Sukses

Kuartal I 2021, Pendapatan Hero Supermarket Turun 32,2 Persen

PT Hero Supermarket Tbk mencatat pendapatan Rp 1,76 triliun pada kuartal I 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencetak pendapatan dan rugi turun pada kuartal I 2021. Perseroan menyatakan kinerja kuartal I 2021 seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan perubahan pola belanja pelanggan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (2/5/2021), PT Hero Supermarket Tbk mencatat pendapatan Rp 1,76 triliun pada kuartal I 2021.

Pencapatan pendapatan bersih ini merosot 32,2 persen dari kuartal I 2020 sebesar Rp 2,6 triliun. Beban pokok pendapatan tercatat Rp 1,26 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi beban pokok pendapatan ini turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,89 triliun.

Dengan demikian laba kotor turun 29,67 persen dari Rp 702,59 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 494,08 miliar pada kuartal I 2021.

Beban usaha perseroan turun dari Rp 774,48 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 514,89 miliar pada kuartal I 2021. Di sisi lain, biaya keuangan naik menjadi Rp 30,10 miliar pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21,22 miliar. Penghasilan keuangan turun dari Rp 515 juta pada kuartal I 2020 menjadi Rp 295 juta pada kuartal I 2021.

Sementara itu, rugi tahun berjalan pada kuartal I 2021 sebesar Rp 2 miliar. Rugi periode berjalan ini menurun dibandingkan kuartal I 2020 sebesar Rp 43,55 miliar. Perseroan alami rugi per saham menjadi 0,4 pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya 10.

Total liabilitas tercatat naik menjadi Rp 3,27 triliun pada 31 Maret 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 2,93 triliun. Total ekuitas mencapai Rp 1,85 triliun pada 31 Maret 2021.

 Aset PT Hero Supermarket Tbk naik menjadi Rp 5,12 triliun pada 31 Maret 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 4,83 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas tercatat Rp 239,54 miliar pada kuartal I 2021 dari 31 Desember 2020 sebesar Rp 76,31 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Manajemen

Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Patrik Lindvall menuturkan, perseroan hadapi tantangan signifikan pada kuartal I 2021 akibat pandemi COVID-19 terkait penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan perubahan pola belanja pelanggan.

Bisnis groseri serta kesehatan dan kecantikan Perseroan secara signifikan terus terkena dampak negatif dari pandemi ini.

Pembatasan-pembatasan dalam PPKM menyebabkan perubahan dalam perilaku belanja pelanggan dan pola permintaan barang serta juga berdampak pada penurunan jumlah kunjungan pelanggan ke toko-toko Perseroan yang berada di dalam mal.

"Toko perabotan rumah tangga IKEA juga terkena dampak dari pembatasan kapasitas operasional di dalam toko, sebagian dari hal tersebut dapat diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid," ujar dia.

Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 2 miliar. Meskipun kerugian tersebut mengecewakan, tetapi  kerugian pada kuartal ini akan jauh lebih besar jika tidak dilakukan pemulihan atas ketentuan kewajiban sewa yang dibukukan pada periode sebelumnya.

Pendapatan bisnis IKEA dipengaruhi oleh pembatasan kapasitas operasional serta gangguan perdagangan akibat COVID-19 yang sebagian diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid.

Total laba operasional dipengaruhi oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan yang lebih rendah, serta tingginya biaya pra-pembukaan yang dikeluarkan untuk membuka toko-toko baru yang direncanakan akan dibuka pada 2021.

"Selama kuartal tersebut, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiganya di Bandung, menandai tonggak penting lainnya dalam perkembangan waralaba di dalam negeri," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Pembukaan Gerai IKEA

Patrik menuturkan, perkembangan positif terus dicapai sehubungan dengan pembukaan gerai IKEA keempat di Jakarta Garden City, yang diharapkan selesai 2021.

Kinerja bisnis kesehatan dan kecantikan Guardian secara signifikan terus dipengaruhi oleh pembatasan terkait pandemi di Indonesia dan perubahan pola belanja pelanggan.

Pengurangan jam operasional, penutupan sejumlah mal, pemberlakuan pembatasan jumlah kapasitas di pusat perbelanjaan, dan berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan, semuanya mempengaruhi penjualan dan profitabilitas Guardian.

"Guardian tetap berkomitmen untuk memperkuat proposisi nilai dan relevansinya dengan pelanggan, dan terus fokus pada pengendalian biaya untuk memastikan dapat keluar secara solid dari kondisi perdagangan yang sulit saat ini,” kata dia.

 Ia menambahkan, kinerja keuangan bisnis ritel Groseri PT Hero Supermarket Tbk terus terkena dampak secara signifikan oleh pandemi.

Pembatasan sosial yang ketat, larangan perjalanan domestik dan khususnya, penutupan atau pemberlakuan pembatasan-pembatasan yang ketat di pusat perbelanjaan/mal telah mengubah pola belanja pelanggan secara substansial dan mengurangi jumlah kunjungan pelanggan ke lokasi-lokasi ini.

"Akibatnya, hal ini secara material mempengaruhi kinerja hipermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan/mal dan merupakan tempat mayoritas dimana area toko-toko Giant berada,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.