Sukses

Bursa Saham Asia Lesu pada Perdagangan Perdana 2023

Di Australia, indeks saham Australia ASX 200 turun 1,64 persen pada awal sesi perdagangan, Selasa, 3 Januari 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bergerak di zona merah pada perdagangan perdana 2023, Selasa, (3/1/2023).

Di Australia, indeks saham Australia ASX 200 turun 1,64 persen pada awal sesi perdagangan. Bursa saham Jepang dan Selandia Baru libur nasional. Indeks Kospi Korea Selatan anjlok 1,52 persen. Indeks Kosdaq susut 1,05 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa pekan ini.

Bank of Japan dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menaikkan inflasi pada Januari 2023 untuk mendekati target bank sentral sebesar 2 persen pada tahun fiskal 2023 dan 2024, demikian laporan Nikkei. Sementara itu, Yen Jepang berada di posisi 130,92, dan bergerak di level terkuat yang terlihat sejak Agustus.

Aktivitas manufaktur China pada Desember 2022 alami kontraksi tajam seiring China alami lonjakan kasus COVID-19. Pembacaan aktivitas pabrik untuk Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga akan dirilis.

Sementara itu, ekonomi Singapura alami pertumbuhan 3,8 persen pada 2022, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan dan Industri. Ekonomi Singapura tumbuh 2,2 persen pada kuartal IV 2022 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan tersebut melambat sejak pertengahan 2021, tetapi mengalahkan harapan 2,1 persen dari jajak pendapat Reuters.

Pertumbuhan ekonomi Singapura itu mencerminkan pemulihan berkelanjutan di sektor jasa setelah pencabutan pembatasan domestik dan perbatasan sejak April. Adapun sektor akomodasi mencatat pertumbuhan pertama kali sejak pertengahan 2021.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 30 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan terakhir 2022 setelah wall street menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,52 persen.

Di China, indeks Shanghai naik 0,6 persen ke posisi 3.092,6. Indeks Shenzhen mendaki 0,27 persen ke posisi 11.025,28. Indeks ASX 200 menguat 0,26 persen ke posisi 7.038,7. Di Jepang, indeks Nikkei 225 mendatar di posisi 26.094,5. Yen Jepang menguat ke posisi 132,42 terhadap dolar AS.

Bursa saham Korea Selatan libur tahun baru dan dijadwalkan buka perdagangan pada 2 Januari 2022, dan dua jam lebih lambat dari pembukaan perdagangan.

Adapun di Amerika Serikat, pengajuan pengangguran meningkat pekan lalu, berdasarkan data Departeman Tenaga Kerja. Rata-rata indeks acuan di wall street masih menuju tahun terburuk sejak 2008.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 30 Desember 202

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022. Wall street mengakhir perdagangan terakhir 2022 dengan catatan terburuk sejak 2008.

Pada penutupan perdagangan terakhir 2022, indeks acuan di wall street kompak tertekan. Indeks Dow Jones merosot 73,55 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.147,25. Indeks S&P 500 turun 0,25 persen menjadi 3.839,50. Indeks Nasdaq terpangkas 0,11 persen menjadi 10.466,88.

Pada perdagangan Jumat, 30 Desember 2022 merupakan hari terakhir perdagangan dan memukuk saham. Rata-rata tiga indeks acuan di wall street alami tahun terburuk sejak 2008 dan mengakhiri penguatan beruntun dalam tiga tahun.

Pada 2022, indeks Dow Jones masih bernasib baik. Indeks Dow Jones turun sekitar 8,8 persen. Namun, indeks S&P 500 merosot 19,4 persen, dan turun lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi. Indeks Nasdaq anjlok 33,1 persen.

Inflasi yang kaku dan kenaikan suku bunga yang agresif dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memukul pertumbuhan dan saham teknologi. Bahkan membebani investor sepanjang tahun. Kekhawatiran geopolitik dan data ekonomi yang fluktuatif juga membuat pasar gelisah.

"Kami memiliki segalanya mulai dari masalah COVID-19 di China hingga invasi ke Ukraina. Mereka semua sangat serius. Tetapi bagi investor, itulah yang dilakukan Fed,” ujar Direktur UBS, Art Cashin seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (31/12/2022).

Saat beralih tahun, sejumlah investor berpikir rasa sakitnya masih jauh dari selesai. Investor memprediksi bear market atau pasar yang melemah hingga resesi melanda dan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS berputar. Beberapa juga memproyeksikan saham akan mencapai posisi terendah baru sebelum rebound atau memantul menguat pada semester II 2023.

 

4 dari 4 halaman

Sektor Saham Energi Paling Perkasa

“Saya ingin sekali membertahu Anda, ini akan menjadi seperti Wizard od Oz dan semuanya akan menjadi warna yang mulia dalam satu atau dua saat. Saya pikir kita mungkin mengalami kuartal pertama yang bergeglombang dan bergantung pada the Fed, itu mungkin bertahan sedikit lebih lama dari itu,” ujar Cashin.

Terlepas dari penurunan tahunan, indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil mematahkan koreksi dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Nasdaq yang didominasi saham Apple, Tesla dan Microsfot melalui kuartal IV dengan koreksi berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2001. Namun, rata-rata tiga indeks acuan melemah pada Desember 2022.

Di indeks S&P 500, sektor jasa komunikasi mencatat performa terburuk pada 2022. Sektor saham tersebut anjlok lebih dari 40 persen. Diikuti sektor konsumsi. Sektor saham energi mencatat penguatan terbesar dengan melonjak 59 persen.

Tren pasar saham meski menurun pada 2022, saham penerbangan dan melonjak pada 2022. Hal ini seiring perjalanan komersial yang pulih dan ketegangan geopolitik yang meningkat. Pada perdagangan Jumat siang, sektor saham industri di indeks S&P 500 naik hampir 15 persen pada 2022 dan 24 persen pada kuartal IV 2022. Saham terbaik adalah Northrop Grumman. Saham melonjak lebih dari 40 persen pada 2022 dan sekitar 15,5 persen pada kuartal IV 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.