Sukses

Tengok Saham Pilihan saat Suku Bunga Stabil

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed memberi sinyal penurunan suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed memberi sinyal penurunan suku bunga. Namun kebijakan itu tidak dilakukan dengan buru-buru dalam waktu dekat. Pasalnya, The Fed juga masih mencermati data ekonomi AS dengan target inflasi 2 persen.

Secara umum, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menilai kebijakan suku bunga bisa berdampak dua arah bagi sektor perbankan. Di mana jika suku bunga masih bertahan di angka yang cukup tinggi, maka berpotensi untuk mendongkrak margin bunga bersih emiten emiten perbankan (NIM).

"Di sisi lain, suku bunga yang tinggi juga bisa berdampak pada kenaikan beban dari dana pihak ketiga yang diperoleh perbankan, begitu pula sebaliknya," kata Khaer kepada Liputan6.com, Kamis (28/3/2024).

Selain sektor perbankan, suku bunga yang relatif lebih stabil juga bisa memberikan sentimen pada saham-saham sektor consumer goods, property, dan otomotif. Sektor-sektor tersebut mendapat sentimen dari daya beli masyarakat, di mana salah satu key factor dari Commodity Channel Index (CCI) adalah tingkat suku bunga

"Untuk kondisi demikian, rekomendasinya BBCA Trading buy TP pada 10.400 dan INDF Trading Buy TP pada 6.500," ungkap Khaer.

Sebelumnya, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengimbau investor untuk memperhatikan sejumlah sentimen mulai dari US GDP Growth Rate QoQ Prev 4,9% Cons 3.2%. Dia menegaskan, jika angka di bawah ekspektasi bagus, artinya penurunan suku bunga bisa jadi lebih cepat untuk menopang ekonomi. Sentimen selanjutnya yakni Core PCE Price Index MoM Prev 0,4% Cons 0,3%, di mana data utama ini digunakan The Fed untuk mengukur inflasi.

"Jika naik dibandingkan periode sebelumnya maka bisa dikatakan gawat. Sentimen yang perlu diperhatikan pula pada minggu ini yakni personal income dan personal spending yang bakal menggambarkan kondisi ekonomi AS. Jika income naik dan spending naik ini sama saja belum downturn. Namun jika income turun dan spending turun, ini artınya sebentar lagi downturn dan suku bunga turun," kata Angga dalam risetnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Saham

Merujuk pada data-data ekonomi dan sentimen tersebut, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham yang menarik untuk dicermati.

Antara lain, Buy on Pullback pada BBTN (Support: 1.485, Resistance: 1.800), Buy on Pullback ESSA (Support: 590, Resistance: 700) dan Buy BDMN (Support: 2.970, Resistance: 3.250).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

Video Terkini