Sukses

Axiata Investments Gelar Penawaran Tender Wajib Saham LINK Rp 4.800

Axiata Investments Indonesia Sdn Bhd akan melakukan penawaran tender wajib sebanyak-banyaknya 934.845.500 saham LINK.

Liputan6.com, Jakarta - Axiata Investments Indonesia Sdn Bhd, pengendali baru PT Link Net Tbk (LINK) melakukan penawaran tender wajib saham LINK.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (29/8/2022), Axiata Investments Indonesia Sdn Bhd akan melakukan penawaran tender wajib sebanyak-banyaknya 934.845.500 saham LINK atau sekitar 32,65 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran tender wajib Rp 4.800 per saham.

Dengan demikian, nilai penawaran tender wajib Rp 4,48 triliun atau setara dengan RM 1.350.664.778 saham dengan memakai kurs Rp 100 untuk 0,0301 Ringgit Malaysia berdasarkan kurs tengah Bank Negara Malaysia per 19 Agustus 2022.

Harga penawaran tender wajib ini telah dihitung berdasarkan harga lebih tinggi antara harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum 31 Juli 2021 yang merupakan tanggal pengumuman negosiasi terkait pengambilalihan.

Selain itu, harga pengambilalihan saham LINK sebesar Rp 4.800 per saham. Namun, karena pelaksanaan penawaran tender wajib telah melewati enam bulan sejak pengumuman negosiasi mengenai pengambilalihan pada 31 Juli 2021, harga penawaran tender wajib disesuaikan berdasarkan harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari sebelum 28 Februari 2022 yang merupakan enam bulan sebelum dimulainya penawaran tender wajib pada 30 November 2021-27 Februari 2022.

Dengan harga penyesuaian lebih rendah dari harga pengambilalihan, harga penawaran tender wajib sama dengan harga pengambilalihan Rp 4.800 per saham.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penawaran Tender Wajib Saham LINK

Untuk melaksanakan penawaran tender wajib ini, Axiata telah menunjuk PT Maybank Sekuritas Indonesia.

Axiata melakukan penawaran tender wajib ini seiring menjadi pengendali baru sebagai akibat pengambilalihan langsung saham LINK. Selain itu memenuhi ketentuan POJK Nomor 9/2018, penawaran tender wajib ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada pemegang saham publik untuk menjual sahamnya kepada pengendali baru pada harga penawaran tender wajib.

Adapun periode penawaran tender wajib dilakukan pada 30 Agustus-28 September 2022 dan tanggal pembayaran pada 6 Oktober 2022.

Sebelumnya pada 27 Januari 2022, PT First Media Tbk dan Asia Link Dewa Pte Ltd (para penjual) dengan Axiata Investments Sdn Bhd dan PT XL Axiata sebagai pembali telah teken share purchase agreement.

Pembeli sepakat membeli 1.816.735.484 saham yang merupakan 63,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT Link Net Tbk. Penyelesaian transaksi jual beli itu telah diselesaikan pada 22 Juni 2022.

3 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, XL Axiata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,07 triliun. Capaian itu naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 12,97 triliun.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban perseroan naik menjadi Rp 12,18 triliun dari Rp 11 triliun pada semester I 2021.

Rinciannya, beban penyusutan tercatat sebesar Rp 5,1 triliun, beban infrastruktur Rp 4,06 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp 1,38 triliun. Kemudian beban interkoneksi dan beban langsung langsung lainnya Rp 1,15 triliun, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, Rp 567,77 miliar.

Selanjutnya, beban umum dan administrasi Rp 178,55 miliar, kerugian selisih kurs sebesar Rp 5,81 miliar, dan beban lain-lain Rp 1,79 triliun. Seentara perseroan mencatatkan keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara sebesar Rp 207,58 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 29,93 miliar dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 1,95 miliar. Sementara biaya keuangan tercatat sebesar Rp 1,92 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode tahun berjalan sebesar Rp 617,01 miliar, turun 13,82 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 715,96 miliar.

Adapun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 14,11 persen menjadi Rp 614 miliar pada semester I 2022 dari Rp 715,96 miliar pada semester I 2021. Dengan demikian laba bersih per saham dasar dan dilusi menjadi Rp 58 dibanding sebelumnya Rp 67.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 76,42 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 5,92 triliun dan aset tidak lancar Rp 70,5 triliun.

Liabilitas hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 56,08 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 52,66 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 22,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 33,4 triliun.

Sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp 20,34 triliun per Juni 2022 dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 20,09 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.