Sukses

Gulat Okol, Seni Sekaligus Olahraga Tradisional yang Mirip Sumo

Tak hanya menjadi olahraga tradisional, gulat okol berkembang menjadi sebuah seni yang sarat nilai-nilai tradisi.

Liputan6.com, Gresik - Seni bela diri gulat sudah ada sejak zaman dahulu dan cukup populer di Jepang dalam bentuk seni tradisional sumo. Sementara di Indonesia, gulat menjelma menjadi okol yang populer di Surabaya hingga Gresik, Jawa Timur.

Olahraga tradisional ini sekilas mirip sumo. Tak hanya menjadi olahraga tradisional, gulat okol berkembang menjadi sebuah seni yang sarat nilai-nilai tradisi.

Mengutip laman disparbud.gresikkab.go.id, gulat okol merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan sedekah bumi. Tradisi ini dilakukan masyarakat Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya.

Gulat yang menjadi agenda rutin tahunan sekaligus wisata budaya ini awalnya dilaksanakan di area persawahan. Seiring berjalannya waktu, gulat okol berkembang dan kini digelar di panggung.

Gulat okol dilakukan di atas matras dari karung goni berukuran 6x8 meter yang bagian bawahnya sudah diberi jerami untuk keamanan. Arenanya dibuat seperti ring tinju dengan tali tambang besar di sekeliling panggung.

Sementara itu menurut laman disparekrafbudpora.gresikkab.go.id, gulat okol berasal dari Desa Setro, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pelaksanaan gulat okol umumnya digelar di hari kedelapan Hari Raya Idul Fitri.

Hingga kini, tradisi gulat okol masih dijaga oleh masyarakat Desa Setro sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh para petani. Umumnya, gulat okol digelar berbarengan dengan sedekah bumi dan remo kaulan seusai panen dan pada musim kemarau.

Konon, gulat okol berawal dari kegiatan warga saat menggembalakan hewan ternak di masa dahulu. Sambil menunggu kerbau, sapi, dan kambing mencari makan di area persawahan, para penggembala mengisi waktu luang dengan bergulat di atas jerami.

Gulat itu dilakukan dengan penuh rasa senang tanpa dendam. Sebaliknya, gulat okol justru mempererat persaudaraan antar-warga.

Hingga kini, gulat okol masih menjadi atraksi hiburan. Gulat tradisional ini dibagi menjadi tiga kategori, yakni untuk anak-anak, remaja dan pria dewasa, serta wanita.

Masing-masing pegulat dibedakan dengan ikat kepala dan sabuk berwarna merah atau hitam. Setiap pertandingan akan dibagi ke dalam dua ronde. Bagi pegulat yang memenangi dua ronde berturut-turut, akan diadu kembali dengan pemenang lain hingga terlahir sang juara.

Saat bertanding, para pegulat dilarang menyentuh langsung tubuh lawannya. Masing-masing dari mereka harus menjatuhkan lawan dengan selendang yang melingkar di tubuhnya.

Pada 2021, gulat okol Gresik telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Hal ini semakin memperkuat keberadaan gulat okol yang menjadi ciri khas sekaligus identitas masyarakat setempat.

 

Penulis: Resla

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.