Sukses

Dua Mahasiswa Unpad Meninggal Tersambar Petir, Ada 4 Sambaran di Lokasi Kata BMKG

Berdasarkan analisis citra radar dan lighting, sambaran itu diketahui terjadi pada rentang pukul 20.30 hingga Pukul 21.22 WIB.

Liputan6.com, Bandung - Dua mahasiswa Fakultas Geologi, Universitas Padjadjaran (Unpad), dikabarkan meninggal dunia akibat tersambar petir pada Jumat malam, 23 Februari 2024.

Saat itu, mereka tengah kemah di Bumi Perkemahan Batu Kuda Gunung Manglayang, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mendeteksi adanya empat sambaran petir di wilayah terdekat bumi perkemahan tersebut.

Berdasarkan analisis citra radar dan lighting, sambaran itu diketahui terjadi pada rentang pukul 20.30 hingga Pukul 21.22 WIB.

"Dari hasil analisis citra radar + lighting diketahui bahwa di wilayah Bumi Perkemahan Batu Kuda, pada pukul 20.30 WIB hingga Pukul 21.22 WIB, diamati adanya 4 kali petir di wilayah kejadian yang berjarak kurang dari 1 KM," dalam laporan tertulis disampaikan Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, Minggu, (25/2/2024).

"Sambaran petir terjadi akibat adanya awan konvektif tipe cumulonimbus dengan nilai dbZ antara 30–40 yang berada di wilayah tersebut," imbuhnya.

Pada hari itu, BMKG disebut telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang serta kilat atau petir. Peringatan tersebut mencakup lokasi kejadian di wilayah Kecamatan Cileunyi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Waspada Cuaca Ekstrem

Selain kejadian sambaran petir, bencana cuaca ekstrem lain yang terjadi di Kabupaten Bandung pada pekan yang sama adalah angin puting beliung, melanda empat kecamatan di yakni Cicalengka, Rancaekek, Cileunyi, serta Kertasari.

BMKG Bandung mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan kejadian atau bencana hidrometeorologis, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana.

Sebelum berkegiatan, masyarakat pun diimbau agar tetap memerhatikan dan memperbaharui informasi cuaca dari BMKG melalui kanal-kanal yang tersedia.

Masyarakat diharapkan lebih mengenali lingkungan tempat tinggal beserta potensi bencananya.

"Karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu," disampaikan Teguh Rahayu.

 

 

3 dari 3 halaman

Bagaimana Menghindari Petir?

Menurut BMKG, ada beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan sebagai upaya menghindari sambaran petir, seperti berikut:

- Jika sudah mendengar suara guntur, segera masuk ke dalam ruangan atau rumah, namun jika sedang berada di luar rumah segeralah masuk ke dalam mobil.

- Apabila sedang berada di kolam renang, segeralah naik dan menjauh dari kolam, karena sambaran petir dapat menghantarkan energi ke air.

- Jangan berlindung di bawah pohon, apabila pohon tersambar petir energinya dapat melompat ke tubuh.

- Jauhi tiang listrik, menara, atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir.

- Jangan berada tempat terbuka seperti di lapangan, sawah, taman karena petir akan mencari tanah untuk melepaskan energinya.

- Apabila sedang mengendarai motor, segeralah berhenti dan cari tempat untuk berlindung.

- Jika sedang berteduh di luar ruangan, atur jarak 3 – 5 meter dengan orang lain agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.