Sukses

Profil Mayora Indah, Produsen Permen Legendaris Kopiko yang Rajin Mejeng di Drakor

Mayora Indah (MYOR), salah satu produsen makanan dan minuman yang ekspansinya makin pesat dan menyasar pasar luar negeri. Salah satu lewat Kopiko di drama Korea sehingga produknya makin dikenal.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) merupakan salah satu pemain utama dalam industri konsumer utama untuk produk makanan dan minuman. Salah satu produk legendaris dari perusahaan ini adalah permen kopi dengan merek dagang Kopiko.

Kopiko cukup eksis di kancah internasional, dan beberapa kali terpantau mampir dalam tayangan drama Korea (drakor). Munculnya Kopiko dalam serial drama Korea menjadi salah satu media promosi untuk pasar luar negeri. Manajemen perseroan cukup optimistis cara ini efektif mendongkrak ekspor.

Produk permen kopi itu terpantau muncul dalam drakor Vincenzo yang dibintangi oleh Song Joong Ki. Usai kemunculannya di Vincenzo, Kopiko kembali muncul di drakor lain, Mine dan Hometown Cha-Cha-Cha.

Tahun lalu, Kopiko juga sempat heboh lantaran hadir di tengah-tengah pertemuan Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman (Menko Marinves), Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) dan pendiri Tesla, Elon Musk, di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Jauh sebelum itu, Kopiko sudah populer di pasar Amerika Serikat (AS), dan telah dipesan ke luar angkasa oleh NASA selama Thanksgiving. Manajemen mengakui, kejadian itu di luar rencana perseroan dan terjadi begitu saja tetapi berhasil memberi dampak positif bagi penjualan Kopiko di negeri Paman Sam.

Sejarah

PT Mayora Indah Tbk didirikan pada 1977 oleh Keluarga Jogi Hendra Atmadja dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan sekitarnya. Keluarga Jogi Hendra Atmadja mulai membuat biskuit rumahan pada 1948 dan secara resmi membentuk grup Mayora pada 1977.

Jogi Hendra Atmadja dan keluarganya memiliki saham pengendali di Mayora Indah Tbk. Total kekayaan Jogi Hendra Atmadja & Family mencapai USD 3,95 miliar pada Desember 2022 dan menjadi orang terkaya Indonesia ke-12 versi Forbes pada periode tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gelar IPO

Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana (initial public offering/IPO) dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990 dengan target market konsumen Asean.

Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan 3 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per lembar. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 9.300 per lembar, sehingga perseroan meraup dana Rp 27,9 miliar dari IPO.

Mayoritas saham perseroan atau sebesar 32,93 persen dimiliki oleh PT Unita Branindo dan Mayora Dhana Utama mengempit 26,14 persen saham MYOR. Kemudian Jogi Hendra Admaja yang tercatat mengempit 25,24 persen saham perseroan, dan sisanya sebesar 15,69 persen merupakan kepemilikan publik.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 28 Februari 2023, saham MYOR stagnan di posisi Rp 2.660 per saham. Saham MYOR dibuka stagnan Rp 2.660 per saham. Pada perdagangan saham Selasa, saham MYOR berada di level tertinggi Rp 2.740 dan terendah Rp 2.570 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.303 kali dengan volume perdagangan 43.801 saham. Nilai transaksi Rp 11,7 miliar.

Seiring perkembangannya, perseroan lantas melebarkan pangsa pasarnya ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di dunia. Di Indonesia, perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada masing masing kategorinya.

Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut di antaranya:

  • Permen Kopiko, pelopor permen kopi
  • Astor, pelopor wafer stick
  • Beng beng, pelopor wafer karamel berlapis coklat
  • Choki-choki, pelopor coklat pasta
  • Energen, pelopor minuman sereal
  • Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix
  • Kopiko Brown Coffee, pelopor racikan kopi dengan gula aren
  • Torabika Creamy Latte, pelopor kopi Latte dengan sajian gula terpisah

 

3 dari 4 halaman

Produk-Produk Mayora

Saat ini, perseroan mengklasifikasikan produk yang dihasilkannya ke dalam dua kategori. Yaitu makanan olahan dan minuman olahan, meliputi enam divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi.

Pertama, divisi biskuit dengan merek dagang: Roma Marie Susu, Roma Marie Susu Gold, Roma kelapa, Roma Kelapa Cream, Roma Sandwich, Roma Malkist, Roma Malkist Abon, Roma Malkist Coklat, Roma Malkist Krim Keju Manis, Roma Malkist Krim Tiramisu, Roma Malkist Zuperrr Keju, Roma Cream Creakers, Royal Choice, Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, dll.

Divisi kembang gula, dengan merek Dagang: Kopiko, Kopiko Cappuccino, KIS, KIS Chewy, Tamarin, dll. Lalu divisi wafer dengan merek dagang: Beng Beng, Beng Beng Maxx, Beng Beng Share It, Beng Beng Kalpa, Astor, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju, Roma Choco Blast dll.

Keempat, divisi cokelat dengan merek dagang Choki-choki dan Drink Beng Beng. Divisi kopi dengan merek Dagang: Torabika Duo, Torabika Duo Susu Full Cream, Torabika 3 in 1, Torabika Moka, Torabika Cappuccino, Torabika Jahe Susu, Torabika Creamy Latte, Torabika Double Up, Kopiko Brown Coffee, Toracafe Volcano Chocomelt, Toracafe Caramelove, dll.

Terakhir, divisi makanan kesehatan dengan merek dagang: Energen Cereal, Energen Oatmilk, dan Prima Cereal.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Mayora Indah

Hingga September 2022, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun. Laba tersebut naik 10,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 977,93 miliar.

Raihan laba itu sejalan dengan kinerja penjualan yang tumbuh 11,78 persen menjadi Rp 22,23 triliun pada September 2022 dari Rp 19,89 triliun pada September 2021. Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 22,5 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 19,92 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 15,34 triliun dan aset tidak lancar Rp 7,16 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 10,56 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 8,56 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 6,82 triliun dna liabilitas jangka panjang Rp 3,74 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik tipis menjadi Rp 11,94 triliun dibanding posisikahir tahun lalu sebesar Rp 11,36 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.