Sukses

Sungguh Artsy dan Penuh Sensasi, 5 Film Wong Kar-Wai Ini Wajib Kalian Tonton ya!

Teruntuk kalian yang menjadi penggemar film-film Asia, pasti sudah nggak asing dengan nama Wong Kar-Wai.

Liputan6.com, Jakarta Teruntuk kalian yang menjadi penggemar film-film Asia, pasti sudah nggak asing dengan nama Wong Kar-Wai. Yup, Sutradara asal Hong Kong ini memiliki label sebagai Best Asian Director. Label tersebut tersemat dalam dirinya karena seringkali ia membuat film dengan visual dan jalan cerita yang indah, arsty, dan juga penuh sensasi.

Filmnya pun mayoritas bergenre romantis. Tapi, kalau kalian mencari film yang mendayu-dayu, kalian salah arah! Film garapan Wong Kar-Wai ini romantis tapi nggak menye! Ia mampu meramu film dari sudut pandang berbeda yang membuatnya unik dan berbeda dari yang lain.

Lalu, film Wong Kar-Wai apa yang unik, artsy, sekaligus penuh sensasi? Berikut daftarnya!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. As Tears Goes By (1988)

Film ini diperankan oleh Andy Lau sebagai Ah Wah dan Jackie Cheung sebagai Fly. As Tears Go By bercerita tentang kisah mereka ke kota Kowloon. Ah Wah sering terlibat perkelahian di kota tersebut karena ulah adiknya yang sering meminjam uang dan menantang para gangster.

Sampai suatu hari, Ah Ngor yang diperankan oleh Maggie datang ke Kowloon untuk berobat karena sakit tenggorokan. Ternyata, secara terpendam Ah Wah jatuh cinta pada Ah Ngor dan merasa galau berat ketika Ah Ngor kembali pulang ke kampung halaman setelah selesai berobat.

Tanpa tedeng aling-aling, Ah Wah pun menyusul Ah Ngor dan meninggalkan kekasihnya yang tengah hamil. Namun, banyak masalah yang selalu menerpanya, terutama masalah Fly dengan gangster kota yang mengancam membunuh mereka jika tidak mengembalikan uang pinjaman.

3 dari 6 halaman

2. Chungking Express (1994)

Kejeniusan Wong Kar-Wai dalam merangkai alur cerita kembali diperlihatkan di sini. Kali ini ia menerapkan dua inti cerita sekaligus dalam satu judul film yang sama. Benang merahnya terdapat pada latar tempat dan seorang karakter wanita yang nantinya menghubungkan antara cerita yang pertama dan cerita yang kedua.

Kedua kisah romansa di dalam film ini pun tidak ada yang benar-benar berakhir dengan bahagia. Kedua protagonis pria di dalam film ini sama-sama dikisahkan sedang ditinggalkan oleh pasangannya masing-masing.

Takeshi Kaneshiro diputuskan oleh pacarnya dan untuk mengenang pacarnya ia membeli nanas kalengan yang kadaluarsa pada tanggal 1 April (tanggal ia putus dengan pacarnya). Sementara itu, Tony Leung ditinggal pergi oleh kekasihnya yang berprofesi sebagai pramugari.

4 dari 6 halaman

3. Fallen Angels (1995)

Film ini menceritakan bagaimana seorang partner yang nggak pernah ketemu, tapi selalu menjalankan misi dengan tepat. Satu waktu, karena sang wanita menyukai rekan kerjanya, ia pun memberanikan diri mendatanginya. Singkat cerita, mereka akhirnya bertemu.

Tapi, sang wanita hanya menganggap rekannya tersebut sebagai teman pelampiasan kekecewaan saja. Sedih! Itulah kata yang terucap ketika kalian selesai nonton Fallen Angels.

5 dari 6 halaman

4. Happy Together (1995)

Film ini merupakan sebuah kontradiksi. Gimana nggak, Happy Together itu nggak sepenuhnya bahagia! Yup, kisah yang ada dalam film penuh dengan kekelaman sepasang kekasih sesama jenis bernama Ho Po-Wing yang diperankan oleh Leslie Cheung dengan Yiu-Fai yang diperankan oleh Tony Leung).

Kisah mereka berawal saat berlibur ke Argentina. Mereka mendatangi air terjun raksasa bernama Iguazu. Tapi, selama perjalanan, mereka terus bertengkar dan akhirnya berpisah. Selama di sana, Fai bekerja di sebuah bar karena kehabisan ongkos dan Po selalu membakar api cemburu Fai dengan membawa pria lain selama ia bekerja.

6 dari 6 halaman

5. In The Mood For Love (2000)

Sejak awal kariernya, Wong Kar-Wai dikenal sebagai sutradara dengan teknik pengambilan gambar yang unik dan jalan cerita yang bisa dibilang ngehe. Begitupun juga dengan In The Mood for Love ini. Maggie Cheung dan Tony Leung dikisahkan sebagai sepasang kekasih yang saling berselingkuh.

Mereka saling mengetahui satu sama lain dan seiring berjalannya waktu mereka mencoba memberikan kesempatan sekali lagi untuk sama-sama saling jatuh cinta. In The Mood for Love ini muncul di era konservatif yang menggambarkan apapun hubungan yang terjadi pada protagonis akan menarik perhatian sekaligus kecaman.

Cheung dan Leung sama-sama tahu, kebersamaan akan merusak kebahagian mereka, tapi berpisah juga akan sama menyedihkannya. Jadi, mereka mencoba untuk tetap bersama dan menampilkan kekuatan koneksi di antara mereka.

Lima karya dari Wong Kar-Wai tersebut bisa kalian tonton di streaming legal ya! Dan juga, beberapa film garapannya itu sudah mengalami peningkatan secara visual lho!

Ketika kalian tonton Chungking Express yang dirilis pada tahun 1994, diikuti dengan Fallen Angels satu tahun berikutnya, dan Happy Together tiga tahun berikutnya, In the Mood of Love rilisan tahun 2000, kalian bisa menikmati pengalaman menonton yang berbeda! Jadi tunggu apa lagi? ingin merasakan kerinduan dan rasa sakit yang begitu mendalam? Tonton lima film itu ya!

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini