Sukses

Wall Street Merosot Selama Sepekan Imbas Data Inflasi AS

Selama sepekan, indeks saham acuan di wall street tertekan usai keluar data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti inflasi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan pada perdagangan Jumat, 15 Maret 2024. Indeks S&P 500 anjlok pada Jumat pekan ini dan mencatat koreksi mingguan kedua berturut-turut dengan saham teknologi berada di bawah tekanan karena kekhawatiran inflasi tetap menjadi perhatian utama jelang pertemuan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) pekan depan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/3/2024),  pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 merosot 0,65 persen ke posisi 5.117,09. Indeks Dow Jones melemah 190,89 poin atau 0,49 persen ke posisi 38.714,77. Indeks Nasdaq tergelincir 0,96 persen ke posisi 15.973,17.

Selama sepekan di wall street, indeks S&P 500 melemah 0,13 persen. Indeks Dow Jones susut 0,02 persen dan indeks Nasdaq merosot 0,7 persen.

Saham teknologi cenderung melemah. Saham Amazon dan Microsoft masing-masing turun lebih dari 2 persen. Saham Apple dan induk usaha Google yakni Alphabet juga tergelincir. Saham Nvidia melemah seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap valuasi saham. Namun, selama sepekan, harga saham Nvidia naik 0,4 persen.

Investor juga tetap waspada setelah serangkaian data dari awal pekan ini. Indeks harga produsen pada Februari yang merupakan ukuran inflasi pelaku pasar meningkat lebih dari perkiraan ekonom. Data tersebut telah membantu mendorong imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 22 basis poin pada pekan ini.

Hal ini seiring investor bertanya-tanya apakah data ekonomi baru-baru ini terlalu kuat bagi the Federal Reserve (the Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneternya. The Fed akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada 19 Maret 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi Suku Bunga The Fed

Adapun rilis data ekonomi baru-baru ini dapat menimbulkan pertanyaan apakah the Fed merasa inflasi sudah cukup dingin untuk mulai menurunkan tingkatnya pada akhir tahun ini dapat menaikkan suku bunga pinjaman jangka panjang, menurut Macquarie Global FX dan rates strategist Thierry Wizman.

"Saya pikir masalah lain di sini bukan hanya dot plot pada 2024 dan 2025, tetapi masalah lain yang dipikirkan the Fed. Oleh karena itu, hal ini bisa menjadi sinyal kalau mereka berpendapat suku bunga jangka panjang harus lebih tinggi,” ujar Wisman.

Sementara itu, menurut CME FedWatch Tool, the Fed memperhitungkan kemungkinan 99 persen bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya pekan depan.

3 dari 4 halaman

Penjualan Ritel hingga Inflasi AS Bakal Bayangi Pelaku Pasar Pekan Ini

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada pekan lalu setelah aksi jual saham teknologi sehingga menekan indeks saham Nasdaq. Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar pada pekan lalu seiring turun lebih dari 1 persen.

Dikutip dari Yahoo Finance, indeks S&P 500 catat kenaikan mingguan dalam tujuh minggu seiring investor melihat pemimpin saham teknologi “magnificent seven” untuk menggerakkan reli pasar selanjutnya.

Pada pekan depan, investor akan hadapi “ujian” besar terakhir sebelum pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) pada 20 Maret saat laporan indeks harga konsumen pada Februari yang dirilis Selasa menghadirkan gambaran terkini mengenai inflasi.

Laporan penjualan ritel dan sentimen konsumen juga akan rilis pada pekan ini. Selain itu, sejumlah laporan keuangan perusahaan akan rilis antara lain Dollar Tree, Dollar General, Dicks’ Sporting Goods, Adobe dan Ulta Beauty.

Di sisi lain, ketua the Federal Reserve (the Fed) berulang kali menyebutkan bank sentral menginginkan lebih banyak “kepercayaan” terhadap jalur penurunan inflasi sebelum memangkas suku bunga.

 

 

4 dari 4 halaman

Data Ekonomi

Rilis consumer price index (CPI) pada Selasa mengikuti laporan Januari yang lebih panas dari perkiraan yang menunjukkan penurunan inflasi bisa jadi “bergelombang” dan mendorong investor prediksi penurunan suku bunga yang lebih sedikit tahun ini.

Pada Februari, wall street prediksi inflasi akan mencatat kenaikan tahunan sebesar 3,1 persen pada Januari, menurut perkiraan dari Bloomberg. Harga akan naik 0,4 persen month-over-month, peningkatan dari kenaikan 0,3 persen yang terlihat pada Januari.

Inflasi inti yang tidak mencakup pangan dan energi, harga akan naik 3,7 persen dari tahun ke tahun, melambat dari kenaikan 3,9 persen yang rilis pada Januari. Kenaikan inflasi inti bulan diprediksi sebesar 0,3 persen lebih rendah dari kenaikan 0,4 persen pada Januari.

“Data CPI Januari lebih panas dari perkiraan dan memperbarui kekhawatiran mengenai seberapa cepat inflasi dapat mencapai titik terendah,” ujar tim ekonomi Wells Fargo yang dipimpin Jay Bryson.

Dalam laporan itu juga menyebutkan, meski awal tahun ini kuat, pihaknya yakin tren disinflasi masih ada. “Kami memperkirakan data Februari menunjukkan meski inflasi masih sangat tinggi, tren yang mendasarinya tidak menguat,” demikian dikutip dari laporan itu.

Selain itu, pada Januari, penjualan ritel mencatat penurunan paling tajam sejak Maret 2023. Namun, ekonom tidak perkirakan tren itu akan berlanjut pada Februari.

Ekonom memperkirakan, laporan Kamis pagi akan menunjukkan penjualan ritel tumbuh 0,8 persen month over month pada Februari, naik dari penurunan 0,8 persen yang terlihat pada Januari 2024.

Tidak termasuk otomotif dan gas, ekonom prediksi penjualan naik 0,2 persen bulan ke bulan dibandingkan penurunan 0,5 persen pada Januar, menurut data Bloomberg.

"Penjualan ritel akan kembali bangkit pada Februari menyusul pelemahan terkait cuaca pada Januari dan musim tax refund yang lebih kuat, yang akan membuat pertumbuhan konsumsi berada pada jalur di atas 2 persen secara tahunan,” tulis ekonom Oxford Economics.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Wall Street

Video Terkini