Sukses

Pacu Adrenalin Mendaki Gunung Dempo Pagar Alam saat Musim Hujan

Para pendaki Gunung Dempo di Pagar Alam Sumsel merasakan sensasi memacu adrenalin saat mendaki di musim hujan.

Liputan6.com, Palembang - Bagi penyuka aktivitas menantang, pendakian Gunung Dempo di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan (Sumsel) bisa menjadi pilihan untuk mencoba memacu adrenalin.

Walau hanya setinggi 3.146 mdpl, namun jalur pendakian Gunung Dempo di Pagar Alam Sumsel, akan memberikan sensasi berbeda.

Jalur pendakiannya dijamin berbeda dibandingkan jalur-jalur pendakian gunung di Pulau Jawa, yang banyak didaki para pendaki gunung.

Para pendaki akan melewati jalur pendakian yang sempit, menanjak dengan vegetasi pepohonan yang sangat rapat dan udara yang dingin.

Jika mempunyai tenaga ekstra, pendaki Gunung Dempo bisa menempuh perjalanan pulang pergi selama satu hari. Namun perjalanan seperti itu tidak disarankan, karena tidak bisa menikmati kebersamaan yang hangat bersama rekan atau pendaki lainnya.

Namun ada yang lebih menantang saat mendaki Gunung Dempo di Pagar Alam Sumsel ini. Para pendaki akan benar-benar merasakan tantangan yang luar biasa, ketika mendaki Gunung Dempo saat musim hujan.

Selain jalurnya yang terjal dan menanjak, guyuran hujan yang ekstrem bisa membuat perjalanan pendakian semakin berat.

Jalur-jalur pendakian akan semakin licin, apalagi harus menanjak ke bebatuan yang tinggi dan tanah yang basah. Tak jarang para pendaki mengalami cidera kaki, karena tergelincir di jalur pendakian yang licin, atau terjatuh dari pijakan akibat tanah yang lembut.

Tantangan pendakian Gunung Dempo saat musim hujan tak berhenti di situ saja. Saat membuka tenda di pelataran di bawah Top Gunung Dempo, para pendaki akan dihantam badai angin yang kuat.

Ditambah lagi dengan hujan yang lebat, membuat tenda-tenda pendakian goyang dan sering tembus ke dalam tenda.

Banyak para pendaki yang akhirnya mengalami hipothermia, akibat udara yang super dingin, guyuran hujan yang tak berhenti serta badai angin yang kencang.

Pengalaman berkesan inilah yang dialami oleh Yusuf dan keempat rekannya dari Palembang Sumsel, Mimil, Abenk, Apek dan Diky.

Mereka awalnya tiba di Kampung 4 di bawah kaki Gunung Dempo pada hari Minggu (14/4/2024) dan berencana untuk memulai pendakian. Karena cuaca yang hujan serta awan menghitam, mereka memutuskan untuk menunda perjalanan ke Gunung Dempo.

Senin (15/4/2024) pagi, mereka berlima memulai pendakian ke Gunung Dempo, dengan peralatan pendakian yang lengkap. Selama perjalanan, mereka tidak menemukan kendala apapun dan cuaca sangat mendukung.

Mereka sampai ke puncak Gunung Dempo pada Senin sore dan melanjutkan perjalanan ke pelataran, untuk memasang tenda dan menginap semalam di kawasan gunung tersebut.

“Saat tiba di pelataran pada Senin sore, kami langsung memasang tenda di dekat pepohonan di sana. Ternyata malam harinya, badai angin benar-benar kencang dengan hujan yang lebat. Saat itu, udara sangat dingin,” ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (20/4/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jalur Licin

Keesokan harinya, mereka melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Merapi Dempo. Diduga karena musim hujan, kawah Gunung Merapi Dempo tidak secantik biasanya.

Mereka hanya mendapatkan kesempatan berfoto di bibir gunung, dengan kawah berwarna abu kehijauan. Biasanya, warna belerang di kawah Gunung Merapi Dempo berwarna hijau kebiruan yang begitu indah.

Senin siang, mereka memutuskan untuk turun dan menuntaskan perjalanan. Mereka juga banyak bertemu para pendaki gunung yang sedang menapaki perjalanan ke puncak Gunung Dempo.

Di tengah perjalanan, hujan mengguyur dengan derasnya sehingga jalur pendakian kian licin dan sulit untuk menurun sambil berlari. Apalagi saat itu, jumlah pendaki gunung membludak, bertepatan dengan libur lebaran.

Banyak pendaki yang tergelincir dan mengalami cidera kaki, sehingga menyulitkan untuk melanjutkan perjalanan. Ada juga pendaki yang tetap memaksakan diri mendaki dalam kondisi cidera kaki, walau durasi pendakian lebih lama dari biasanya.

"Saya sempat tergelincir saat turunan, karena jalurnya licin. Tapi Alhamdulillah, kondisi baik-baik saja sampai turun ke pintu rimba Gunung Dempo," ungkap Yusuf yang berhasil sampai ke puncak Gunung Dempo untuk pertama kalinya.

3 dari 3 halaman

Waspada Hipotermia

“Kalau biasanya pendakian dari bawah ke pelataran, memakan waktu sekitar 7-9 jam. Tapi kalau kondisi hujan seperti ini, pendakian bisa molor hingga 10-12 jam. Tergantung dari kondisi fisik pendaki masing-masing,” ujar Mimil, salah satu pendaki asal Palembang.

Dia menyarankan bagi para pendaki gunung yang ingin mendaki Gunung Dempo di musim hujan, agar benar-benar menyiapkan peralatan yang lengkap.

Mulai dari jas hujan, pakaian ganti, kaus kaki, baju bersih, jaket dan sleeping bag yang tebal, kanebo, minuman hangat dan kebutuhan lainnya.

“Banyak yang menyepelekan kebutuhan tersebut saat mendaki gunung, apalagi saat musim hujan. Akhirnya banyak yang mengalami hipotermia dan itu sangat berbahaya bagi para pendaki,” katanya.

Pendakian Gunung Dempo sudah mulai dibuka pada hari Sabtu (13/4/2024), tiga hari setelah perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.