tidak ada kesulitan saat mengerjakan soal, tetapi harus berburu dengan waktu, karena banyak soal dengan bacaan yang panjang,” ucap salah satu peserta difabel low vision, Iva Salsabila.
Ia menambahkan akses menuju lokasi ujian juga dapat dengan mudah dijangkau melalui denah dan petunjuk.
“Mencari lokasi ujian cukup mudah dan dengan adanya bantuan pendamping sangat memudahkan,” kata peserta lulusan SMAN 1 Bululawang Kabupaten Malang, seperti dilansir Antara.
Sama halnya dengan Iva, peserta UTBK dari SMAN 1 Gondanglegi Dewinta Sasi Kirana juga mengapresiasi pelaksanaan UTBK di UB.
“Sebelumnya, saya sudah persiapan dari rumah dengan cek lokasi secara virtual melalui laman Selma dan ketika datang di UB langsung diarahkan oleh petugas, sehingga tidak kesulitan mencari lokasi,” ujar Dewinta.
UTBK SBMPTN dimulai hari ini, Selasa (17/05). Sebanyak 800.852 peserta mendaftar UTBK SBMPTN 2022. Ujian dibagi menjadi sesi pagi dan siang. Peserta yang hadir wajib membawa sejumlah dokumen dan menerapkan prokes.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
Prokes
Kegiatan UTBK di UB dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat, yakni memakai masker, sarung tangan, sterilisasi ruangan, fasilitas mencuci tangan dan menjaga jarak antar-peserta.
“Pelaksanaan UTBK di UB sangat tertib, protokol kesehatannya ketat, saat datang langsung diminta mencuci tangan di tempat yang disediakan,” kata Dewinta yang memilih Pendidikan Sosiologi dan Pendidikan IPS di UM ini.
UTBK di UB melibatkan 79 pengawas, 16 penanggung jawab lokasi, 16 penanggung jawab TIK lokasi, 16 admin TIK lokasi, empat admin server, dan 69 teknisi ruang dalam tiap sesi.
Peserta UTBK juga diperiksa dengan metal detektor sebelum tes dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan. UB menyediakan dua petugas, laki-laki dan perempuan di masing-masing ruangan untuk melakukan pengecekan.
Tahun ini UB menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur penerimaan, yakni SNMPTN (20 persen), SBMPTN (30 persen), dan Seleksi Mandiri (50 persen).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement