Sukses

Dow Ditutup Memerah, Masih Gara-gara First Republic

Sekelompak lembaga keuangan mengatakan akan membantu Republik dengan memnggelontorkan USD 30 miliar sebagai tanda kepercayaan pada sistem perbankan.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Amerika Serikat (AS) atau wall street ditutup memerah. Di mana, Dow ditutup hampir 400 poin lebih rendah mengekor First Republic dan bank regional melanjutkan pelemahan.

Pasar saham jatuh pada hari Jumat karena investor menarik diri dari posisi di First Republic dan saham bank lainnya di tengah kekhawatiran atas keadaan sektor perbankan AS. 

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average kehilangan 384,57 poin, atau 1,19 persen ditutup ke posisi 31.861,98 poin.

Sedangkan indeks S&P 500 meluncur 1,10 persen berakhir pada level 3.916,64 poin, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,74 persen menjadi 11.630,51 poin.

Saham First Republic turun hampir 33 persen dan di akhir pekan memerah mendekati 72 persen. Sekelompak lembaga keuangan mengatakan akan membantu Republik dengan memnggelontorkan USD 30 miliar sebagai tanda kepercayaan pada sistem perbankan.

Penurunan membebani SPDR Regional Banking ETF (KRE), yang kehilangan 6 persen dalam sesi dan menyelesaikan minggu ini 14 persen lebih rendah.

Saham Credit Suisse yang terdaftar di AS ditutup turun hampir 7 persen karena para pedagang menguraikan pengumuman bank bahwa mereka akan meminjam hingga 50 miliar franc, atau hampir USD 54 miliar, dari Swiss National Bank. Saham lembaga ini tercatat menyusut 24 persen selama seminggu.

Saat kondisi pasar turun, S&P 500 justru menguat 1,43 persen pada minggu ini. Nasdaq Composite naik 4,41 persen karena investor bertaruh pada teknologi dan nama pertumbuhan lainnya menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada minggu depan.

Itu adalah mingguan terbaik sejak 13 Januari untuk indeks teknologi. Namun penurunan yang terjadi di hari Jumat menarik Dow ke wilayah negatif untuk minggu ini, berakhir turun 0,15 persen.

Investor terus memantau saham bank dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran bahwa yang lain juga dapat bernasib yang sama seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank, yang keduanya ditutup pada pekan lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Pasar

Pasar merespons perkembangan terbaru di sektor ini setelah regulator mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka akan mendukung simpanan di kedua bank tersebut.

"Investor memilih mundur saat apa yang berpotensi menjadi akhir pekan yang penting karena krisis bank berlangsung," kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di Globalt Investments.

"Ada kegugupan di akhir pekan: Bagaimana semua ini terlihat pada hari Senin?" katanya. "Pasar gugup menahan saham ke dalamnya."

3 dari 3 halaman

Suku Bunga Fed

Perombakan terjadi pada saat investor menantikan pertemuan Federal Reserve yang akan datang pada 21-22 Maret. Pertanyaan di benak para pedagang adalah apakah bank sentral akan melanjutkan dengan kenaikan 25 basis poin yang diharapkan bahkan ketika kesengsaraan perbankan menghancurkan pasar.

"The Fed tampaknya memberikan basa-basi, setidaknya, dan menyadari apa yang baru saja terjadi dengan sektor perbankan," kata Aoifinn Devitt, kepala investasi di Moneta.

“Di satu sisi, tidak ada yang berubah tentang kasus dasar, hanya fakta bahwa kami telah mengalami peristiwa semacam ini di sektor perbankan yang menyebabkan penularan dalam hal sentimen, tetapi belum benar-benar menular dalam hal bank lain.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini