Sukses

Aksi Beli Saham oleh Investor Asing Tembus Rp 4,89 Triliun

Investor asing membeli saham Rp 25,05 triliun dan menjual saham Rp 20,16 triliun. Dengan demikian, aksi beli bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 4,89 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing melakukan aksi beli saham signifikan pada 29 Januari-2 Februari 2024. Total pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 4,89 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/2/2024), investor asing membeli saham Rp 25,05 triliun dan menjual saham Rp 20,16 triliun. Dengan demikian, aksi beli bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 4,89 triliun. Sepanjang 2024, investor asing sudah membeli saham Rp 10,67 triliun.

Pada pekan ini, saham sektor perbankan menjadi incaran investor asing. Hal itu dipimpin saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Investor asing membeli saham BBCA sekitar Rp 727,6 miliar. Pada posisi dua, ada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Investor asing buru saham TLKM yang mencapai Rp 422 miliar. Selanjutnya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dibeli investor asing mencapai Rp 368,6 miliar.

Kemudian  posisi empat, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Investor asing beli saham BMRI mencapai Rp  360,4 miliar.  Posisi lima, investor asing beli saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai Rp 233,9 miliar.

Berikut 10 saham yang dibeli investor asing selama sepekan berdasarkan data RTI:

1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 727,6 miliar

2.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 422 miliar

3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 368,6 miliar

4.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 360,4 miliar

5.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai Rp 233,9 miliar

6. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) senilai Rp 91,9 miliar

7.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) senilai Rp 73,1 miliar

8.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 59 miliar

9. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 57,4 miliar

10.PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) senilai Rp 55 miliar

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 29 Januari-2 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada perdagangan 29 Januari-2 Februari 2024. Analis menilai, sentimen global dari Amerika Serikat dan China pengaruhi IHSG sepekan.

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (3/2/2024), IHSG melambung 1,42 persen menjadi 7.238,78 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.137,08. Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa meroket 1,01 persen menjadi Rp 11.460,02 triliun dari pekan lalu Rp 11.345,77 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian saham bertambah 10,74 persen menjadi 17,23 miliar saham dari pekan lalu 15,56 miliar saham.

Namun, rata-rata nilai transaksi harian saham terpangkas 8,06 persen menjadi Rp 10,49 triliun dari Rp 11,41 triliun pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham berubah 1,13% menjadi 1.114.490 kali transaksi dari 1.127.246 kali transaksi pada sepekan lalu. Investor asing pada Jumat, 2 Februari 2024 mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,46 triliun. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 4,8 triliun. sepanjang 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp10,68 triliun.

3 dari 4 halaman

Suku Bunga Landai, Indonesia Bakal Kebanjiran Dana Investor Asing

Sebelumnya diberitakan, sejak awal 2024, investor asing terpantau terus melakukan aksi beli saham ke pasar saham. Aksi beli saham ini diprediksi terus berlanjut hingga akhir 2024.

Hingga perdagangan hari ini, Kamis 18 Januari 2024, data RTI menunjukkan investor asing telah mencatatkan net buy Rp 6,82 triliun secara year to date (YTD) di seluruh pasar.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan optimistis tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun.

"Investor asing itu sangat positif terhadap pasar kita. Kita menerima aliran dana investor asing terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN dan konsisten dalam 8 dari 9 Minggu terakhir. Jadi masuk terus secara konsekutif 8 minggu dari 9 minggu terakhir," ujar Katarina dalam Press Conference Market Outlook: Keeping up with 2024, Kamis (18/1/2024).

Faktor lain yang mungkin menyebabkan investor asing suka dengan pasar Indonesia karena valuasinya sudah sangat murah.

Sebagai acuan, Katarina menuturkan, pada 2023 pergerakan pasar saham Indonesia kurang menggembirakan dengan kenaikan yang  tidak terlalu bagus karena berbagai faktor yang membuat investor tidak terlalu suka. Kondisi tersebut diperkirakan akan membaik pada tahun ini didukung sinyal penurunan suku bunga The Fed.

"Kalau suku bunga turun, maka investor itu akan beralih melihat mana negara-negara yang pertumbuhannya lebih baik, lebih bagus, memberikan potensi pertumbuhan yang baik dan nilai mata uangnya stabil. Dan itu termasuk Indonesia di dalamnya," kata Katarina.

Di sisi lain, Katarina menilai investor asing juga melihat bahwa pemilihan umum (pemilu) di Indonesia akan berlangsung kondusif dan aman, seperti yang terjadi di pemilu-pemilu sebelumnya. Sehingga tidak ada kekuatiran mengenai keamanan Pemilu.

"itu juga salah satu faktor yang membuat mereka lebih nyaman untuk masuk ke Indonesia," imbuh dia.

4 dari 4 halaman

Faktor Lainnya

Faktor lainnya adalah tadi mengenai geopolitik luar negeri, di mana Indonesia cukup terlindungi dari dampak negatif yang geopolitik. Meski jika isu tersebut berkembang menjadi ketegangan yang meningkat maka tidak ada satu negara pun yang bebas dari dampaknya.

Namun, secara keseluruhan Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk tidak terlalu bergantung terhadap negara-negara lain. Dari sisi PDB Indonesia saat ini juga tidak terlalu bergantung pada perdagangan internasional yang tahun ini agak terhambat karena pertumbuhan ekonomi dunia mengalami moderasi.

"Jadi faktor itu yang dilihat oleh investor asing. Dan kemungkinan untuk tahun 2024 mereka akan lebih minat untuk masuk ke pasar kita seperti yang sudah ditunjukkan dalam dua bulan lebih terakhir ini," pungkas Katarina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.