KPK Luncurkan Film <em>Kita VS Korupsi</em>

Liputan6.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK bukan hanya piawai 'menyikat' para koruptor. Lembaga pembersih para koruptor pimpinan Abraham Samad ini ternyata juga dapat memproduksi sebuah film layar lebar berjudul Kita Versus Korupsi.

Film Kita Versus Korupsi ini merupakan gagasan lembaga superbodi KPK bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti Transparancy Internasional Indonesia (TII) dan USAID. Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas lah yang langsung memproduseri film berdurasi hampir dua jam ini.

Tayangan film layar lebar ini juga merupakan rangkaian dari empat film pendek yang masing-masing film berdurasi 30 menit yang kemudian terangkai menjadi satu benang merah. Yakni semangat pemberantasan korupsi sebagai syarat nilai-nilai integritas yang ditanamkan dalam keluarga.

Keempat karya itu yakni, Rumah Perkara karya Emil Heradi, Selamat Siang Risa! Karya Ine Febrianti, Psssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa karya Chairun Nissa, serta Aku Padamu karya Lasja F. Susatyo.

Karya film yang disutradarai Chaerun Nissa Cs ini diputar secara perdana di Djakarta Teater, Jakarta pada malam ini, Jumat (3/2). Film ini juga tak kalah dengan film layar lebar yang diproduksi dan diperankan tokoh atau artis papan atas lain. film ini pun dihiasi sederetan artis yang sudah cukup melalangbuana di dunia perfilman.

Para pemain di antaranya Teuku Rifnu Wikana, Ranggani Puspadya, Nicholas Saputra, Revalina S.Temat, Ringgo Agus Rahman, Tora Sudiro, Dominique Diyose, Medina Kamil, Alexandra Natasha, Siska Selvi Dawsen, dan Nasha Abigail.

'Kita Vs Korupsi' ini bukanlan film komersil. Pemutaran film akan dilakukan melalui kegiatan roadshow di kota-kota besar di Indonesia yang dikemas dalam kegiatan bedah atau diskusi film. Masyarakat juga bisa menginisiasi pemutaran film ini dengan menghubungi KPK ataupun TII.

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas menjelaskan film 'Kita VS Korupsi' ini merupakan sebuah refleksi dan imajinasi KPK mencegah adanya praktik tindak pidana korupsi mulai dari lingkungan keluarga. "Ya ini merefleksikan apa yang menjadi imajinasi kami, KPK yang kemudian kita kolaborasi dalam sebuag diskusi bareng dan ini menggambarkan refleksi praktek suap, yang berada instansi maupun yang lainnya."

Perlu diketahui, pembuatan film ini juga melibatkan publik secara intensif, yang dimulai dari lomba ide cerita pada September 2011, dilanjutkan dengan kegiatan workshop pengembangan cerita (skenario) hingga rangkaian diskusi dengan banyak tokoh media, aktivis media sosial, jurnalis, termasuk pimpinan KPK dalam rangka menggali dan mengembangkan ide.

Proses pembuatan film ini juga tak terlepas dari dukungan masyarakat, khususnya para sineas muda, sutradara, aktor, scriptwiter dan kru, yang bergerak untuk turut andil dalam upaya pencegahan korupsi melalui sebuah film.(AIS)