Sukses

Bursa Saham Asia Menguat Terbatas, China Umumkan Dukungan ke Sektor Terdampak COVID-19

Bursa saham Asia Pasifik menguat tipis pada perdagangan Selasa, 19 April 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik naik tipis pada perdagangan Selasa pagi (19/4/2022), seiring investor mengamati reaksi pasar terhadap bank sentral China yang mengumumkan dukungan keuangan bagi sektor-sektor yang terkena COVID-19.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 1,11 persen pada awal perdagangan sementara indeks Topix naik 0,99 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,72 persen. Sedangkan, di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,22 persen.

Tak hanya itu, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,13 persen lebih tinggi. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa 19 April 2022.

Pada Senin, 18 April 2022, People's Bank of China mengumumkan akan meningkatkan dukungan keuangan bagi industri, bisnis, dan masyarakat yang terkena dampak COVID-19.

Pengumuman tersebut muncul usai China melaporkan data ekonomi yang beragam, dengan penjualan ritel pada Maret berada di bawah ekspektasi sementara PDB kuartal pertama lebih tinggi dari yang diantisipasi. 

Sementara itu, China selama berminggu-minggu berjuang melawan wabah COVID-19 terparah sejak fase awal pandemi pada 2020.

Lalu, saham di Wall Street tergelincir semalam di Amerika Serikat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 39,54 poin, atau 0,11 persen, menjadi 34.411,69 sementara S&P 500 sedikit berubah di 4.391,69. Nasdaq Composite turun 0,14 persen menjadi 13.332,36.

Indeks USD berada di 100,819 karena terus naik menyusul pemantulannya dari bawah 100 minggu lalu. Yen Jepang diperdagangkan pada 127,14 per dolar, lebih lemah dibandingkan dengan level di bawah 125,6 yang terlihat terhadap greenback minggu lalu. 

Dolar Australia berada di 0,7358, berjuang untuk pulih usai jatuh dari atas 0,745 pada minggu perdagangan sebelumnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wall Street Melemah Tipis pada 18 April 2022

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah terbatas pada perdagangan Senin, 18 April 2022. Wall street turun tipis seiring pelaku pasar mulai hadapi laporan keuangan. Di sisi lain, pelaku pasar juga awasi lonjakan suku bunga dan komoditas.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 39,54 poin atau 0,1 persen ke posisi 34.411,69. Indeks S&P 500 merosot 0,02 persen menjadi 4.391,69. Indeks Nasdaq tergelincir 0,1 persen ke posisi 13.332,36. Wall street lesu dalam sesi perdagangan bak rollercoaster pada perdagangan Senin, 18 April 2022.

Hal ini setelah imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak akhir 2018 ke posisi 2,884 persen.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun berada di 1,71 persen pada awal Maret 2022,tetapi melonjak tinggi seiring the Federal Reserve (the Fed) bersikap lebih agresif. Perubahan tersebut membebani saham dan memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan datang.

"Kekhawatiran besarnya adalah seberapa konsisten dan seberapa jauh imbal hasil tenor 10 tahun akan naik,” ujar Chief Investment Strategist CFRA, Sam Stovall, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 19 April 2022.

Ia menambahkan, tidak ada yang benar-benar baru di Ukraina dan inflasi. Stovall prediksi, the Fed akan menaikkan 50 basis poin pada pertemuan berikutnya. “Jadi sungguh pertanyaannya adalah, apa yang dilakukan obligasi itu?,” kata dia.

Sementara itu, kenaikan harga komoditas pada awal pekan ini meningkatkan kekhawatiran tentang inflasi dan bagaimana perusahaan akan hadapi kenaikan biaya ke depan. Harga jagung capai level tertinggi dalam 9 tahun pada Senin, 18 April 2022 dan gas alam melonjak ke level tertinggi sejak 2008.

 

3 dari 4 halaman

Gerak Saham Teknologi

Di sisi lain, harga saham teknologi menguat setelah bergejolak sepanjang sesi perdagangan. Saham teknologi kapitalisasi besar termasuk Meta Platforms, Amazon, Microsoft dan Alphabet mampu melesat.

"Volatilitas di pasar obligasi terlalu tinggi saat ini, membuat investor yang seharusnya memanfaatkan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang baru-baru ini tidak masuk,” kata Head of Portfolio Management Horizon Investments, Zachary Hill.

Hill menambahkan,saham teknologi kapitalisasi besar dan sektor saham pertumbuhan akan tetap berada di bawah tekanan hingga volatilitas pasar obligasi mereda.

Investor sedang mempersiapkan menghadapi rilis laporan laba perusahaan. Stovall mencatta saham defensif telah melihat peningkatan harapan epndapatan. “Sementara sektor saham growth melihat penurunan untuk prediksi kuartal pertama. Namun, penurunan itu kecil,” kata dia.

Saham Charles Schwab alami koreksi di indeks S&P 500 membukukan penurunan 9,4 persen. Hal ini setelah broker melaporkan pendapatan dan laba lebih lemah pada kuartal I 2022. Saham Bank of New York Mellon merosot 2,2 persen setelah perusahaan melaporkan laba yang lebih rendah pada kuartal I 2022.

Hasil kinerja kuartalan Bank of America menunjukkan penurunan laba per saham 13 persen year over year meski hasilnya lebih tinggi dari yang diharapkan.Saham Bank of America naik 3,4 persen sehingga dorong saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing-masing naik lebih dari 1 persen.

 

4 dari 4 halaman

Musim Laporan Keuangan

Pada pekan ini sejumlah emiten teknologi akan merilis laporan keuangan antara lain Netflix dijadwalkan Selasa, 19 April 2022 dan Tesla pada Rabu, 20 April 2022.

Demikian juga Alaska Air akan merilis laporan keuangan, diikuti CSX dan Union Pacific. Selain itu, IBM, Procter and Gamble, Travelers, Dow Inc, Johnson and Johnson, American Express dan Verizon.

Investor akan mencermati bagaimana perusahaan menangani biaya yang melonjak. Pada Maret 2022, inflasi tercatat meningkat 8,5 persen, dan merupakan kenaikan tahunan tercepat sejak Desember 1981.

Musim laporan keuangan dimulai dengan awal yang baik. 81,5 perusahaan yang masuk S&P 500 melaporkan laba per saham di atas harapan menurut FactSet.

Sekitar 7,5 persen dari acuan telah melaporkan hasil kinerja sejauh ini dan analis percatat laba kuartal I 2022 akan naik 5,3 persen. Hal ini setelah perusahaan masuk S&P 500 menyelesaikan kinerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.