Sukses

BNP Paribas AM Bidik Dana Kelolaan Reksa Dana Saham Teknologi Global Rp 1,4 Triliun

Produk BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD untuk kebutuhan investor yang ingin punya eksposur lebih besar di sektor teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Bank DBS Indonesia gandeng PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) meluncurkan BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD.

Presiden Direktur PT BNP Paribas AM, Priyo Santoso menuturkan, total dana kelolaan yang diterbitkan dari produk ini bisa mencapai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,43 triliun (kurs Rp 14.250 per USD) dalam satu tahun.

"Untuk target kita, total AUM-nya BNPP DJIM Global Tech Titans 50 Syariah USD ini bisa mencapai USD 100 juta dalam satu tahun,” ujar Priyo sayt dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (22/9/2021).

Target tersebut, lanjut Priyo, sama dengan capaian perusahaan sebelumnya untuk BNPP Greater China Equity Syariah USD yang mencapai USD 100 juta dalam setahun peluncuran. Adapun sejak diluncurkan pada 20 September 2021, produk ini telah menghimpun aset sekitar USD 31 juta.

"Jadi produk ini baru diluncurkan pada tanggal 20 September yang lalu bersama-sama dengan Bank DBS. Pada saat peluncuran pertama kita sudah berhasil untuk meraih net asset gathering sebesar USD 31,1 juta," ungkapnya.

Kehadiran produk ini untuk menjawab kebutuhan investor yang ingin memiliki eksposur lebih besar di sektor teknologi. “Produk ini merupakan produk Global Syariah USD Funds yang memberikan akses kepada investor untuk memperoleh exposure investasi dalam perusahaan teknologi global. Peluncurannya sendiri itu sudah dilangsungkan pada tanggal 20 September lalu,” kata Priyo.

Priyo menambahkan, penggunaan konsep reksa dana indeks bertujuan memberikan investor representasi yang baik dan obyektif terhadap perusahaan teknologi yang berkembang pesat di seluruh dunia. Secara otomatis akan memberikan diversifikasi dan juga transparansi, yang merupakan karakteristik dari konsep reksa dana indeks.

"Perhitungan NAB-nya dilakukan secara harian dan minimal dana pembelian yaitu sebesar USD 10.000," ujar Priyo.

Priyo  menambahkan, penerapan prinsip syariah merupakan nilai tambah yang membantu penyaringan saham. Sehingga melindungi investor dari perusahaan dengan tingkat utang yang terlampau tinggi yang sering ditemui di sektor ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Tren Kenaikan

Dalam kesempatan yang sama, Head of Investment Product & Advisory PT Bank DBS Indonesia, Djoko Soelistyo menerangkan prospek dari produk syariah USD masih menunjukkan tren kenaikan. Dalam catatannya, selama dua tahun terakhir, produk syariah USD,telah mencapai sekitar 90 persen di industri.

"Kami di DBS sendiri juga mengalami kenaikan double digit untuk produk syariah USD ini. Kami melihat bahwa tren investasi di dalam produk berbasis berkembang,” kata dia.

Djoko mengatakan, perkiraan tersebut merujuk pada kondisi market dengan adanya tapering serta kemungkinan perubahan suku bunga acuan di AS pada 2023 mendatang. Sehingga produk inni mengambil peran sebagai pilihan untuk melakukan diversifikasi investasi.

"Kami melihat bahwa diversifikasi dalam mata uang AS itu sebenarnya sudah dikenal cukup lama oleh investor. Jadi kami melihat bahwa pertumbuhan syariah ini kami sangat optimis apalagi dengan tema-tema yang kami sesuaikan dengan tema-tema yang kira-kira akan jadi tren di tahun-tahun mendatang," ujar dia.

Selain ekonomi AS yang dinilai menarik, investasi di syariah USD dinilai cukup stabil selama pandemi covid-19, atau tidak mengalami banyak guncangan. "Jadi kenaikan kita sekitar double digit, lah. Kita bisa untuk kesitu,” tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.