Sukses

Belasan Warga Sukabumi Terserang Infeksi Chikungunya

Penularan penyakit oleh nyamuk seperti chikungunya tengah menyerang warga Kota Sukabumi. Dinas Kesehatan mencatat ada 18 warga positif terinfeksi chikungunya.

Liputan6.com, Sukabumi - Memasuki musim penghujan, penularan penyakit lewat nyamuk dirasakan beberapa warga Kota Sukabumi, salah satunya gejala penyakit dari virus chikungunya

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi drg Wita Darmawanti mengungkapkan, infeksi virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk ini pertama kali ditemukan di Kota Sukabumi pada akhir Januari 2024 di wilayah Kecamatan Lembursitu.  

"Waktu Januari mulainya ada yang chikungunya, tapi sudah sembuh untuk di Kelurahan Lembursitu. Yang Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu sedang kita tangani, artinya ada kasus tapi kan kita tidak menyatakan wabah, kan wabah mah ada ketentuannya," kata Wita saat dikonfirmasi pada Rabu (28/2/2024). 

Menurutnya, pada 23 Januari 2024 lalu ada beberapa warga yang mengeluhkan gejala virus chikungunya seperti pegal-pegal, sakit kaki hingga tak bisa berdiri. Setelah dilakukan rapid tes (RDT) warga dengan keluhan tersebut dinyatakan positif chikungunya. Pemeriksaan juga dilanjutkan kepada 26 orang yang diduga infeksi chikungunya. 

Hasilnya, pada Februari 2024, dinyatakan 10 orang positif di Kelurahan/Kecamatan Lembursitu. Pihaknya menjelaskan, penanganan chikungunya ini dimulai dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dilanjutkan fogging atau pengasapan.

"Kalau secara total sampai bulan ini 18 orang. Sudah kita lakukan follow up sesuai dengan aturan yang berlaku, diberikan obat-obat simptomatik, kemudian puskesmas juga sudah ke masyarakat ternyata ada jentik di satu rumah. Kita sebelum fogging itu harus melakukan PSN oleh masyarakat baru kita lakukan fogging dan sudah kita laksanakan. Kalau di kelurahan Situmekar hari ini kita rencana akan lakukan fogging," jelasnya. 

Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai infeksi yang ditularkan oleh nyamuk. Terlebih Dinkes Kota Sukabumi menilai, kondisi cuaca saat ini masih sering dilanda hujan sehingga berpotensi munculnya sarang jentik nyamuk. 

"Ya sebenarnya hampir sama dengan DBD. Apa pun yang kita lakukan mau fogging berkali-kali juga kalau jentik nyamuknya masih banyak bersarang di tempat genangan air. Jadi diri kita sendiri yang harus membersihkan rumah, bak mandi, selokan kan juga tempat bersarang nyamuk. Kalau fogging mah jalan terakhir," terangnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini