Sukses

Umumkan Dua Akuisisi Jumbo, Grup Djarum Beli Saham RANC dan SUPR di Atas Harga Pasar

Berikut rangkuman singkat transaksi akuisisi saham RANC dan SUPR yang dilakukan grup Djarum.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Djarum mengumumkan dua transaksi akuisisi dengan nilai jumbo pada Jumat, (1/10/2021). Grup Djarum akuisisi mayoritas saham emiten PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Grup yang didirikan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mengakuisisi 51 persen saham PT Supra Boga Lestari Tbk dengan nilai transaksi Rp 2,03 triliun.

Tak berhenti di situ, ada akuisisi 94,03 persen saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk dengan nilai Rp 16,7 triliun. Dengan demikian, total pembelian saham dua emiten itu sekitar Rp 18,7 triliun.

Berikut rangkuman singkat transaksi akuisisi yang dilakukan grup Djarum dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan keterangan dalam media massa cetak Jumat (1/10/2021):

1.Akuisisi 51 Persen Saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC)

Perusahaan e-commerce grup Djarum melalui PT Global Digital Niaga atau dikenal dengan nama Blibli.com telah menyelesaikan pengambilalihan 797.888.628 saham RANC. Jumlah itu 51 persen dari modal yang disetor dan ditempatkan dalam PT Supra Boga Lestari Tbk.

Pengambilalihan saham RANC itu selesaikan dilakukan pada 30 September 2021. Perseroan ambilalih saham RANC antara lain dari PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, Dr David Kusumodjojo, Suharno Kusumodjojo dan Harman Siswanto.

PT Global Digital Niaga beli saham RANC dengan harga Rp 2.550 per saham. Pembelian saham RANC tersebut di atas harga penutupan perdagangan 30 September 2021 di posisi Rp 2.420 per saham.

Total nilai transaksi pengambilalihan saham RANC mencapai Rp 2,03 triliun. Dengan transaksi itu mengakibatkan perubahan pengendali pada RANC.

"Tujuan pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha dan perluasan ekosistem perseroan sebagai salah satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia,” tulis perseroan dalam keterangan di salah satu media cetak.

Manajemen Blibli menyebutkan penerima manfaat dari Global Digital Niaga adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono yang mendirikan grup Djarum.

Sebelum pengambilalihan saham pengelola Ranch Market ini, PT Global Digital Niaga menyatakan tidak memiliki saham RANC. Setelah pengambilalihan, PT Global Digital Niaga memiliki saham RANC sebesar 51 persen atau setara 797,88 juta saham dari jumlah modal disetor dan ditempatkan dalam RANC.

Dengan pengambilalihan saham tersebut, PT Global Digital Niaga akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai Peraturan OJK Nomor 9/2018.

Saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) turun tipis 0,41 persen ke posisi Rp 2.410 per saham pada penutupan perdagangan Jumat, 1 Oktober 2021.

Saham RANC sempat dibuka perkasa sebesar 50 poin ke posisi Rp 2.470 per saham. Saham RANC berada di level tertinggi Rp 2.510 dan terendah Rp 2.350 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.471 kali dengan volume perdagangan 110.427. Nilai transaksi Rp 26,9 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akuisisi Saham SUPR

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (SMN) (TOWR) telah menuntaskan proses akuisisi kepemilikan atas saham pengendali PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP) (SUPR) melalui pengalihan 94,03 persen STP kepada PT Protelindo senilai Rp 16,7 triliun. 

Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk, Protelindo membeli 1.069.614.6767 saham SUPR atau 1.06 miliar saham. Jumlah itu setara 94,03 persen. Harga pembelian saham SUPR Rp 15.640,51 per saham. Harga pembelian saham SUPR lebih tinggi dari penutupan perdagangan 30 September 2021 dengan posisi harga saham SUPR Rp 13.200.

Presiden Direktur dan CEO dari Sarana Menara Nusantara Aming Santoso  menyampaikan hal itu melalui keterbukaan informasinya melalui siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat, 1 Oktober 2021.

Redpeak Advisers bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif untuk Protelindo dalam transaksi ini, dan Duane Morris dan Makes & Partners bertindak sebagai penasihat hukum.    

Dalam enam tahun terakhir, kata dia, transaksi ini adalah transaksi akuisisi SMN yang ke-6 dan merupakan transaksi dengan nilai terbesar. Melalui akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel fiber optic. 

Perseroan menyatakan, akan ada penambahan pendapatan dari akuisisi STP dengan nilai lebih dari Rp 2,1 triliun dan EBITDA hampir Rp1,9 triliun, sehingga bisa memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terbesar di Indonesia.

Saat ini STP merupakan perusahaan tower independen terbesar ke-3 di Indonesia dengan 6.780 tower,12.500 penyewaan dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optic. 

"Skala bisnis yang lebih besar akan semakin memperkuat posisi keuangan Protelindo, sekaligus memperluas layanan yang dapat disediakan kepada para pelanggan.  Selain itu, efisiensi operasional serta sinergi akan semakin meningkat”, kata Aming. 

Adapun berdasarkan data RTI pemegang saham TOWR per 31 Agustus 2021 antara lain PT Sapta Adhikari Investama sebesar 53,12 persen, masyarakat sebesar 44,48 persen dan saham treasury 2,83 persen. Adapun PT Sapta Adhikari Investama adalah perusahaan yang dimiliki grup Djarum.

Sementara itu, saham SUPR naik 12,12 persen ke posisi Rp 14.800 per saham. Saham SUPR dibuka naik 800 poin ke posisi Rp 14.000. Saham SUPR berada di level tertinggi Rp 14.975 dan terendah Rp 14.000. Total frekuensi perdagangan 215 kali dengan volume perdagangan 10.697.595.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.