Sukses

Mengaku Menderita di Arab Saudi, TKI Asal Purwakarta Akhirnya Bisa Kembali Pulang

Raut kebahagiaan tergambar dari wajah Iin, seorang TKI asal Kabupaten Purwakarta yang sempat meminta pulang karena tersiksa di Arab Saudi.

Liputan6.com, Purwakarta - Kisah pilu dialami Iin Lina, warga Desa/Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bagaimana tidak, niat hati mencoba peruntungan dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, ibu ini justru malah menelan pil pahit di negeri orang.

Nasib nahas yang menimpa Iin ini pertama kali diketahui, setelah ramainya jagat media sosial dengan kemunculan video permintaan tolong dari sejumlah TKI yang mengaku terlantar di Riyadh, Arab Saudi, pada Januari lalu. Mereka menangis meminta tolong agar bisa segera pulang ke Indonesia.

Dalam video tersebut, salah seorang TKI bernama Iin Lina yang merupakan warga Kabupaten Purwakarta juga meminta tolong kepada Dedi Mulyadi. Bahkan, para TKI juga menyebut nama Joko Widodo dan juga Prabowo Subianto agar membantu mereka pulang.

"Tolong kami Pak Presiden Jokowi, Pak Presiden Prabowo, dan Pak Bupati Dedi Mulyadi. Kami ingin pulang sudah dua bulan tidak digaji, sakit pun tidak diberi obat," ucap Iin dan teman-temannya seperti yang terlihat dari video viral tersebut.

Karena namanya disebut, saat itu juga Dedi Mulyadi langsung bergerak cepat untuk membantu. Hingga akhirnya, para TKI tersebut termasuk Iin Lina bisa pulang ke Indonesia.

Kamis (15/2/2024) sore, Iin Lina akhirnya bisa pulang ke Kabupaten Purwakarta. Di kediamannya, sudah ada Dedi Mulyadi yang sejak siang menunggu kepulangannya. Tangisan pun pecah saat Iin bisa kembali bertemu dengan keluarganya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menggunakan Jalur Ilegal

Beberapa saat kemudian, Iin Lina terlibat perbincangan dengan Dedi Mulyadi. Dari obrolan tersebut terungkap jika ternyata Iin menggunakan jalur ilegal untuk bisa bekerja di Arab Saudi.

"Berangkat ke Arab Saudi itu tahun 2021," ujar Iin di hadapan Dedi Mulyadi.

Iin mengaku, berangkat ke luar negeri ini menggunakan agen dengan izin kunjungan. Bahkan, ia pun diberangkatkan tanpa pelatihan keahlian dan bahasa.

Iin kemudian bekerja di Riyadh selama kurang lebih 1 tahun 6 bulan dengan gaji sekitar 1.000 Real. Selama bekerja Iin mengaku kerap mendapatkan pelecehan dari anak majikannya. Bahkan, pintu kamarnya sempat dibobol hingga hampir terjadi rudapaksa.

Setelah berhasil keluar dari majikan pertama, Iin kembali bekerja di majikan lain selama 5 bulan, tetapi kembali kabur karena tak betah. Ia pun akhirnya terlantar dengan bekerja di rumah pemilik agen yang semula mengajaknya bekerja. Di tempat ini, ia bekerja selama tiga bulan tanpa gaji dan hanya diberi makan seadanya.

"Di rumah agen ini kan ada sama-sama orang Indonesia empat orang. Katanya disuruh bikin video Tiktok, dan akhirnya sampai nyangkut ke bapak (Kang Dedi). Terima kasih sekali Pak Dedi, saya ucapkan banyak terima kasih," ujar Iin.

Iin mengaku bahagia karena bisa kembali pulang ke Indonesia. Namun, kebahagiaannya ini harus terganggu, karena bertengkar dengan suaminya, Wasta.

Masalahnya sepele, yakni gara-gara sang suami tak bisa menjemput ke bandara karena tak punya uang sehingga ia pulang menumpang dengan temannya yang asal Kabupaten Karawang.

3 dari 3 halaman

Putus Mata Rantai Percaloan TKI

Dedi Mulyadi yang pada hari ini menjenguk Iin pun dibuat terkejut dengan hal itu. Ia pun meminta keduanya untuk kembali rukun tinggal di rumah bersama dengan anak-anaknya.

"Sudah, sekarang baikan, salaman. Sudah pulang ke Indonesia, harusnya bahagia," ujar Dedi.

Dalam kesempatan itu, Dedi pun memberikan modal untuk kebutuhan harian selama satu bulan ke depan. Jadi, mereka bisa istirahat di rumah sambil memikirkan uangnya mau dibuat apa.

Tak hanya itu, KDM pun mengantarkan keduanya masuk ke dalam rumah. Ia meminta tidak ada yang mengganggu pasutri yang sudah bertahun-tahun tidak saling bertemu tersebut.

"Pokoknya tidak boleh ada yang ganggu, biar mereka berduaan dulu di rumah," seloroh dia seraya disambut tawa warga yang berkumpul.

Seraya beranjak pulang, Dedi Mulyadi pun berharap kejadian tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Terutama bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan untuk lebih tegas dengan memutus mata rantai penyaluran TKI secara illegal.

Dulu, kata dia, saat ia menjadi Bupati Purwakarta pernah membuat aturan melarang warganya diberi izin untuk bekerja di luar negeri tanpa memiliki keahilan. Sehingga saat itu tidak ada warga Purwakarta yang bekerja secara ilegal seperti Iin.

"Tugas kita semua di pemerintahan Pak Prabowo ke depan untuk memusnahkan yang namanya percaloan tenaga kerja, kita putus mata rantainya. Tidak boleh lagi kejadian seperti ini bisa terjadi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.