Sukses

Saham Alibaba Justru Melonjak Usai Pengumuman Pemecahan Perusahaan

Saham perusahaan teknologi China, Alibaba, melonjak setelah mengumumkan rencana untuk memecah perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta Saham perusahaan teknologi China, Alibaba, melonjak setelah mengumumkan rencana untuk memecah perusahaan. Saham Alibaba naik lebih dari 14 persen di New York pada hari Selasa (28/3/2023) dan sebesar 13 persen lebih tinggi di Hong Kong pada hari Rabu (29/3/2023).

Sementara saham Alibaba yang terdaftar di AS telah turun hampir 70 persen sejak 2020 di tengah kekhawatiran atas tindakan keras Beijing terhadap sektor teknologi.

Rencana pembubaran Alibaba tersebut dilakukan setelah laporan bahwa pendiri Alibaba Jack Ma, yang jarang terlihat di depan umum dalam tiga tahun terakhir, muncul kembali di China minggu ini setelah lama absen.

Alibaba mengatakan keputusan untuk memisahkan bisnis adalah restrukturisasi terbesar dalam 24 tahun sejarahnya.

Unit-unit tersebut akan memiliki kepala eksekutif dan dewan direksi mereka sendiri. Mereka akan diizinkan untuk mengumpulkan modal dan mencari daftar pasar saham, kecuali platform ritel online Taobao Tmall Commerce Group, yang akan tetap dimiliki sepenuhnya oleh Alibaba.

Mengutip BBC, dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS dan Bursa Efek Hong Kong, Alibaba mengatakan unit tersebut akan "menangkap peluang di pasar dan industri masing-masing, sehingga membuka nilai bisnis masing-masing Grup Alibaba".

"Pasar adalah ujian lakmus terbaik dan setiap grup bisnis dan perusahaan dapat mengejar penggalangan dana independen dan IPO ketika mereka siap," kata Kepala Eksekutif Daniel Zhang.

Di sisi lain, analis teknologi China Rui Ma mengatakan bahwa investor melihat nilai dalam restrukturisasi karena unit bisnis Alibaba akan dapat tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Setiap unit juga akan lebih ramping dan cenderung tidak mengalami pelanggaran antimonopoli.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Restrukturisasi Alibaba

Restrukturisasi Alibaba terjadi setelah bertahun-tahun peraturan ketat untuk perusahaan teknologi China, kata Scott Kessler, pemimpin sektor global untuk teknologi, media, dan telekomunikasi di perusahaan riset investasi Third Bridge.

Kessler juga menambahkan, selama beberapa bulan terakhir, pemerintah tidak terlalu keras terhadap perusahaan teknologi besar.

Orang-orang bertanya-tanya apakah ini bisa menjadi awal dari periode di mana pemerintah beralih dari hampir menjadi musuh bagi perusahaan, menjadi benar-benar mendukung mereka.

Mr Ma sendiri adalah miliarder Cina paling terkenal yang menghilang di tengah tindakan keras terhadap pengusaha teknologi.

Baru-baru ini, dia kembali ke China dan mengunjungi Sekolah Yungu. Pria berusia 58 tahun itu tidak menonjolkan diri sejak mengkritik regulator keuangan China pada 2020. Dia mengundurkan diri sebagai ketua Alibaba pada September 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.