Sukses

Hari Kepanduan Sedunia Diperingati Setiap 22 Februari, Ini Sejarahnya

Seluruh dunia memperingati tanggal 22 Februari sebagai Hari Kepanduan Sedunia atau World Scout Day. Berikut ini adalah sejarah dan latar belakang dari peringatan tersebut.

Liputan6.com, Bandung - Para Pramuka di seluruh dunia saat ini tengah merayakan Hari Kepanduan Sedunia atau World Scout Day yang jatuh pada 22 Februari setiap tahunnya. Peringatan bertujuan untuk merayakan hari lahir Bapak Kepanduan Pramuka Dunia, Baden Powell.

Hari Kepanduan Sedunia tentunya diperingati oleh seluruh Organisasi Kepanduan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Biasanya peringatan ini dirayakan dengan berbagai kegiatan mulai dari penggalangan dana atau memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Perayaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari budaya dan tradisi di masing-masing negara. Beberapa negara bahkan merayakan peringatan tersebut dengan menggelar kemah besar, seminar, atau pertunjukan budaya dengan komunitas lokal.

Mengutip dari India Times, pada tahun ini Hari Kepanduan Sedunia mempunyai tema bertajuk “Scouts for a Better World” atau “Pramuka untuk Dunia yang lebih baik”. Selain itu peringatan ini juga bertujuan untuk mengenang berdirinya gerakan pramuka.

Kemudian membuka kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai dari gerakan pramuka. Misalnya nilai-nilai Pramuka seperti kesetiaan, kejujuran, kemandirian, hingga kepedulian terhadap sesama.

Peringatan Hari Kepanduan Sedunia menunjukan bagaimana pentingnya pengabdian para pramuka kepada masyarakat dan lingkungan. Serta pentingnya membangun semangat kepemimpinan serta kerja sama yang kompak.

Kehadiran gerakan pramuka juga memiliki dampak yang cukup besar salah satunya untuk membentuk karakter dari para pemuda di seluruh dunia. Melalui kegiatan-kegiatannya para pemuda bisa berlatih tentang kepemimpinan hingga pelayanan kepada masyarakat.

Gerakan pramuka juga menjadi wadah dalam menjalin persahabatan lintas budaya dan menjadi bukti untuk mendukung adanya perdamaian dan kerja sama antar sesama terutama kerja sama internasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Hari Kepanduan Sedunia

Melansir dari News18, Hari Kepanduan Sedunia sudah dimulai sejak tahun 1907 di Inggris. Saat itu dibentuk sebuah satuan Pramuka sebagai program anak laki-laki dari usia 11 hingga 18 tahun.

Selain itu di tahun yang sama perkemahan percobaan pertama diselenggarakan oleh Robert Baden-Powell. Melalui percobaan tersebut ada sekitar 20 anak laki-laki di Pulau Brownsea, Inggris Raya yang berpartisipasi dan kegiatannya berlangsung dengan sukses.

Kemudian satu tahun kemudian pada 1908 Baden Powell merilis sebuah buku bertajuk “Scouting for Boys” dan mengadopsi nama “The Boys Scouts” untuk gerakan Pramuka. Sementara itu satuan pramuka mulai mengalami perkembangan untuk anak perempuan.

Baden-Powell memulai Girls Guides di bawah kepemimpinan adik perempuannya pada tahun 1910. Pada tahun 1920 Konferensi Kepanduan Dunia pertama berlangsung selama Jambore Kepanduan Dunia pertama di London, Inggris.

Melalui acara tersebut ada sekitar 33 Organisasi Kepanduan Nasional yang hadir dalam konferensi tersebut. Kemudian satuan kepramukaan di negara-negara berkembang secara bertahap mengalami perkembangan menjadi program kepemudaan.

Perkembangan pramuka pun semakin lebih baik dan menjadikan pramuka semakin terlibat dengan masalah sosial, ekonomi, hingga lingkungan di komunitas dan negaranya masing-masing.

Kemudian pada tahun 1947 Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia diberikan Status Konsultatif Umum kepada Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UNESCO). Sehingga sampai saat ini tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Kepanduan Sedunia.

Bahkan tanggal 22 Februari dipilih karena bertepatan dengan hari lahir Baden Powell sang Bapak Pramuka Dunia.

3 dari 4 halaman

Profil Singkat Baden Powell

Melansir dari beberapa sumber Baden Powell mempunyai nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Ia lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London dan merupakan putra  seorang profesor Universitas Oxford dan anak kedelapan dari sepuluh saudara.

Baden Powell menerima beasiswa ke Charterhouse School sebuah institut paling bergengsi di Inggris. Melalui institut tersebut ia mulai memperhatikan alam luar dan kerap bersembunyi di hutan sekitar sekolah untuk melacak satwa liar hingga menangkap dan memasak kelinci.

Ia juga sibuk menghabiskan waktunya dengan berpetualang bersama saudara laki-lakinya ketika liburan. Melalui aktivitas tersebut Baden Powell mengasah keterampilan dan keahliannya di luar ruangan.

Selain itu Powell juga menulis sebuah buku bertajuk “Scouting for Boys” yang menjadi panduan pelatihan untuk organisasi kepemudaan yang ada. Buku ini bahkan menjadi pedoman untuk Gerakan Kepanduan yang baru dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Baden Powell pensiun dari ketentaraan pada tahun 1910 dan mulai mengabdikan hidupnya untuk Gerakan Pramuka. Ia bahkan berkeliling dunia untuk menjadi inspirasi bagi para kaum muda.

4 dari 4 halaman

Menikah dan Meraih Gelar Bangsawan

Baden Powell telah menikah pada tahun 1912 bersama seorang perempuan bernama Olive St Clair Soames. Melalui pernikahan tersebut keduanya dikaruniai tiga anak bernama Peter, Heather, dan Betty.

Melalui pengabdiannya pada gerakan pramuka pada tahun 1920 Baden Powell dinobatkan sebagai Ketua Pramuka Dunia. Selain itu pada Jambore Pramuka Dunia ke-3 Pangeran Wales mengumumkan bahwa Baden Powell akan diberikan gelar kebangsawanan.

Ia mengambil gelar Baron Baden-Powell dari Gilwell untuk menghormati Taman Gilwell sebagai lokasi pusat pelatihan internasional yang didirikan untuk Pemimpin Pramuka. Sementara itu Baden Powell meninggal dunia di usia 83 tahun yaitu pada tanggal 8 Januari 1941.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.