Sukses

PGN Raup Laba USD 278,09 Juta pada 2023

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN mencatat pendapatan naik 2,17 persen dan laba turun 14,7 persen pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang 2023. PGN mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba merosot.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk merauppendapatan USD 3,64 miliar pada 2023. Pendapatan naik tipis 2,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,56 miliar.

Beban pokok pendapatan bertambah 4,47 persen dari USD 2,78 miliar pada 2022 menjadi USD 2,91 miliar pada 2023. Hal itu membuat laba bruto Perseroan terpangkas 6,01 persen menjadi USD 733,57 juta pada 2023. Pada 2022, laba bruto Perseroan tercatat USD 780,54 juta.

PGN mencatat beban umum dan administrasi naik menjadi USD 201,72 juta pada 2023 dari USD 198,6 juta pada 2022. Dengan demikian, laba operasi terpangkas 8,4 persen menjadi USD 542,41 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 592,17 juta.

Perseroan mencetak laba dari ventura bersama turun menjadi USD 64,83 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 81,02 juta.

Namun, pendapatan keuangan naik menjadi USD 48,46 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 26,40 juta. Perseroan meraih laba kurs menjadi USD 7,35 juta pada 2023 dari sebelumnya rugi USD 6,85 juta.

Melihat kinerja tersebut, PGN mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 14,7 persen menjadi USD 278,09 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 326,23 juta.

Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat USD 0,115 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,0135.

PGN mencatat ekuitas USD 3,54 miliar pada 2023, naik 2,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,44 juta.Liabilitas Perseroan turun 18,4 persen menjadi USD 3,05 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 3,75 miliar. Aset Perseroan susut 8,2 persen menjadi USD 6,55 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar USD 7,19 miliar. Perseroan kantongi kas USD 1,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 13 Maret 2024, saham PGAS naik 4,41 persen ke posisi Rp 1.185 per saham. Saham PGAS dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.145 per saham. Harga saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.200 dan terendah Rp 1.145. Total frekuensi perdagangan 9.452 kali dengan volume perdagangan 1.119.912 saham. Nilai transaksi Rp 131,4 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PGN Bakal Beli Pasokan LNG dari Karya Mineral Jaya

Sebelumnya diberitakan, PT PGN Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina menandatangani komitmen Nota Kesepahaman (MOU) pasok Liquefied Natural Gas (LNG) dari dalam negeri.

Adapun komitmen tersebut diperoleh dari PT Karya Mineral Jaya (KMJ) dengan sumber produksinya berasal dari Proyek LNG Bunyu yang berada di WK Nunukan. MoU ditandatangani Selasa, 23 Januari 2024 di Kantor Pusat PGN yang dilakukan oleh Rosa Permata Sari selaku Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN dan Iriawan Yuliato selaku President Director KMJ.

Pada tahun mendatang PGN memperkirakan volume LNG semakin besar dalam bauran pasokan gas. Hal ini seiring dengan dinamika volume pasok gas pipa yang mengalami natural decline dari beberapa produsen.

Produksi LNG KMJ diperkirakan mengalir mulai 2028 dengan rencana kapasitas sebesar ±60 MMSCFD. Dalam hal ini, PGN merupakan salah satu pembeli potensial yang berminat membeli volume produksi plant tersebut.

PGN dan KMJ juga sepakat untuk melihat peluang kerjasama lain dalam hal partisipasi penyertaan pembangunan proyek infrastruktur LNG. Hal ini mengingat selain kebutuhan namun juga pengalaman PGN yang luas di industri gas bumi akan memberikan dampak yang positif dalam implementasi proyek tersebut.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Pertama Sari mengungkapkan bahwa PGN membutuhkan pasokan gas bumi yang handal dari para pemasok gas bumi hulu di Indonesia untuk disalurkan melalui jaringan pipa gas transmisi dan distribusi PGN.

Proyeksi gas balance domestik Indonesia terbaru menunjukkan penurunan produksi gas bumi sejak 2024. Kondisi tersebut membuat PGN membutuhkan pasokan LNG domestik, salah satunya dari WK Nunukan melalui Proyek LNG Bunyu.

Pasokan LNG domestik ini direncanakan dikirimkan ke wilayah penjualan Subholding gas yang telah memiliki infrastruktur penerima LNG yang tersebar di beberapa lokasi seperti Terminal LNG Arun, Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat dan FSRU Lampung.

 

 

3 dari 4 halaman

Jaga Kehandalan Pasokan Gas

"Subholding Gas menyambut baik potensi kerja sama penyediaan pasokan dan pengembangan infrastruktur pengolahan gas menjadi LNG. Harapannya dengan adanya kerja sama dengan KMJ dapat meningkatkan kehandalan pelayanan Subholding Gas kepada pelanggan PGN dan memberikan manfaat positif kepada kedua belah pihak,” ujar Rosa, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (24/1/2024).

Sementara itu, Presiden Direktur KMJ Iriawan Yulianto menuturkan, alokasi yang didapatkan adalah alokasi dari wilayah kerja untuk dikembangkan dan olah menjadi LNG.

"Kami juga sangat menyambut baik tawaran kerja sama pengembangan infrastruktur, karena ini sangat penting untuk kami untuk mengelola aset yang ada di sana. Mudah-mudahan kerjasama ini semakin menguat supaya pada saatnya nanti dapat menandatangani PJB LNG," tutur dia.

 

4 dari 4 halaman

Penguasaan Teknologi

Menurut Rosa, kerja sama berpeluang dilanjutkan dalam hal penguasaan teknologi dan pembangunan infrastruktur gas bersama KMJ. Mengingat PGN sudah berada dalam ekosistem bisnis gas bumi, sehingga dapat lebih mudah untuk dikomunikasikan. PGN dapat mendukung kebutuhan KMJ untuk tumbuh bersama di dalam ekosistem ini.

PGN selaku Subholding Gas senantiasa berkomitmen untuk selalu menjaga kehandalan pasokan gas kepada pelanggan melalui pasokan dari gas bumi maupun LNG. Konsistensi juga dilakukan dalam melakukan pengembangan infrastruktur gas termasuk LNG agar dapat mendukung bisnis PGN ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini