Sukses

Laba Indika Energy Melesat 684,27 Persen pada 2022

PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan pertumbuhan pendapatan 41,24 persen menjadi USD 4,33 miliar dan laba naik 684,27 persen pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Indika Energyberhasil membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. 

Melansir laporan keuangan dari keterbukaan bukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), Indika energy berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 4,33 miliar atau sekitar Rp 65,43 triliun (kurs Rp 15.094 per USD). Pendapatan itu naik 41,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,07 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 2,88 miliar dari USD 2,15 miliar pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor USD 1,45 miliar, masih naik 58,02 persen dari USD 918,12 jua pada 2021.

Pada periode tersebut, perseroan uga mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 31,17 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 136,07 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi USD 240,73 juta, pendapatan investasi USD 9,3 juta, beban keuangan USD 103,53 juta, beban pajak final USD 8,88 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 46,27 juta, dan beban lain-lain USD 38,02 juta, dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar USD 1,01 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 510,78 juta atau sekitar Rp 7,71 triliun. Laba ini naik 706,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 63,32 juta. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 452,67 juta atau sekitar Rp 6,83 triliun.

Laba ini naik 684,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 57,72 juta. Sehingga laba per saham dasar juga ikut naik menjadi USD 0,0869 dari sebelumnya USD 0,0317.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 turun tipis menjadi USD 3,59 miliar dari USD 3,69 miliar pada akhir 2021. Liabilitas ikut susut menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga akhir Desember 2022 naik menjadi USD 1,34 miliar dari USD 883,71 miliar pada akhir 2021.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Indika Energy Kantongi Kredit Sindikasi Setara Rp 3,85 Triliun untuk Garap Tambang Emas di Sulsel

Sebelumnya, PT Indika energy Tbk (INDY) memperoleh fasilitas kredit senilai USD 250 juta atau setara Rp 3,85 triliun (kurs Rp 15.401,15 per USD).

Pada 2 Maret 2023, perseroan telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit (Facility Agreement) bersama dengan para anak perusahaan perseroan, yaitu PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. sebagai para penanggung awal bersama dengan beberapa bank sebagai pemberi fasilitas kredit.

“Perjanjian Fasilitas ini akan dipergunakan untuk pengembangan dan pembangunan Proyek Awak Mas dari PT Masmindo Dwi Area,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (7/3/2023).

Dalam perjanjian tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank UOB Indonesia (UOB), PT Bank DBS Indonesia (DBS), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, sebagai pengatur.

 

 

3 dari 5 halaman

Proyek Perseroan

Kemudian BNI, sebagai Agen, Bank Mandiri sebagai Agen Jaminan, serta Mandiri dan BNI, masing- masing bertindak sebagai Bank Rekening. PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. adalah anak-anak perusahaan dari Perseroan yang dimiliki oleh Perseroan sebesar 100 persen secara langsung dan tidak langsung.

Selain perjanjian fasilitas, perseroan dan para pihak sebagaimana disebutkan menandatangani perjanjian konfirmasi jaminan dan surat tambahan untuk perjanjian antar kreditur. Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Indenture untuk surat utang senior 5,875 persen sebesar USD juta dan surat utang senior 8,250 persen sebesar USD 675 juta.

Proyek Awak Mas memiliki perkiraan cadangan ore 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di Sulawesi Selatan (Sulsel). Proyek ini ditemukan pada 1988, dan telah melakukan sekitar 135 km pengeboran yang terdiri dari 1.100 titik bor. Awak mas merupakan perjanjian kontrak karya generasi ke-7 dengan pemerintah Indonesia hingga 2050.

 

4 dari 5 halaman

Tambang Batu Bara Indika Energy Kantongi Perpanjangan IUP hingga 2023

Sebelumnya, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) memperoleh perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hingga 2033.

Sekretaris Perusahaan Indika Energy Tbk, Adi Pramono mengungkapkan, PT Kideco Jaya Agung telah memperoleh izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sebagai kelanjutan operasi kontrak atau perjanjian dari Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tertanggal 16 Desember 2022.

"IUPK diberikan dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 13 Maret 2033 dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan," tulis Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (26/1/2023).

Kideco Jaya Agung yang didirikan tahun 1982, melakukan penambangan batubara terbuka di atas lahan konsesi seluas 50.921 hektar di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Indonesia. Kideco memegang hak pertambangan batu bara sampai 2023 di bawah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama.

Saat ini Kideco mengoperasikan lima wilayah konsesi dengan menggunakan metode pertambangan terbuka, dengan cadangan batubara potensial dan terbukti diperkirakan mencapai 651 juta ton dan sumber daya batubara diperkirakan mencapai 1.376 juta ton.

Kideco memproduksi batu bara sub-bituminous dengan kandungan sulfur, abu, dan nitrogen yang rendah sehingga ramah lingkungan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Sebagai salah satu produsen batubara dengan biaya terendah di Indonesia, Kideco memproduksi 35,8 juta ton batubara pada tahun 2021 dan telah memasok batu bara kepada lebih dari 50 klien di 16 negara.

 

 

5 dari 5 halaman

Jajal Bisnis Sektor Kesehatan, Indika Energy Bentuk Anak Usaha Baru

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) siap mencoba peruntungan pada bisnis sektor kesehatan. Perseroan melalui anak-anak usahanya, PT Bioneer Indika Group (BIG) dan PT Indika Medika Nusantara (IMAN) telah mendirikan perusahaan bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID). BID akan menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan.

"Pendirian BID oleh BIG dan IMAN merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor kesehatan di Indonesia,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (25/1/2023).

Pendirian BID tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 35 tertanggal 19 Januari 2023 yang dibuat di hadapan Ungke Mulawanti, SH., M.Kn., Notaris di Bekasi. Akta Pendirian tersebut pada saat ini sedang dalam proses permohonan perubahan data perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Adapun total modal dasar anak usaha perseroan BID saat ini senilai Rp 31,49 miliar. Mayoritas atau sebesar 99,97 persen atau senilai Rp 31,48 miliar dimiliki oleh PT Bioneer Indika Group. Sedangkan sisanya 0,03 persen atau setara Rp 10 juta oleh PT Indika Medika Nusantara.

PT Bioneer Indika Group merupakan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang didirikan oleh anak usaha perseroan, PT Indika Medika Nusantara dengan Bioneer Corporation, suatu perusahaan manufaktur alat kesehatan dari Korea Selatan/ Indika dan Bioneer masing-masing memiliki 50 persen saham di BIG.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.