Sukses

Top 3: Kolaborasi Bukit Asam dan Jasa Marga Bangun PLTS di Jalan Tol

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal saham yang dirangkum pada Minggu, 26 Februari 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Jasa Marga) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh jalan tol Grup Jasa Marga.

Jasa Marga dan Bukit Asam terus melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS guna mendukung kegiatan usaha dan operasional di jalan tol Grup Jasa Marga. Perpanjangan MoU tersebut juga menjadi wujud kolaborasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, kerja sama ini antara Jasa Marga dan PTBA patut untuk dilanjutkan, mengingat besarnya potensi yang dapat terus dikembangkan, baik untuk mendukung kegiatan operasional maupun pada aspek komersial dan bisnis prospektif yang dapat memberikan nilai tambah, khususnya dalam pengelolaan jalan tol berkelanjutan berbasis green environment dan green energy.

Artikel kolaborasi Bukit Asam dan Jasa Marga bangun PLTS di jalan tol menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (26/2/2023):

1.Kolaborasi Bukit Asam dan Jasa Marga Bangun PLTS di Jalan Tol

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Jasa Marga) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh jalan tol Grup Jasa Marga.

Jasa Marga dan Bukit Asam terus melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS guna mendukung kegiatan usaha dan operasional di jalan tol Grup Jasa Marga. Perpanjangan MoU tersebut juga menjadi wujud kolaborasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Berita selengkapnya baca di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2.Selain Pertamina Geothermal Energy, Ini Deretan Emiten Garap Sektor Energi Baru Terbarukan

Pemerintah tengah menggenjot sektor energi baru terbarukan alias EBT. Hal itu tercermin dari Peraturan Presiden (Perpres) 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik pada 13 September 2022. 

Sejumlah emiten pun berbondong-bondong menggarap bisnis energi baru terbarukan alias EBT. Terbaru, ada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 24 Februari 2023.

Lantas, emiten apa saja yang tengah menggarap bisnis EBT?

Berikut ini merupakan daftar emiten dengan bisnis EBT yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.

1.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) telah melakukan diversifikasi bisnis melalui pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini ditandai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 MW. Dalam proyek tersebut Adaro melalui anak usahanya PT Adaro Power menggandeng Total Eren.

Berita selengkapnya baca di sini

3 dari 3 halaman

3.Netflix Pangkas Biaya Langganan di Sejumlah Negara, Mana Saja?

Netflix (NFLX) memangkas harga paket langganannya di beberapa negara karena raksasa streaming tersebut ingin mempertahankan pertumbuhan pelanggan di tengah persaingan yang ketat dan pengeluaran konsumen yang ketat.

Dilansir dari CNN Business, Sabtu (25/2/2023), saham Netflix turun hampir 5 persen pada Kamis, 23 Februari 2023 berkinerja buruk di pasar yang lebih luas dan menjadi kinerja terburuknya dalam lebih dari dua bulan.

Tahun lalu telah terjadi persaingan yang ketat dalam industri streaming karena ledakan yang didorong oleh pandemi memudar dan konsumen mengurangi pengeluaran karena kekhawatiran akan kemungkinan resesi, memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali strategi mereka.

Menurut Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan berita tersebut, pemotongan harga terjadi di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Asia.

Pemotongan berlaku untuk beberapa fitur langganan tertentu Netflix. Dalam beberapa kasus, biaya langganan bahkan dikurangi setengahnya. 

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.