Sukses

CEO GoTo Patrick Walujo: Proses Integrasi TikTok-Tokopedia Berjalan Baik

CEO GoTo, Patrick Walujo menuturkan, proses integrasi TikTokp Shop dan Tokopedia hampir selesai.

Liputan6.com, Jakarta - GoTo dan TikTok akan sepenuhnya mematuhi peraturan Indonesia terkait layanan belanja online mereka di media sosial dalam waktu satu setengah bulan.

Hal itu diungkapkan oleh CEO GoTo, Patrick Walujo. "Proses integrasi berjalan dengan baik. Semua pihak terus berkomunikasi dengan kementerian terkait dan sejauh yang kami tahu prosesnya hampir selesai,” kata CEO Patrick Walujo dalam sebuah konferensi daring, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (29/2/2024).

Seperti diketahui, pada Desember 2023 aplikasi media sosial TikTok akuisisi mayoritas saham di unit e-commerce GoTo, Tokopedia, setelah Kementerian Perdagangan Indonesia melarang transaksi di unit e-commerce TikTok Shop miliknya.

Menteri Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi Teten Masduki mengatakan pekan lalu TikTok belum mematuhi peraturan tersebut.

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Menyusul kesepakatan pada Desember, TikTok telah membuka kembali layanan e-commerce yang kini difasilitasi oleh Tokopedia.

Manajemen GoTo mengatakan pihaknya akan menerima biaya e-commerce triwulanan dari Tokopedia, yang jumlahnya bergantung pada nilai kotor barang dagangannya di Tokopedia.

GoTo juga berharap kemitraannya dengan TikTok akan menguntungkan tidak hanya bisnis e-commerce tetapi juga segmen layanan keuangan karena mereka akan dapat menawarkan pembayaran digital dan skema kredit “beli sekarang, bayar nanti” di TikTok.

 

2 dari 4 halaman

Migrasi Sistem TikTok ke Tokopedia Ditargetkan Rampung Dalam 1,5 Bulan ke Depan

Sebelumnya diberitakan, proses migrasi sistem TikTok ke Tokopedia ditargetkan rampung dalam waktu 1,5 bulan ke depan. Direktur Utama PT Gojek Tokopedia GoTo (Tbk) (GOTO), Patrick Walujo menjelaskan proses integrasi dan migrasi sistem berjalan dengan baik.

“Kami berkomunikasi dengan kementerian terkait dan sepanjang sepengetahuan kami proses saat ini 100 persen hampir selesai. Proses diharapkan dapat seluruhnya rampung paling lambat dalam 1,5 bulan ke depan,” kata Patrick dalam paparan publik insidental secara virtual, Rabu (28/2/2024). 

Patrick menjelaskan nantinya setelah proses migrasi usai, proses promosi akan dilakukan pada sistem elektronik TikTok. Adapun untuk pengalaman belanja dan proses transaksi secara keseluruhan akan dilakukan di sistem elektronik backend Tokopedia. 

“Hal ini akan memberikan pengalaman yang baik bagi pembeli dan tetap memastikan data dan sistem tetap terpisah sesuai dengan peraturan pemerintah. Penyelesaian transaksi akan dilakukan di sistem pembayaran seperti biasa,” jelasnya. 

Migrasi ini merupakan langkah perseroan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 untuk memisahkan layanan e-commerce dan sosial media terpisah dari TikTok.

Patrick turut menjelaskan, di tengah upaya GOTO untuk mengejar profitabilitas dengan mengurangi subsidi dan insentif membuat pangsa pasar Tokopedia semakin berkurang khususnya di kalangan pengguna yang memprioritaskan harga.

Pesaing GOTO dalam sekor e-commerce merupakan perusahaan besar dari luar yang memiliki sumber pendanaan besar. Maka dari itu untuk terus bertumbuh dan bertahan, Tokopedia memerlukan investasi sangat besar, membuat kemitraan dengan TikTok adalah pilihan terbaik.

“Ini menjadi pilihan terbaik untuk Tokopedia untuk kembali menjadi pemain nomor satu di sektor e-commerce di Indonesia,” pungkasnya. 

 

3 dari 4 halaman

GoTo Peopleverse Fund Lepas 320,30 Juta Saham GOTO

Pemegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yakni Goto Peopleverse Fund (GPF) kembali melepas saham GOTO.

Dikutip dari laporan pemegang saham di atas 5 persen KSEI, ditulis Rabu (14/2/2024), GPF melepas 320.304.415 saham GOTO sesuai laporan kepemilikan pada 12 Februari 2024. Dengan demikian, kepemilikan saham GPF di GOTO sekitar 5,3 persen atau sebesar 63,64 miliar saham. Sebelumnya GPF genggam 63,96 miliar saham GOTO atau setara 5,3 persen.

Sementara itu, Taobao China Holding Limited masih genggam 7,37 persen saham GOTO. Jumlah saham itu setara 88,53 miliar saham GOTO per 12 Februari 2024.

Namun, pada laporan 7 Februari 2024, kepemilikan saham GOTO oleh Taobao China Holding Limited berkurang.Taobao China Holding Limited melepas 16,20 miliar sahamGOTO. Dengan demikian, Taobao genggam saham GOTO 7,37 persen atau setara 88,53 miliar saham. Sebelumnya Taobao memiliki 8,72 persen saham GOTO atau setara 104,73 miliar saham.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 13 Februari 2024, saham GOTO stagnan di posisi Rp 86 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 87 dan terendah Rp 86 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.843 kali dengan volume perdagangan 17.152.940 saham. Nilai transaksi Rp 143,8 miliar.

4 dari 4 halaman

Strategi Genjot Kinerja Keuangan

PT Goto Gojek Tokopedia (Tbk) (GOTO) telah menyiapkan peta jalan strategi untuk fokus penguatan kinerja perseroan sepanjang 2024.

Direktur Financial Technology GoTo Gojek Tokopedia, Hans Patuwo mengatakan perseroan akan terus fokus pada penguatan kinerja pada kuartal-kuartal berikutnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Hans menjelaskan peta jalan GOTO terdiri dari tiga pilar. Pilar pertama yaitu meningkatkan frekuensi pengguna eksisting serta memperluas jangkauan pasar. 

"Pilar ini dilakukan melalui inovasi produk untuk menjangkau konsumen yang memprioritaskan harga,” kata Hans dalam paparan publik insidental secara virtual, Rabu (28/2/2024). 

Pilar kedua yaitu dengan memperkuat monetisasi melalui inovasi produk sektor fintech GOTO dengan memberikan take rate yang lebih tinggi. 

"Pada pilar kedua, segmen fintech kami telah berinovasi dan meluncurkan beberapa produk dengan take rate yang tinggi. Untuk On Demand Services (ODS) kami juga mengembangkan solusi iklan dan Value Added Services dengan take rate lebih tinggi,” ujar dia.

Pilar ketiga yaitu dengan memperkuat fundamental perseroan melalui pengelolaan beban usaha secara disiplin seperti beban infrastruktur serta pengembangan IT, beban operasional tetap, dan insentif serta promosi.

"Hal ini merupakan rencana bisnis perseroan untuk 2024, di mana realisasi rencana bisnis tersebut juga bergantung pada berbagai faktor eksternal lainnya yang berada di luar kendali perseroan,” ujar Hans.