Sukses

Peringati Tahun Baru Hijriah, BEI Libur pada 19 Juli 2023

Hanya ada satu hari libur Bursa pada Juli 2023. Dengan demikian, terdapat 20 hari operasional Bursa pada Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meniadakan perdagangan pada Rabu, 19 Juli 2023. Liburnya operasional Bursa itu berkenaan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah.

Berbeda dengan Juni yang memiliki banyak tanggal merah, melansir laman BEI, Selasa (18/7/2023), hanya ada satu hari libur Bursa pada bulan ini. Dengan demikian, terdapat 20 hari operasional Bursa pada Juli 2023.

Jelang libur, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah. IHSG hari ini turun 0,54 persen ke posisi 6.830,230. IHSG dibuka pada posisi 6.867,144 dan bergerak pada rentang 6.798-6.902,143. Merujuk data RTI, frekuensi perdagangan saham sepanjang hari ini tercatat sebanyak 1,18 juta kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 17,37 miliar lembar senilai Rp 10,32 triliun.

Sebanyak 182 saham menguat, 354 saham keok, dan 206 saham stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Hari Libur Lainnya hingga Akhir Tahun Pada paruh kedua tahun ini, hari libur bursa nampaknya tak seramai paruh pertama. Hari libur bursa pada Agustus dan September, masing-masing juga hanya ada satu hari. Yakni pada 17 Agustus 2023, sehingga total hari bursa pada Agustus 2023 sisa 22 hari.

Sedangkan pada September, libur bursa jatuh pada 28 September 2023 dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Total hari bursa September menjadi 20 hari. Adapun pada Oktober dan November, tidak ada libur bursa kecuali Sabtu dan Minggu. Sehingga total hari bursa sepanjang Oktober dan November masing-masing 22 hari.

Terakhir, terdapat dua hari libur bursa pada Desember 2023, yakni Hari Raya Natal pada 25 Desember 2023 dan cuti bersama Hari Raya Natal pada 26 Desember 2023. Sehingga total hari bursa pada Desember yakni 19 hari.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.

Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 4 Perusahaan dari sektor basic materials

• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 5 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 2 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 3 Perusahaan dari sektor teknologi

• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

3 dari 3 halaman

OJK Sebut 65 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebut di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal pada Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 43 emiten. 

"Penghimpunan dana di pasar modal di Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 27 Juni 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan 419 Penerbit, 156.155 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 896,80 miliar. 

Selain itu, ia menyebut, di tengah pasar keuangan global yang bergerak bervariasi, pasar saham pada Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen mtd ke level 6.661,88 (Mei 2023 melemah 4,08 persen mtd ke level 6.633,26), meski non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,38 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp1,67 triliun mtd). 

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terbesar dicatatkan oleh saham di sektor transportasi dan logistik dan keuangan. Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 2,76 persen dengan non-resident membukukan net buy atau aksi beli bersih sebesar Rp16,21 triliun (Mei 2023 net buy sebesar 20,58 triliun ytd).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.