Sukses

Pengelola RS Hermina dan Royal Prima Lepas Saham ke Publik

Pasar saham Indonesia akan kedatangan dua emiten baru bergerak di layanan jasa kesehatan atau rumah sakit pada semester I 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Indonesia akan kedatangan dua emiten rumah sakit pada 2018. Hal ini seiring dua pengelola rumah sakit akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus singkat yang diterbitkan, Rabu (18/4/2018), PT Medikaloka Hermina Tbk yang mengelola RS Hermina aan menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 351,38 juta saham yang merupakan saham biasa. Jumlah saham itu setara 11,82 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100.

Selain itu, perseroan juga akan melaksanakan konversi mandatory convertible note (MCN)senilai Rp 150 miliar (MCN Apollo) sebesar 77,16 juta saham baru, konversi MCN senilai Rp 14,60 miliar (MCN Andira) sebesar 7,51 juta saham, dan konversi obligasi senilai Rp 20 miliar (obligasi SCK) sebesar 10,05 juta saham.

Adapun saham baru yang ditawarkan dalam IPO ini dan seluruh saham yang diterbitkan dalam rangka pelaksanaan konversi MCN Apollo, Andira dan obligasi SCK merupakan saham baru yang berasal dari portepel perusahan. Dalam pelaksanaan konversi itu, perseroan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dengan saham biasa atas pembagian dividen, pembagian saham bonus, hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), dan lainnya.

Dana hasil IPO antara lain digunakan sekitar 25 persen untuk entitas anak usaha yaitu Medikaloka Jakabaring, Medikalola Samarinda, Medikaloka Padang, dan lainnya untuk belanja modal atas pembukaan rumah sakit baru.

Kemudian 25 persen untuk Medikaloka Investama yang digunakan untuk belanja modal pembelian perlengkapan medis, sekitar 25 persen untuk melunasi utang perseroan kepada PT Bank DBS Indonesia dan medium term notes I Medikaloka Hermina Tahun 2017, dan sisanya untuk kebutuhan operasional.

Untuk melaksanakan IPO, perseroan menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Selain IPO, beberapa pemegang saham perseroan juga akan menjual sebagian sahamnya dalam perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 6,09 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Adapun pelepasan saham oleh pemegang saham tersebut merupakan penawaran terbatas dan bukan penawaran umum pemegang saham.

Perseroan juga akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan perseroan melalui employee stock allocation dengan alokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,5692 persen dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak-banyaknya dua juta saham kepada karyawannya.

Perseroan juga akan menerbitkan opsi saham untuk program MESOP sebanyak-banyaknya tiga persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan usai IPO.

Jadwal IPO antara lain masa penawaran awal pada 18-26 April 2018. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan pada 7 Mei 2018, perkiraan masa penawaran umum pada 9-11 Mei 2018, penjatahan pada 14 Mei 2018. Sedangkan distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 15 Mei 2018. Pencatatan saham di BEI pada 16 Mei 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Royal Prima Lepas 2 Miliar Saham ke Publik

Perusahaan jasa layanan kesehatan PT Royal Prima Tbk juga akan melepas saham ke publik (IPO). Pengelola Rumah Sakit Umum Royal Prima di Medan ini melepas dua miliar saham ke publik atau sebanyak-banyaknya 47,71 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp 100.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 600 juta waran seri I yang seluruhnya dikeluarkan dari portepel Perseroan. Pemberian waran diberikan cuma-Cuma dengan setiap pemegang 10 saham akan peroleh tiga waran seri I.

Dana hasil IPO antara lain sekitar 40 persen untuk biaya akuisisi rumah sakit baru di Medan, Pekan Baru, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, dan Jakarta serta daerah yang potensial. Sisanya 20 persen untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk kemajuan teknologi.

Kemudian 20 persen untuk tambahan perolehan tanah yang digunakan untuk pembangunan rumah sakit di Medan, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Pekan Baru, dan Jakarta.

Selain itu, sekitar 20 persen untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit, penambahan lantai bangunan.

Sedangkan dana hasil pelaksanaan waran untuk modal kerja perseroan.Perseroan telah menunjuk PT Danatama Makmur Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Hingga November 2017, perseroan mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 19,57 miliar dari periode 2016 sebesar Rp 11,54 miliar. Pendapatan perseroan naik menjadi Rp 163,74 miliar hingga November 2017. Pada 2016, pendapatan perseroan sekitar Rp 137,92 miliar.

Jadwal penawaran IPO antara lain masa penawaran awal pada 18 April 2018-2 Mei 2018. Pernyataan efektif dari OJK pada 4 Mei 2018, masa penawaran pada 7-9 Mei 2018, dan penjatahan pada 14 Mei 2018.

Sementara itu, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham dan waran seri I masing-masing pada 16 Mei 2018. Pencatatan saham dan waran seri I di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Mei 2018.Periode perdagangan waran seri di pasar regular dan negosiasi pada 17 Mei 2018-7 Mei 2018, perdagangan waran seri I di pasar tunai pada 17 Mei-13 Mei 2021, dan periode pelaksanaan waran seri I pada 14 November 2018-14 Mei 2021.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.