Sukses

Genjot Ekosistem Digital, BTPN Syariah Kantongi Laba Rp 856 Miliar

BTPN Syariah mencatat total aset Rp 20,2 triliun hingga semester I 2022, meningkat 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,4 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) yang mengembangkan ekosistem digital syariah mendorong pertumbuhan kinerja semester I 2022.

BTPN Syariah mencatat total aset Rp 20,2 triliun hingga semester I 2022, meningkat 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,4 triliun.

Sedangkan pembiayaan mencapai Rp 11,1 triliun atau meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,0 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator. Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 48 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.

Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 11,9 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 856 miliar.Adapun BTPN Syariah fokus membangun ekosistem digital syariah.

Perseroan melakukan berbagai transformasi untuk memperluas akses keuangan terutama bagi para nasabah inklusi yang telah tumbuh dan naik kelas.

Saat ini, nasabah diberikan pilihan untuk melakukan pertemuan rutin sentra secara digital dibantu oleh para Mitra Tepat yang menjadi perpanjangan tangan bank.

Mitra Tepat ini didukung oleh aplikasi Warung Tepat, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga melayani transaksi, seperti membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Didukung Aplikasi Warung Tepat

"Tidak hanya untuk nasabah pra dan cukup sejahtera, Bank juga telah resmi menyempurnakan layanan e-channel bagi nasabah pendanaan melalui Tepat Mobile Banking dan Internet Banking untuk mengoptimalkan kemudahan bertransaksi, sekaligus berkesempatan untuk terlibat dalam memberdayakan masyarakat inklusi,” kata Direktur Utama BTPN Syariah, Hadi Wibowo dalam keterangan resmi, Kamis (28/7/2022).

Melalui anak usaha BTPN Syariah Venture Capital (VC), Bank berkolaborasi dengan partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depannya.

Sebagai implementasinya, pendanaan perdana jatuh kepada dagangan, platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga di kota tier 3-4 di pedesaan.

Dengan kehadiran Dagangan, para nasabah BTPN Syariah yang telah melek teknologi (disebut Mitra Tepat), dapat mengakses kebutuhan persediaan dan menjual produk mereka di aplikasi Warung Tepat yang telah terafiliasi dengan Dagangan.

"Ini adalah bagian dari langkah-langkah Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sesuai aspirasi bank untuk menciptakan sharia digital ecosystem for unbanked,” tutur Hadi.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

BTPN Syariah Kantongi Pembiayaan Ultra Mikrip Rp 10,6 Triliun pada Kuartal I 2022

Sebelumnya, lebih dari satu dekade melayani segmen pra dan cukup sejahtera, BTPN Syariah terus berinovasi serta menjalankan pola pendekatan pendampingan yang terarah, terukur, dan berkelanjutan. 

Seiring dengan perkembangan kebutuhan nasabah inklusi yang dilayaninya, BTPN Syariah beradaptasi dan melakukan digitalisasi secara bertahap dengan melanjutkan pembangunan fondasi dasar digital demi mewujudkan aspirasi Sharia Digital Ecosystem for Unbanked yang telah direncanakan bank beberapa tahun terakhir ini.

Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad mengatakan pengembangan teknologi ini sangat memperhatikan tingkat literasi digital masyarakat inklusi dan menyesuaikan kebutuhan nasabah yang dinamis serta memastikan terjadinya peningkatan kesejahteraan terhadap nasabah pra dan cukup sejahtera.

“Kami melihat peluang dan kesempatan untuk melayani lebih banyak lagi nasabah secara berkelanjutan, dengan melakukan berbagai inovasi memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, demi mewujudkan aspirasi kami,” ujar Fachmy dalam keterangan tertulis, Selasa (26/4/2022). 

Untuk mendorong kepercayaan nasabah inklusi dengan digitalisasi, BTPN Syariah juga melakukan digitalisasi secara bertahap, tidak serta merta memaksakan teknologi. Dalam hal ini nasabah tetap merasakan pelayanan yang humanis yang selama ini menjadi salah satu kekuatan utama pelayanan. 

“Bank memahami sudah ada sebagian nasabah yang nyaman dengan digitalisasi. Oleh karena itu Bank mengembangkan layanan berbasis aplikasi yang menyesuaikan kemampuan adaptasi nasabah,” jelas Fachmy. 

“Selama pandemi, nasabah tersebut telah membantu untuk melayani nasabah yang ada di komunitasnya, memperkenalkan dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka melalui aplikasi Warung Tepat,” lanjut dia.

4 dari 4 halaman

Inovasi Fondasi Digital

BTPN Syariah meyakini inovasi pondasi digital yang dikembangkan bagi kebutuhan masyarakat inklusi juga membawa pertumbuhan yang positif dan terjaga terhadap kinerja keuangan bank. 

Hingga 31 Maret 2022, pembiayaan ultra mikro yang menjadi fokus bank tumbuh 10 persen menjadi sebesar Rp 10,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 9,7 triliun. 

Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.

Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 53 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. 

Dengan total aset tumbuh 11 persen (YoY) menjadi Rp 19,2 triliun. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 11 triliun.

Kinerja keuangan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 411 miliar atau lebih tinggi dibandingkan kuartal satu sebelum pandemi. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.