Sukses

Anjlok 151 Poin, IHSG Penuh Hawa Negatif

IHSG untuk tiga hari berturut-turut terperosok masuk zona merah. IHSG hari ini bahkan amrbuk 151 poin ke level 4.577,15.

Untuk ketiga kalinya di awal Juli 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mampu keluar dari zona merah. Bahkan indeks semakin terpuruk dengan anjlok hingga 151,55 poin.

Hingga sesi penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan IHSG merupakan yang terburuk di kawasan Asia Pasifik.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (3/7/2013), IHSG tercatat ambruk 151,55 poin (3,2%) ke level 4.577,15. Ambruknya IHSG mendorong indeks saham bluechips melemah 3,67% dan hampir seluruh emitennya terperosok masuk zona merah.

Ambruknya IHSG dipicu oleh menurunnya harga saham dari 258 emiten sementara hanya 27 saham saja yang masih bisa bergerak menguat. Sebanyak 60 emiten memilih bergerak stagnan.

Nilai transaksi perdagangan kali ini mencapai Rp 5,34 triliun yang berasal dari 152.170 transaksi dan 3,24 miliar efek yang berpindahtangan.

Jatuhnya IHSG sebesar 3,2% menjadi yang terparah dibandingkan bursa saham Asia Pasifik. Hingga pukul 16.00 WIB, penurunan IHSG jauh lebih buruk dibandingkan bursa saham Thailand (BSE 30) yang turun 1,49%. Hampir seluruh bursa utama Asia bergerak di zona merah seperti Nikkei Jepang 0,31%, STI Singapura 1,43%, Kospi Korea 1,64% dan TWII Taiwan 1,3%.

Melemahnya bursa saham regional dan IHSG tampaknya dipicu turunnya indeks Wall Street pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Dow Jones tercatat melemah 0,28% begitu pula S&P dan Nasdaq masing-masing 0,05% dan 0,03%.

Penurunan indeks yang melanda hampir seluruh bursa saham Asia Pasifik ini terjadi karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap kemungkinan akanya perlambatan perekonomian China. Hal itu tak terlepas dari data Service PMI China yang terus melemah.

Pelaku pasar menaruh perhatian pada rencana keterangan pers dari Bank Sentral Eropa (ECB). Sentimen lain adalah data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan sikap dari Bank Sentral AS, The Fed.

Dari dalam negeri, sentimen berasal dari pengumuman Bank Dunia yang menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula 6,2% menjadi 5,9%. Sementara laju inflasi diperkirakan mencapai 9%.

Pelaku pasar juga mulai mengamati aksi lepas saham yang dilakukan pelaku pasar. Kekhawatiran makin menguat karena pemodal asing tercatat melepas saham selama tiga hari berturut-turut. Kali ini, asing tercatat mengalami nett sell sekitar Rp 800 miliar.

Pergerakan pasar saham kali ini membuat seluruh sektor bergerak di zona merah. Pelemahan tertinggi dialami sektor konstruksi sebesar 4,51%. Diikuti sektor perdagangan 3,92%, keuangan 3,77%, industri dasar 3,76%, dan pertanian 3,65%.

Di daftar pencetak penutunan tertinggi, bertengger sejumlah saham-saham bluechips dengan pelemahan yang cukup dalam. Top losser kali ini dihuni oleh MERK Rp 21.000, GGRM Rp 2.400, HMSP Rp 2.000, UNTR Rp 1.800, dan UNVR Rp 1.650.

Sementara di daftar top gainer bercokol saham-saham lapis dua yang menikmati kenaikan harga di tengah ambruknya bursa saham. Top gainer kali ini adalah LION Rp 500, INDF Rp 500, TSPC Rp 75, serta TRIO dan PGAS, masing-masing hanya menguat Rp 50 per saham. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa

  • IHSG