Sukses

Bursa Saham Asia Melejit di Tengah Sentimen Plafon Utang AS

Bursa saham Asia Pasifik melesat pada perdagangan Kamis (1/6/2023) setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) maju ke senat.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis (1/6/2023) setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) disahkan di DPR, memajukannya ke Senat hanya beberapa hari sebelum batas waktu gagal bayar.

Dikutip dari CNBC, DPR AS meloloskan RUU tersebut dengan dukungan dari Partai Demokrat dan Republik, kesimpulan dramatis dari negosiasi yang tegang selama berminggu-minggu antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy .

Di sisi lain, pasar juga hadapi survei swasta untuk data aktivitas pabrik untuk China, Jepang, Korea Selatan, serta beberapa negara ASEAN pada Kamis, 1 Juni 2023.

Di Jepang, indeks  Nikkei 225 naik 0,3 persen setelah lepas dari posisi 31.000 pada Rabu, 31 Mei 2023. Indeks Topix mendaki 0,46 persen. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,26 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,42 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,58 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat setelah sentuh area koreksi. Indeks Hang Seng  naik 0,48 persen. Bursa saham China juga menguat. Indeks Shanghai bertambah 0,14 persen dan indeks Shenzhen melesat 0,54 persen.

Di wall street, indeks acuan kompak melemah seiring investor awasi debat plafon utang di Washington pada perdagangan terakhir Mei 2023. Indeks Dow Jones terpangkas 0,41 persen, indeks S&P 500 merosot 0,61 persen. Indeks Nasdaq susut 0,63 persen.

Pertumbuhan Ekonomi India

Di sisi lain, India catat produk domestik bruto (PDB) naik 6,1 persen year on year (YoY) pada Januari-Maret 2023, lebih cepat dari perkiraan 5 persen oleh ekonom yang disurvei Reuters.

Berdasarkan data pemerintah, pertumbuhan India sebagian besar didorong belanja modal pemerintah dan swasta. Adapun PDB setahun penuh India tumbuh 7,2 persen YoY lebih rendah dari 9,1 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya. Rupee sedikit menguat pada perdagangan Kamis pekan ini di posisi 82,662 terhadap dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 31 Mei 2023

Di Asia Pasifik, indeks Hang Seng anjlok hampir dua persen ke level terendah pada 2023. Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada perdagangan, Rabu, 31 Mei 2023.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng melemah 1,94 persen ke posisi 18.234,27 seiring indeks manufaktur pembelian China merosot menjadi 48,8 pada Mei dari posisi April 2023 49,2. Bursa saham China merosot dengan indeks Shanghai turun 0,61 persen ke posisi 3.204,56. Indeks Shenzhen susut 0,7 persen ke posisi 10.793,85.

Di Jepang, indeks Nikkei melemah 1,41 persen ke posisi 30.887,88. Indeks Topix tergelincir 1,32 persen ke posisi 2.130,63. Indeks ASX 200 merosot 1,64 persen ke posisi 7.091,3 seiring kenaikan inflasi menjadi 6,8 persen. Inflasi tersebut lebih tinggi dari prediksi ekonom lebih dari 6,4 persen berdasarkan survei Reuters.

Indeks Kospi turun 0,32 persen menjadi 2.577,12. Indeks Kosdaq naik 0,64 persen ke posisi 856,94.

Di sisi lain, bank sentral Thailand naikkan suku bunga menjadi 2 persen dari sebelumnya 1,75 persen. Ini kenaikan enam kali yang dilakukan bank sentral Thailand. Bank sentral Thailand naikkan suku bunga dari 0,5 persen sejak Agustus 2022.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 31 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 31 Mei 2023 seiring investor mengawasi debat plafon utang AS.

Dikutip dari CNBC, Kamis (1/6/2023), indeks Dow Jones melemah 0,41 persen ke posisi 32.908,27. Indeks S&P 500 terpangkas 0,61 persen menjadi 4.179,83. Indeks Nasdaq tergelincir 0,63 persen ke posisi 12.935,29.

Kesepakatan yang dicapai pada akhir pekan lalu oleh Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy menyelesaikan ujian besar pada Selasa malam, 30 Mei 2023 setelah maju ke DPR setelah pemungutan suara di Komite DPR. Pemungutan suara diharapkan berlangsung pada Rabu malam waktu setempat.

“Saya pikir kita memiliki suara untuk meloloskan (RUU plafon utang-red) hari ini,” ujar negosiator dari Partai Republik Patrick McHenry dikutip dari CNBC.

Chief Invesment Strategist CFRA Research, Sam Stovall menuturkan, kesepakatan plafon utang kemungkinan berlaku sebelum AS gagal bayar, tetapi investor bertanya-tanya apakah diperlukan lebih banyak perubahan dan waktu sebelum kesepakatan resmi dapat dicapai.

Setelah RUU disetujui, ia menuturkan, pelaku pasar akan mengalihkan fokus ke pertemuan kebijakan the Federal Reserve pada Juni 2023. “Beberapa investor khawatir desibel tinggi, perbedaan pendapat mungkin akan menyebabkan pemungutan suara ini gagal dan memerlukan beberapa penyesuaian sebelum berakhir. Pelaku pasar mengambil keuntungan apa pun menjelang pemungutan suara malam ini,” tutur dia.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Rabu, 31 Mei 2023 menandai akhir bulan perdagangan pada Mei 2023. Indeks Nasdaq melambung 5,8 persen dibantu reli saham terkait kecerdasan buatan dan teknologi. Indeks S&P 500 naik 0,3 persen. Indeks Dow Jones melemah hampir 3,5 persen pada Mei 2023 hal itu terseret saham Nike, Walt Disney, Walgreens, 3M, Chevron, dan Dow Inc.

4 dari 4 halaman

Warren Buffett Beli Saham Occidental Petroleum

Sementara itu, perusahaan investasi milik investor legendaris Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway membeli lebih banyak saham Occidental Petroleum selama tiga hari perdagangan terakhir sehingga kepemilikan saham menjadi 24,9 persen. Hal itu berdasarkan pengajuan pengaturan.

Warren Buffett membeli 4,7 juta saham senilai USD 273 juta pada Kamis, Jumat dan Selasa dengan harga hingga USD 58,85. Berkshire telah menambah sahamnya yang sudah besar pada bulan ini bahkan setelah Buffett meruntuhkan spekulasi kalau dia akan mengambil kendali penuh atas perusahaan minyak tersebut. Pada 2022, Berskhire menerima persetujuan peraturan untuk membeli 50 persen saham.

Di sisi lain, koreksi pasar secara musiman bisa terjadi jika sejarah kembali terulang. Juni secara historis menjadi bulan terburuk dalam sembilan tahun ini untuk S&P 500. Sedangkan yang terburuk ke-11 untuk indeks Dow Jones berdasarkan data yang dianalisis the Stock Traders’s Almanac.

Sejak 1950, Juni mencatat kenaikan 0,1 persen untuk S&P 500 dibandingkan kenaikan rata-rata 0,72 persen dari semua bulan dalam periode yang sama.

Secara historis, rata-rata indeks Dow Jones melemah 0,2 persen pada Juni. Sedangkan rata-rata semua bulan selama periode waktu yang sama, indeks Dow Jones naik 0,67 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.